FRAKTUR
DEFINISI
Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (KMB edisi 8 vol 3).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang dan
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. (Kapita Selekta Kedokteran).
Fraktur
dapat dibagi menjadi:
- fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan duia luar.
- fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan duia luar karena adanya perlukaan di kulit.
Fraktur
adalah pemisahan atau patah tulang. ada 5 klasifikasi utama fraktur adalah :
- Incomplete : Fraktur hanya melibatkan bagian potongan menyilang tulang. salah satu sisi patah, yang lain biasanya hanya bengkok (grreenstick).
- Complete : Garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan fragmen tulang biasanya berubah tempat.
- Tertutup (simple) fraktur tidak meluas melewati kulit .
- Terbuka (Compound) : fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi.
- Patologis : fraktur terjadi pada peyakit tulang (seperti kaker, osteoporosis), dengan tidak ada trauma atau hanya minimal.
(Kapita Selekta Kedokteran).
ETIOLOGI
Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
puntir mendadak dan bahkan konstraksi otot ekstrem. Meskipun tulang
patah, jaringan sekitarya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan luak, perdarahan ke otot dan
sendi, dislokasi sendi, rupture tendo, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh
darah. (KMB edisi 8 vol 3).
MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi.
- Deformitas
- Terjadi pemendekan tulang karena konstraksi otot yang melekat di atas da bawah tempat fraktur.
- Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan teraba adaya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
- Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.
(KMB edisi 8 vol 3).
PENATALAKSANAAN
KEDARURATAN
Nyeri sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat
dikurangi dengan menghindari gerakan fragmen tulang dan sendi sekitar
fraktur. Pembidaian yang memadai, untuk mecegah kerusakan jaringan luak oleh
fragmen tulang.
Daerah yang cedera diimobilisasi dengan memasag bidai
sementara dengan bantalan yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang.
Imobilisasi tulang
panjang ekstremitas bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tugkai
bersama, dengan ekstremitas yang sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas
yang cedera.Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril)
utuk mecegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam.
Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi degan
lengkap. Pakaian dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan
kemudian dari sisi cedera. Ekstremitas sebisa mungkin jangan sampai digerakan.
(KMB edisi 8 vol 3).
PRINSIP PENANGANAN FRAKTUR
1.
Reduksi fraktur (setting
tulang) berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi
anatomis.
a.
Reduksi Tertutup ; pada kebanyakan
kasus, reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke
posisinya (ujung-ujungnya saling berhubugan) dengan manipulasi dan traksi
manual.
b.
Traksi dapat digunakan untuk mendapatkan
efek reduksi dan imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot
yang terjadi.
c.
Reduksi Terbuka. Alat fiksasi interna
dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku, atau batangan logam dapa digunakan
untuk empertahankan fragmen tulang dalam posisinya sapai penyembuhan ulang yang
solid terjadi. Alat ini dapat diletakan disisi tulang
atau dipasang melalui fragmen tulang atau
langsung ke rongga sumsum tulang.
2.
Imobilisasi fraktur
3.
Mempertahakan dan mengembalikan
fungsi.
KOMPLIKASI FRAKTUR
Komplikasi Awal
- Syok hipovolemik atau traumatic, akibat perdarahan (baik kehilagan darah ekstena maupun yang tak kelihatan) dan kehilangan cairan eksrasel ke jaringan yang rusak
- Sindrom Emboli Lemak, setelah fraktur terjadi dapat terjadi emboli lemak, khususnya pada dewasa muda (20 samapi 30 tahun) pria.
Komplikasi Lambat
- Penyatuan Terlambat atau tidak ada Penyatuan
- Nekrosis Avaskuler Tulang
- Reaksi erhadap Alat Fiksasi Interna.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi / luasnya fraktur / trauma
- skan tulang, tomogram, skan CT/MRI memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
- Hitung darah lengkap
- profil koagulasi
PROSES KEPERAWATAN
a.
Pengkajian
- Aktivitas /Istirahat
Keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian yang
terkena
- Sirkulasi
Hipertensi (kadang terlihat sebagai respon terhadap
nyeri / ansietas)atau hipotensi, Takikardia (respon Stress), Penuruan/ tidak
ada nadi pada bagian distal yang cedera; pengisian kapiler lambat, pucat pasi
bagia yang terkena. Pembengkakan jaringan atau massa hematoma pada sisi cedera.
- Neurosensori
Hilang gerakan
/ sensasi, spasme otot, kesemutan (parestesis), deformitas lokal, krepitasi,
agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri / ansietas atau rauma lain).
- Nyeri / Kenyamanan
Nyeri berat tiba – tiba pada saat cedera, tak ada yeri
akibat kerusaka saraf, kram otot (setelah imobilisasi)
- Keamanan
Laserasi kulit, perdarahan, perubahan warna, pembegkakan lokal.
ANALISA DATA
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
DS:
-
Klien mengeluh nyeri pada
bagian yang cedera.
-
Klien megatakan nyeri
bertambah bila bergerak.
DO:
-
Klien tampak meringis
-
Mempertahakan pada satu
posisi
-
|
Trauma / cedera pada jaringan lunak
↓
Meragsang pengeluaran zat bradikinin dan dihantarakan ke
hipotalamus
↓
Nyeri dipersepsikan
↓
Nyeri bertambah apabila bergerak
|
Nyeri
|
DS:
-
Klien mengatakan nyeri
bertambah apabila bergerak
DO:
-
klien tampak mempertahankan
satu posisi
-
ADL dibantu
|
Adaya Cedera / fraktur
↓
Kerusakan rangka euro muskuler
↓
Nyeri dipersepsikan
↓
Neri bertambah apabila bergerak
|
Kerusakan mobilitas fisik
|
DS:
DO:
-
Adanya luka akibat fraktur
-
Terpasang traksi
|
Indikasi Fraktur
↓
Adaya luka terbuka dan diindikasika untuk pemasangan traksi
↓
Kontinuitas jarigan terputus
↓
Integritas kulit terganggu
|
Kerusakan integritas kulit / jaringan
|
DS:
DO:
-
adanya luka pada area fraktur
-
Adanya kemeraha di area luka
-
Luka masih basah
-
|
Fraktur terbuka
↓
Port de entry mikroorgaisme
↓
Tanda infeksi terlihat
↓
Resikio tinggi infeksi
|
Resiko tinggi infeksi
|
DS:
DO:
-
Klien tampak banyak bertanya
mengenai penyakitnya
-
Klie tampak gelisah
|
Fraktur / cedera
↓
Kurang inforamsi mengenai keadaan yang dialami
↓
Gelisah dan cemas
↓
Klien banyak bertanya
|
Kurang pengetahuan
|
b.
Masalah Keperawatan
- Nyeri
- Kerusakan mobilitas fisik
- Kerusakan integrias kulit / jaringan
- Resiko tinggi infeksi
- Kurang pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri b.d. Gerakan Fragmen Tulang, edema, dan cedera pada jaringan lunak.
- Kerusakan Mobilitas Fisik b.d. Kerusakan rangka Neuromuskuler; nyeri/ketidaknyamanan.
- Kerusakan Integritas Kulit / Jaringan b.d. fraktur terbuka; pemasangan traksi pen; akumulasi sekret.
- Resiko Tinggi Infeksi b.d. trauma jaringa terpajan pada lingkungan; tidak adekuatnya pertahanan primer.
- Kurang pengetahua b.d. tidak megenal sumber informasi / salah interpretasi informasi.
No comments :
Post a Comment