BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Herpes
Zoster
adalah radang kulit akut dengan sifat khasnya yaitu terdapat vesikel yang
tersusun kelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya dan
biasanya unilateral.
(Purrawan Juradi, 1982 :
510).
Anak-anak yang
telah sembuh dari infeksi yang diakibatkan oleh virus zoster resisten terhadap
varisela dan anak yang telah menderita varisela tidak lagi peka terhadap virus
zoster primer. Herpes zoster lebih sering menyerang pada orang dewasa 40 tahun
ke atas.
Teknik
perawatan herpes zoster harus dapat dikuasai dan dijalankan oleh mahasiswa
untuk dapat memenuhi kompetensinya dalam perawatan pasien dengan gangguan
sistem integumen. Herpes zoster dengan
melaksanakan asuhan keperawatan yang kompherensif agar klien dapat
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan dapat hidup produktif lagi.
1.2.
Tujuan
Penulisan
a. Tujuan
umum : Mahasiswa mampu mengetahui dan
menyelenggarakan asuhan keperawatan dengan gangguan sistem integumen ; herpes
zoster dengan pendekatan proses keperawatan.
b. Tujuan
khusus : Mahasiswa mampu mengetahui dan
menyelenggarakan asuhan dengan gangguan sistem integumen ; herpes zoster
meliputi :
1.
Mengkaji
data dasar pasien.
2.
Mengelompokkan
dan menganalisis data.
3.
Menentukan
masalah.
4.
Membuat
diagnosa.
5.
Membuat
rencana keperawatan.
6.
Menentukan
tujuan & kriteria keberhasilan.
7.
Melaksanakan
tindakan keperawatan sesuai dengan rerpa
8.
Mengevaluasi
hasil tindakan seuai dengan kriteria keberhasilan.
9.
Mendokumentasikan
asuhan keperawatan.
10.
Memberikan
perkes.
1.3.
Rumusan
Masalah
Materi yang
dibahas dalam makalah ini meliputi :
a. Konsep dasar erpes zoster
b. Proses keperawatan herpes zoster
c. Asuhan keperawatan pada klien dengan
herpes zoster
1.4.
Metoda
dan Teknik Penulisan
Data disusun
secara deskriptif dengan menjelaskan keadaan klien herpes zoster. Data yang
disusun didapatkan dari :
a.
Study
lapangan
Menggunakan Ruang perawatan XIV sebagai lahan praktek dalam mencari
kasus herpes zoster.
b.
Wawancara
Mencari data dengan wawancara klien dan keluarga
c.
Observasi
dan pemeriksaan fisik
Mengobservasi
keadaan klien
d.
Study
dokumentasi
Menggunakan
catatan medik klien
e.
Study
literatur
Menggunakan buku-buku sumber yang berhubungan dengan penyakit herpes
zoster dan perawatannya.
1.5.
Sistematika
Penulisan
Bab I : Menjelaskan tentang latar belakang
masalah, tujuan penulisan makalah, metode dan teknik penulisan serta
sistematika penulisan.
Bab II : Menguraikan tentang konsep dasar
penyakit herpes zoster meliputi definisi, etiologi, patologi, stadium dan
klasifikasi serta proses keperawatan.
Bab III : Memaparkan tentang bentuk asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem integumen herpes zoster.
Bab IV : Memaparkan penutup dengan menguraikan
kesimpulan dan saran.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
2.1.
Definisi
a.
Menurut
Purrawan Juradi, dkk (1982) herpes
zoster adalah radang kulit dengan sifat khasnya yaitu terdapat vesikel yang
tersusun berkelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya
dan biasanya unilateral.
b.
Menurut
Arif Mansyur, herpes zoster (campak, cacar ular) adalah penyakit yang
disebabkan infeksi virus varicella. Zoster yang menyerang kulit dan mukosa
infeksi ini merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah infeksi primer
kadang-kadang infeksi berlangsung sub kronis.
c.
Menurut
Jewerz .E. dkk (1984) herpes zoster adalah suatu penyakit sporadik yang
melemahkan pada orang dewasa yang ditandai oleh reaksi peradangan radiks
posterior syaraf dan ganglia. Diikuti oleh kelompok vesikel di atas kulit yang
dipersyarafi oleh syaraf sensorik yang terkena.
d.
Menurut
Peruus herpes zoster adalah radang kulit akut yang disebabkan oleh virus
Varisella zoster dengan sifat khas yaitu tersusun sepanjang persyarafan
sensorik.
2.2.
Penyebab
Virus yang
disangka sejenis dengan virus penyebab varisella. Virus tersebut menyebabkan
radang ganglion radiks posterior.
2.3.
Pencetus
Penurunan
imunitas pada :
1.
Keganasan
2.
Radiasi
3.
Imuro
suppressive
4.
Penggunaan
kortikosteroid yang lama
2.4.
Patogenesis
Masa tunasnya 7-12
hari masa aktif penyakit berupa lesi baru dan yang tetap timbul berlangsung
kira-kira 1-2 minggu virus berdiam di ganglion posterior susunan syaraf tepi
dan ganglion kronialis.
Lokasi kelainan
kulit sekitar daerah persyarafan ganglion kadang-kadang virus menyerang
gangguan arterior bagian motorik kranolis sehingga memberikan gejala gangguan
motorik.
2.5.
Manifestasi
Klinik
1.
Gejala
prodormal
Gejala sistemik
seperti demam, pusing, malaise, dan lokal (nyeri otot, tulang, gatal, pegal
dsb) pada dermatom yang terserang.
2. Stadium
Timbul popula
atau plakat berbentuk urtika setelah 1-2 hari akan timbul gerombolan vesikel
dengan dasar kulit yang eritematosa dan odema vesikel air berisi cairan yang
jernih.
2.6.
Stadium
Krutasi
Vesikel menjadi
puruler dapat menjadi pustula dan krusta kadang-kadang vesikel mengandung darah
disebut herpes zoster haemorasik krusta akan lepas dalam waktu 1-2 minggu dapat
timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyumbatan tanpa
sikasrek sering terjadi neuralgia pasca hepatica terutama pada orangtua yang
dapat berlangsung berbulan-bulan yang bersifat sementara.
Ciri Khas :
§ Nyeri radikuler
§ Unilateral
§ Gerombolan vesikel yang
tersebar sesuai dengan dermatom yang meruasi oleh satu ganglion syaraf
sensorik.
Gejala lainnya
:
§ Pembesaran KGB regional
§ Kelainan motorik berupa
kelainan sentral daripada perifer
§ Fuper parostesi pada daerah
yang terkena
§ Kelainan pada muka akibat
gangguan trigenirus (dengan gangguan gaseri) atau n. fasialis & optikus
(dari gangguan garikulotum)
2.7.
Klasifikasi
Herpes Zoster
a. Herpes Zoster Optalnikus
terjadi infeksi cabang pertama N. Trigenirus yang menimbulkan
kelainan pada mata cabang kedua dan ketiga yang menyebabkan kelainan kulit pada
daerah persyarafan.
b. Sindrom Ramsay Hurt
Diakibatkan gangguan N. Fasiolis dan optikus sehingga
memberikan gejala paralysis otot muka
(paralisis Bell) kelainan kulit sesuai tingkat persyarafan, kliris vertigo, gangguan pendengaran, regtagnius dan
raisea juga terdapat gangguan pengecapan.
c. Herpes
Zoster Abortif
Berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa
beberapa vesikel dan eritem.
d. Herpes
Zoster Generaligata
Kelainan kulit
unilateral dan segmental ditambah yang menyebar secara generalisata berupa
vesikel soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua
atau pada orang yang kondisi fisiknya sangat lemah, misalnya penderita :
Umforra malignum.
2.8.
Komplikasi
Pada usia
diatas 40 tahun kemungkinan terjadi neuralgia pasca herpetic.
2.9.
Pemeriksaan
Penunjang
Pada
pemeriksaan percobaan T. Zarck dapat ditemukan sel dativa berinti banyak.
2.10. Diagnosa Banding
·
Herpes
simplek
·
Varicella
·
Dermatis
Contacta alergika
·
Penyakit
dengan efloresersi bulla ; pemfisus vulgaris
·
Dermatis
herpenformis dan dutega
·
Bulos
pumfigord
2.11. Penatalaksanaan
1.
Therapi
sistemik umumnya bersifat simptomatik untuk nyeri diberikan analgetik jika
disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik.
2.
Bila
syaraf oftalnikus cabang dari syaraf trigenirus terkena muka dirujuk ke arah
mata karena dapat terjadi perporasi kornea.
3.
Pemberian
kortikosteroid sistemik diri dapat mencegah timbulnya neuralgia post herpatica
dan untuk mencegah fibrosis garcialia.
4.
Therapi
topical bergantung pada stadium :
a.
Stadium
vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder.
b.
Bila erosif diberikan kompres terbuka.
c.
Bila
ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.
5.
Kompres
pada daerah yang terserang :
a.
Bila
lokal kering, bedak berisi aodum berikulm 10%, Oksisum Zursi 10% dan mentol 1%.
b.
Bila
basah kompres garam tadi, kompres solutio burowl
6.
Istirahat
2.12.
Asuhan
Keperawatan
a. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
DS : Pada stadium predermal/klien mengeluh nyeri
otot , lemas.
DO : Klien tampak malaise, aktivitas klien tampak
terbatas.
2. Eliminasi
DS : Tidak ada perubahan pola eliminasi.
DO : -
3. Sirkulasi
DO : Ada eritema daerah dermatom yang terserang
pada awal gejala kemerahan.
DS : Klien merasa panas pada daerah yang terserang.
4. Nutrisi
DS : Adanya kehilangan nafsu makan, kehilangan
sensasi pada lidah.
DO : Penurunan berat badan.
5. Neurologi
DS : Adanya pusing, nyeri, menurunnya penglihatan,
gangguan penciuman, neuralgia hebat pada orang tua.
DO : Paralise wajah, sukar berkomunikasi secara
verbal, pendengaran berkurang, paralise otot intrinsik dan ekstrinsik mata.
6. Integumen
DS : Klien mengeluh ada perubahan pada dirinya
berupa tidak ada rasa pada daerah yang terserang.
DO : Pada stadium prodormal belum terlihat kelainan
pada kulit dan akar muncul pada stadium erupsi berupa popula - vesikel berisi
cairan yang jernih serta pada stadium krusta berbentuk vesikel, purulen,
prostula, krusta – ulpus – sikatrik.
7. Psikologik
DS : Klien merasa tidak berselera, tidak ada
harapan merasa menarik dengan keadaannya.
DO : Tidak kooperatif labil, moral kesukaran
mengekspresikan perasaannya perubahan citra tubuh.
8. Interaksi sosial
Kerusakan komunikasi, sukar bicara,
perubahan peran.
9. Kenyamanan/nyeri
DS : Nyeri radikuler.
DO : Gelisah dan ekspresi wajah tegang.
10. Pendidikan kesehatan
DS : Adanya riwayat varisella, gangguan
kontrikosteroid lama.
Pemeriksaan
Diagnostik
Berdasarkan :
1.
Gejala,
gejala kurik.
2.
Sitologi
(64% Tzarck sinear +) adanya sel raksasa yang multi lokuler dan sel akan
tolitek.
3.
Kultur
virus (lembaga virology)
b. Diagnosa Keperawatan
1.
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan lesi dan prunitus.
2.
Perubahan
rasa nyaman berhubungan dengan erupsi dermal dan prunitus.
3.
Resiko
terhadap penularan infeksi baru berhubungan dengan sifat menular dari
organisme.
4.
Perasaan
rendah diri.
5.
Resiko
terhadap ketidak aktifan pelaksanaan aturan therapeutika berhubungan dengan
ketidak cukupan tentang kondisi (penyabab perjalanan penyakit) pencegahan,
pengobatan dan perawatan kulit.
c. Intervensi
1. Dx
1 : Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan lesi dan prunitus.
Tujuan : Lesi
mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut, kulit besih kering.
Intervensi :
-
Kaji
kerusakan, ukuran, kedalaman, warna, cairan setiap 4 jam.
-
Perhatikan
teknik aseptic.
-
Gunakan
kompres basah/kering.
-
Pantau
suhu tiap 4 jam, laporkan ke dokter jika ada peningkatan.
2. Dx
2 : Resiko terhadap penularan infeksi.
Tujuan : Penularan
infeksi tidak terjadi.
Intervensi :
-
Cuci
tangan sesudah dan sebelum tindakan
-
Perhatikan
kebersihan lokal.
-
Pemberian
antibiotik untuk mencegah perluasan bakteri dan infeksi.
3. Dx
3 : Perasaan rendah diri berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh.
Tujuan :
-
Mengungkapakan
perasaan dan pikiran mengenai diri
-
Mengidentifikasi
2 atribut positif mengenai diri.
Intervensi : a. Tetapkan hubungan saling percaya perawat
klien.
-
Dorong
individu untuk mengekpresikan perasaan khususnya mengenai cara dia memandang
dirinya.
-
Berikan
informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang diberikan.
-
Perjelas
berbagai kesalahan konsep individu menganai diri : Perawatan atau pemberi
perawatan
-
Berikan
privasi dan lingkungan yang nyaman.
b. Tingkatkan
interaksi sosial
-
Bantu
klien untuk menerima bantuan dari orang lain.
-
Dukung
keluarga sewaktu mereka beradaptasi.
c. Gali
kekuatan dan sumber-sumber individu.
d. Diskusikan
harapan ! Gali alternatif realitas
d. Implementasi
Tindakan
perawatan dilaksanakan berdasarkan masalah yang ada pada klien.
e. Evaluasi
Apakah
kerusakan integritas kulit berkurang ?
Apakah
rasa nyaman terpenuhi ?
Apakah
klien mampu mengungkapkan perasaan mengenai dirinya ?
Apakah
harga diri klien merosot ?
Apakah
penular infeksi terjadi ?
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN.A DENGAN DIAGNOSA HERPES ZOSTER DI RUANG PERAWATAN XIV
RUMAH SAKIT DUSTIRA
3.1. PENGKAJIAN
A. Biodata
Nama Klien : Tn.A
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : TNI-AD
Kesatuan : Arhanudri III
Suku bangsa : Sunda
Status
perkawinan : Kawin
Alamat : Asrama
Kesatuan
Tgl. masuk : 20 November 2002
Tgl. dikaji : 21 November 2002
No. Register :
4372/XI/02
Diagnosa medis :
Herpes Zoster
B. Riwayat Kesehatan Klien
1.
Kesehatan
sekarang
5 hari
sebelum klien masuk rumah sakit, klien mengeluh gatal dan panas pada darah dada
kanan dan menjalar ke pungggung kanan dan adanya bintik-bintik kecil sebesar
telur ikan. Kemudian klien berobat ke poliklinik kulit dan klien dikirim ke
ruang perawatan XIV untuk di opname.
-
Keluhan
Klien mengeluh
panas pada daerah dada kanan dan menjalar ke punggung kanan disertai gatal dan
adanya bintik-bintik kecil sebesar telur
ikan, panas dirasakan setiap saat.
-
Alasan
masuk rumah sakit
Klien mengeluh
panas dan gatal pada daerah dada kanan dan menjalar ke punggung kanan dan
adanya bintik-bintik kecil sebesar telur ikan.
2.
Kesehatan
masa lalu
Klien
belum pernah menderita penyakit seperti yang diderita saat ini atau penyakit
berat lainnya.
3.
Riwayat
kesehatan keluarga
Dalam keluarga
klien tidak ada yang menderita kronis, menular penyakit turunan dan penyakit
seperti yang diderita klien.
4. Struktur keluarga klien
Keterangan :
Perempuan
Laik-laki
Klien
Tinggal
serumah
C.
Data Biologis
D.
Data Fisik
1.
Keadaan
umum
Kesan umum : klien tampak sakit
sedang
Penampilan : lemah
Kesadaran : CM
2.
TTV : T : 110/80 mmhg
S : 36oC
N : 94 x/mnt
3.
Kepala : rambut hitam dan
pendek, kulit kepala bersih.
Mata :
icterus, anemis, fungsi baik, bentuk simetris.
Hidung :
lubang simetris, fungsi penciuman baik, pernafasan cuping tidak nampak.
Telinga : bentuk simetris, fungsi pendengaran baik, tidak
terdapat serumen, tidak menggunakan alat bantu.
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, , tidak teraba massa.
4.
Axilla : tidak ada pembesaran
kelenjar limpa.
5.
Thorax :
terdapat herpes zoster yang menjalar kepunggung kanan atas, bentuk simetris
6.
Abdomen : bentuk dasar super, keadaan baik, garis usus 20 x/mnt.
7.
Ekstermitas :
atas dan bawah, tidak ada oederm, tidak ada kelainan, tidak ada varises, reflek
baik.
E. Data Psikologi
1.
Status
emosi
Klien tampak
gelisah dan cemas akan penyakitnya
2.
Konsep
diri
-
Persepsi
terhadap identitas diri : klien adalah sebagai anggota TNI-AD dan sebagai suami
sekaligus ayah
-
Body
image : klien merasa dirinya masih mampu dan kuat untuk beraktivitas.
-
Peran
dan tanggung jawab keluarga : klien sebagai kepala rumah tangga yang
bertanggungjawab penuh kepada keluarganya
3.
Gangguan
komunikasi : klien berkomunikasi dengan terbuka dan selalu menjawab semua
pertanyaan yang diberikan.
4.
Pola
interaksi : klien dapat memberikan respon terhadap perawat/teman bicara.
5.
Pola
kopirs : apabila ada masalah klien selalu meminta pertimbangan istri dan
rekan-rekannya.
F. Data Sosial
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI-AD
Hubungan sosial :
Klien mau diajak komunikasi, baik dengan perawat, keluarga dan pasien lain.
G. Data Spiritual
Klien
sangat yakin bahwa penyakitnya dapat sembuh dan klien selalu berdoa untuk
kesembuhan penyakitnya.
H.
Data
Penunjang
I.
Therapy
-
Sol
Acid Salycil 1%
-
Aey
Clovir 5 x 800 mg/hr
-
Diloneurobion
3 x 1 tab/hr
3.2.
Analisa
data
PRIORITAS MASALAH
1.
Gangguan rasa nyaman nyeri
sehubungan dengan proses peradangan, ditandai dengan :
DO :
tampak vesikel berair di daerah dada
kanan dan menjalar ke punggung kanan atas.
DS : Klien mengeluh nyeri panas dan terbakar.
2.
Kerusakan intensitas kulit
berhubungan dengan reaktivitas herpes zoster dengan ditandai dengan :
DO :
tampak vesikel berair di daerah dada
kanan dan menjalar ke punggung kanan atas.
DS : Klien mengeluh nyeri panas dan terbakar.
3.
Resiko terhadap penularan
insfeksi berhubungan dengan sifat-sifat alamiah virus ditandai dengan :
DO :
Klie berinteraksi dengan orang lain, tampak vesikel berair di daerah dada kanan
dan menjalar ke punggung kanan atas.
NO.
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
P E R E N
C A N A A N
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Gangguan
rasa nyaman nyeri
|
Tujuan
jk. panjang :
|
1.
kaji intensitas nyeri dgn
|
1.
Utk mengetahui nyeri
|
21-11-2002
Jam 10.00
|
21-11-2002
Jam 12.00
|
|
sehubungan
dgn peradangan
|
-
Nyeri hilang
|
menggunakan skala
|
dan tindakan yg harus
|
1.
Mengkaji Intensitas
|
1.
Lokal terasa lebih
|
|
Yang
ditandai dengan
|
|
nyeri
|
Diberikan
|
nyeri dengan
|
Dingin
|
|
DO
: Tampak vesikel berair di
|
Tujuan
jk. pendek :
|
2.
Bantu dgn ajarkan
|
2.
Teknik distraksi,
|
menggunakan skala
|
2.
Gatal berkurang
|
|
daerah
dada kanan & menjalar
|
-
Setelah 3 hari
|
program terhadap nyeri
|
imajinasi & relaksasi
|
nyeri dengan
|
|
|
ke
punggung kanan atas
|
perawatan nyeri
|
dengan menggunakan
|
Mengalihkan perhatian
|
2.
Membantu dan
|
21-11-2002
Jam 13.00
|
|
DS
: Klien mengeluh nyeri dan
|
hilang
|
teknik relaksasi,
|
klien terhadap nyeri
|
mengajarkan program
|
Nyeri
berkurang
|
|
panas
seperti terbakar
|
ada
|
distraksi & imajinasi
|
3.pengompresan
|
Thp nyeri dengan
|
|
|
|
-
Klien menyatakan
|
3.
Tingkatkan aktivitas
|
membantu kelancaran
|
menggunakan teknik
|
|
|
|
dalam batas yang
|
disintraksi
|
sirkulasi darah ke
|
distraksi
|
|
|
|
dapat ditoleransi
|
4.
Beri kompres topikat
|
jurusan nyeri & panas
|
3.
Memberikan kompres
|
|
|
|
-
Menampakkan
|
sol acid calycil 1%
|
Berkurang
|
topikal sol acid salycil
|
|
|
|
ketegangan
|
5.
Berikan aarolgetik jika
|
4.
Analget membantu
|
1%
|
|
|
|
ekspresi wajah
|
perlu
|
memblokir nyeri
|
21-11-2002
Jam 12.00
|
|
|
|
yang rileks
|
|
|
4.
Memberikan analgetik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Kerusakan
Integritas kulit
|
Tujuan
jk. panjang :
|
1.
Kaji kerusakan, ukuran
|
1.
Mengetahui tingkatan/
|
21-11-2002
Jam 11.00
|
21-11-2002
Jam 13.30
|
|
sehubungan
dgn reaktivitas
|
-
Kulit kembali
|
dan kedalaman warna
|
derajat kerusakan dpt
|
1.
Mengkaji kerusakan,
|
1.
Luka masih
|
|
Virus
herpes zoster ditandai :
|
normal halus dan
|
cairan setiap 4 jam
|
Menentukan tindakan
|
ukuran, kedalaman,
|
berbentuk vesikel
|
|
DS
: Klien mengeluh gatal
|
tanpa meninggal
|
2.
Berikan teknik septik
|
yang harus dilakukan
|
warna cairan
|
berisi cairan
|
|
DO
: Tampak vesikel berair di
|
jan sikatrik
|
dan aseptik
|
2.
Untuk mencegah
|
2.
Memberikan teknik
|
2.
Suhu tidak
|
|
daerah
dada kanan & menjalar
|
Tujuan
jk. pendek :
|
3.
Gunakan kompres
|
terjadinya infeksi lanjut
|
septik dan aseptik dlm
|
meningkat
|
|
ke
punggung kanan
|
-
5 hari, 3 hari lesi
|
basah
|
3.
Kompres membantu
|
memberikan kompres
|
|
|
|
mulai pulih
|
4.
Pantau suhu tiap 4 jam
|
lesi kering dan
|
3.
Memantau suhu tiap
|
|
|
|
-
Area bebas
|
dan laporkan ke dokter
|
membersihkan kotoran
|
4 jam
|
|
|
|
diinteraksi lanjut
|
jika ada peningkatan
|
4.
Peningkatan suhu
|
|
|
|
|
-
Kulit bersih dan
|
|
membantu mengiden-
|
|
|
|
|
kering
|
|
tifikasi infeksi lanjut
|
|
|
|
|
|
|
lajur-lajur kerusakan
|
|
|
|
|
|
|
integritas semakin
|
|
|
|
|
|
|
Bertambah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Resiko
terhadap penularan
|
Tujuan
jk. panjang :
|
1.
Cuci tangan sebelum &
|
1.
Mencegah terjadinya
|
21-11-2002
Jam 11.00
|
|
|
infeksi
sehubungan dengan
|
-
Penularan infeksi
|
& sesudah melakukan
|
Infeksi
|
1.
Mencuci tangan
|
|
|
sifat-sifat
alamiah virus
|
tidak terjadi
|
tindakan
|
2.
Mencegah terjadinya
|
sebelum dan sesudah
|
|
|
ditandai
dengan :
|
|
2.
Perhatikan teknik
|
Perluasan
|
melakukan tindakan
|
|
|
DO
:
|
Tujuan
jk. pendek :
|
septik dan aseptik
|
|
2.
Mempertahankan
|
|
|
-
Klien berinteraksi dengan
|
-
Keluarga tdk ada
|
3.
Perhatikan jaringan
|
|
jaringan sekitar lesi
|
|
|
orang lain
|
yang mengalami
|
sekitar lesi
|
|
dan membersihkan
|
|
|
-
Terdapat vesikel berair di
|
sakit yang sama
|
4.
Perhatikan kebersihan
|
|
lokal
|
|
|
daerah dada kanan dan
|
-
Organ lainnya
|
lokal
|
|
|
|
|
menjalar kepunggung kanan
|
normal
|
5.
Pemberian antibiotik
|
|
|
|
|
atas
|
|
untuk mencegah
|
|
|
|
|
|
|
perluasan lesi atau
|
|
|
|
|
|
|
infeksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.4. Catatan Perkembangan
BAB IV
PENUTUP
4.1.
KESIMPULAN
Herpes zoster merupakan penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus varisella zoster yag menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini
merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah infeksi primer yang diikuti
oleh kelompok vesikel di atas kulit dan lebih sering mengenai pada orang
dewasa.
Perawatan herpes zoster dititik beratkan
pada kebersihan diri, kebersihan lingkungan dan mencegah terjadinya penularan
virus. Untuk klien yang dirawat di rumah keluarga harus memahami perawatan
herpes zoster dengan mengikuti anjuran dan nasehat dokter serta perawat. Klien
dengan herpes zoster harus disiplin dalam pengobatan dan perawatan untuk
mencapai kesehatan
4.2.
SARAN
Penulis menyarankan dalam asuhan keperawatan
kepada klien dengan herpes zoster harus mampu menerapkan teknik septik dan
anseptik guna mencegah terjadinya infeksi rosokomial.
Masyarakat hendaknya lebih memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada selagi penyakit dapat diketahui sendiri dan
ditanggulangi secepat mungkin guna mencapai kesehatan yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Carperito,
Lynda Juall (1998), Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC.
2.
Djuanda,
Adhi (1999), Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Jakarta, EGC.
3.
FKPP,
SPK (1999), Perawatan VC, Jakarta.
4.
Gayo, Buku Pintar Kesehatan, Jakarta, Mawar
Gempita.
5.
Geisseter
Doerses (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.
6.
Mansoer
Arif dkk. (2000), Kapita Selecta Kedokteran, Jakarta, EGC.
7.
Price
Sylvia (1995), Patofisiologi, Jakarta, EGC.
No comments :
Post a Comment