ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. T DENGAN GANGGUAN
SISTEM
PERSYARAFAN : POST EXTERNAL VENTRIKEL DRAINAGE A.I
HYDRO
CEPALUS ACUTE NON COMUNICAN
E.C
SOL INTRA TENTORIAL DI RUANG
RC III BEDAH SYARAF RS Dr.HASAN SADIKIN BANDUNG
1.
BIODATA
Identitas Klien
Nama
: Tn. T
Umur
: 32 Th
Jenis
kelamin : laki laki
Agama : islam
Status
perkawinan : Belum Kawin
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh
Suku Bangsa : Sunda
Alamat
: Gg. Mesjid
Kamasan Rt 03 Rw 04 Desa Kamasan Kec. Banjaran Kab. Bandung
Tanggal
/ jam masuk : 12 Januari 2009 jam
11.24 WIB
Tanggal
pengkajian : 26 Januari 2009 jam
10.00 WIB
No
Rekam Medik : 0000810836
Ruangan
: RC 3 ( Bedah
Saraf )
Diagnose
medic : Post EVD Atas Indikasi Hydro Cepalus Acute Non Comunican E.C Sol
Intra Tentorial
Data
Penanggung Jawab
Nama
: Ny. S
Umur
: 70 Th
Pendidikan : SD
Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien : Ibu Kandung
klien
Alamat : Gg. Mesjid Kamasan Rt 03 Rw 04 Desa Kamasan Kec. Banjaran Kab. Bandung
II.
Riwayat
Kesehatan
A.
Keluhan utama : klien
mengeluh nyeri pada kepala
B.
Riwayat Kesehatan
Sekarang
+
2 tahun sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan sering pusing terutama pada waktu bangun pagi, klien
berusaha mengobatinya dengan meminum obat warung seperti bodrek tetapi tidak
kunjung sembuh,klien mengatakan sakitnya semakin bertambah dari hari ke hari.
Kemudian pada 2 bulan terakhir sebelum masuk rumah sakit pandangan klien kabur
sehingga klien dibawa ke rumah sakit. kemudian pada tanggal 12 januari 2009
klien di rawat di RC III bedah syaraf, dan pada tanggal 23januari 2009
dilakukan pemasangan EVD
1.
Keluhan
utama saat di kaji :
Pada saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 26 Januari 2009,
klien mengeluh nyeri di daerah kepala, nyeri terasa di tusuk – tusuk. nyeri
berkurang bila klien istirahat dan nyeri bertambah jika klien beraktifitas,
dengan skala nyeri 4 dari 1 – 5.
C.
Riwayat
kesehatan dahulu :
Klien belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dan
klien tidak pernah mengalami riwayat kecelakaan maupun riwayat di operasi klien
juga tidak mempunyai alergi dan ketergantungan terhadap obat.
D.
Riwayat
Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit yang sama dengan klien, selain itu klien juga mengatakan tidak
memiliki penyakit keturunan dan penyakit bawaan.
E.
Genogram :
C
Keterangan
:
: laki – laki :
Cerai
:
Perempuan ------- :
tinggal serumah
:
klien : orang terdekat
III.
Data Pola Kebiasan Klien
No
|
Data
Biologis
|
Sebelum
Sakit
|
Sesudah
Sakit
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Pola makan
§ Frekwensi
§ Jenis
§ Pantrangan
§ Gangguan menelan
§ Gangguan mengunyah
§ Berat badan
§ Diet
§ Keluhan
Pola minum
§ Frekwensi
§ Jumlah
§ Jenis
§ Kebiasaan
§ Pantangan
§ Keluhan
Pola eliminasi BAB
§ Frekwensi
§ Warna
§ Bau
§ Konsistensi
§ Keluhan
Eliminasi BAK
§ Frekwensi
§ Warna
§ Bau
§ Jumlah
§ Alat
Bantu
§ Keluhan
Pola istirahat dan tidur
§ Frekwensi
§ Lama
tidur siang
§ Lama
tidur malam
§ Kebisaan
pengantar tidur
§ Kesulitan
tidur
§ Kebiasaan
menggunakan obat tidur
§ Keluhan
Pola kebersihan
Pola aktifitas
§ Jenis
pekerjaan
§ Jernis
olah raga
§ Keluhan
§ Kegiatan
diwaktu luang
|
3x / hari
Nasi dan lauk pauk
Tidak ada pantrangan
Tidak ada gangguan menelan
Tidak ada gangguan mengunyah
85 kg
Tidak ada
Tidak ada keluhan
3x / sehari
5 – 8 gelas
Air mineral
Tidak ada
Tidak ada pantrangan
Tidak ada keluhan
1-2 x / sehari
Kuning
Khas
Lembek
Tidak ada keluhan
> 3 x / sehari
Kuning jernih
Khas urine
700 cc
Tidak ada
Tidak ada keluhan
2x / sehari
Tidak tentu
6 – 7 jam
Berdoa
Tidak ada kesulitan
Tidak ada
Tidak ada
2x / sehari
2x / seminggu
2x / sehari
2x / sehari
Swasta (calo angkot)
Tidak ada
Tidak ada
Berkumpul bersama keluarga
dan teman-teman
|
3x / sehari
Bubur lunak
Tidak ada pantrangan
Tidak ada gangguan menelan
Tidak ada gangguan mengunyah
70 kg
Tidak ada
Tidak ada keluhan
3x / sehari
2 - 3 gelas
Air mineral
Tidak ada
Tidak ada pantrangan
Tidak ada keluhan
1x / sehari
Kuning
Khas
Lembek
Tidak ada keluhan
3 x / sehari
Kuning jernih Khas urine
500 cc
Tidak
memakai alat bantu
Tidak
ada keluhan BAK
2x
/ sehari
Tidak
tentu
3 –
5 jam
Berdoa
Sulit
tidur karena nyeri Tidak ada
Nyeri kepala
1x / sehari
Jarang
1x / sehari
1x / sehari
Selama sakit klien tidak
melakukan aktifitas apapun, klien hanya berbaring di tempat tidur
|
IV.
Pemeriksaan
Fisik
A.
Penampilan umum
1.
Kesadaran : compos
mentis
2.
GCS : 15
(E4M6V5), Respon membuka mata 4 (mata dapat
membuka spontan), respon motorik 6 (mampu mengikuti perintah sederhana), dan
respon bicara 5 (orientasi penuh, bicara baik).
3.
Tanda-tanda vital
a.
Tekanan darah : 110/70 mmHg
b.
Respirasi : 22 x/menit
c.
Nadi : 80 x/menit (teraba kuat,
cepat, dan teratur).
d.
Suhu : 36,50 C
e.
Tinggi badan : 175 cm
f.
Berat Badan : 75 kg
B.
Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, septum
ditengah, bentuk dada simetris, tidak ada nyeri dada, bunyi napas vesikuler,
irama nafas reguler, pergerakan dada simetris, frekuensi napas 22 x/menit,
tidak ada ronchi/wheezing, suara perkusi dada sonor dikedua area paru, tidak
ada batuk dan dispnea, tidak ada sianosis pada daerah bibir dan kuku.
C.
Sistem
kardiovaskuler
Konjunctiva pucat, tidak ada
distensi vena jugularis (2 cm), capillary refill time kembali dalam 2 detik,
bunyi jantung murni (lub dub) terdengar di S1 dan S2,
irama jantung reguler, tidak ada oedema pada ekstermitas bawah dan atas, serta
teraba hangat, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit teraba kuat, cepat
dan teratur.
D.
Sistem
gastrointestinal
Bentuk mulut simetris, bersih,
mukosa bibir kering, pecah-pecah, terdapat halitosis, warna bibir merah muda,
dengan jumlah gigi 32, warna gigi kuning , lidah tidak kotor. Klien dapat
merasakan rasa asin, manis dan pahit, tidak ada kesulitan saat menelan makanan,
mual muntah tidak ada, bising usus 14 x/menit, tidak terdapat nyeri tekan pada
daerah abdomen, abdomen teraba lunak, tidak ada distensi abdomen.
E.
Sistem perkemihan
Klien BAK 2 – 4x sehari saat
dikaji, warna kuning jernih, bau aroma khas amoniak, tidak ada nyeri saat
berkemih, aliran urin lancar, tidak terpasang kateter, tidak ada nyeri saat di
palpasi ginjal dengan output urine 500 cc/hari.
F.
Sistem neurologis
Pemeriksaan syaraf cranial :
1.
N I : Olfaktorius (penciuman)
Ketika dilakukan pengkajian nervus 1
klien normal, terbukti ketika klien
diberi aroma kayu putih dan minyak wangi kemudian suruh klien menyebutkan bau
apa yang di rasakan klien bisa membedakannya
2.
N
II : Optikus (ketajaman penglihatan)
Ketika dilakukan
pemeriksaan mata dengan menggerakan jari tangan perawat,dan
dengan stimulus cahaya , klien mengatakan tidak bisa melihat apapun.
3.
N III, IV, dan VI:
Okulomorius, Troclearis Abdusen
Ketika dilakukan pengkajian klien bisa
membuka kelopak mata dengan spontan, kontraksi pupil negatif dan tidak ada rerlek cahaya tetapi klien
dapat menggerakan otot mata, terbukti ketika klien disuruh untuk memutarkan
bola mata klien dapat memutarkannya
4.
N
V : Trigeminal (gerakan mengynyah,
sensasi wajah, lidah dan gigi, reflek kornea dan refleks kedip)
Ketika dilakukan
pengkajian, dengan mengintruksikan menggoyangkan rahang kesemua sisi klien bisa melakukannya, dan ketika diberikan
rangsangan sentuhan pada pipi,dan dahi dengan kapas, serta stimulus nyeri di
lakukan dengan benda tumpu, stimulus suhu dengan air hangat dan dingin klien
bisa merasakannya.
5.
N VII : Facialis (Gerakan otot wajah, sensasi rasa)
Ketika dilakukan pengkajian pada klien
dengan menyuruh tersenyum, mengeerutkan dahi, mengangkat alis mata, menjulurkan
lidah klien bisa melakukannya dan Ketika dilakukan pengkajian pengecapan
klien baik terbukti ketika dilakukan pengkajian, klien dapat merasakan gula
dengan sensasi manis, dan garam dengan sensasi asin.
6.
N VIII : Vestibulococlearis (pendengaran dan
keseimbangan)
Ketika dilakukan
pengkajian pendengaran klien denga baik terbukti dengan ketika diberikan
rangsangan dengan menggesekan tangan dan dengan mendekatkan arloji klien dapat
mendengar detak jarum jam
7.
N
IX & N X:
Ketika dilakukan
pengkajian, nervus vagus klien normal terbukti dengan ketika klien di
instruksikan untuk menelan dan mengucapkan “Ah” . menyentuh pharing posterior. Dan
ketika klien diinstruksikan untuk menelan, klien bisa menelan dengan baik dan
reflek batuk klien berfungsi dengan normal, terbukti ketika disentuh ovula
dengan tongspatel, klien langsung batuk
8.
N XI : Accesorius (gerakan otot trapesius, dan
sternocleidomastoideus)
Pada saat klien diminta untuk mengangkat
bahu dan melakukan tahanan sambil klien melawan tahanan tersebut (otot
trapesius), klien bisa melakukannya sesuai dengan instrukksi
9.
N
XII : Hipoglosus (Gerakan lidah)
Ketika dilakukan
pengkajian, Nervus Hipoglosus dapat membedakan rasa , terbukti ketika diinstruksikan
untuk menjulurkan lidah dan memutar kesemua sisi, dan meinstruksikan klien
untuk menggembungkan pipi, klien bisa melakukan dengan baik
G.
Sistem integumen
Tekstur lembab, turgor kulit
kembali dalam 2 detik, suhu 36,5 °C, warna kulit tidak pucat, ada
luka insisi pada kulit kepala, kuku tangan
dan kaki pendek dan kotor.
pada kepala sebelah kanan terpasang EVD, produksi CES perhari + 600 cc.
infuse terpasang pada tangan sebelah kiri, jenis infuse RL 20 tetes / menit.
H.
Sistem
muskuloskeletal
Bentuk
ekstremitas atas dan bawah sama kanan dan kiri, jumlah jari eksremitas atas dan
bawah lengkap (5 jari tangan), tidak ada deformitas, pergerakan bebas kesegala
arah sebagian masih dibantu secara
perlahan-lahan oleh keluarga dan perawat, kekuatan otot ekstremitas atas dan
bawah 4 5 pada
posisi tidur (terlentang).
4 5
I.
Sistem endokrin
Tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening,
Klien tidak mempunyai riwayat Diabetes Melitus
V.
Aspek Psikososial
A.
Pola pikir dan
persepsi
Klien mengeluh khawatir dengan
keadaannya.
B.
Persepsi diri
Klien mengatakan ia sangat
memperhatikan kondisinya dan berharap agar ia segera cepat kembali ketengah
keluarga
C.
Konsep diri
1.
Gambaran Diri
Klien merasa pada tubuhnya
mengalami perubahan, klien agak cemas dengan perubahan yang terjadi pada tubuh klien
(klien agak
terganggu dengan penampilannya dengan keadaannya sekarang)
2.
Peran
Klien anak yang ke 2 dari 5 bersaudara,
kegiatan klien dirumah membantu orang tuanya dan klien dapat menjalankan peran sebagai seorang
anak dalam keluarga dengan baik
3.
Identitas diri
Klien mampu menyebutkan nama,
jenis kelamin, klien merasa
bangga dan puas menjadi seorang laki-laki.
4.
Ideal diri
Klien berharap dirinya cepat
sembuh dari penyakitnya yang diderita sekarang ini dan klien mengatakan ingin
cepat pulang.
5.
Harga diri
Klien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaan dirinya
sekarang.
VI.
Komunikasi
Klien dapat berkomunikasi dan
berinteraksi baik dengan perawat maupun
keluarganya, klien berbicara dengan jelas, dan dapat mengekspresikan
perasaannya.
VII.
Kebiasaan Seksual
Klien belum menikah.
VIII. Sistem Nilai
Kepercayaan
Selama dirumah, klien
melaksanakan shalat 5 waktu dan mengikuti pengajian di mesjid didekat tempat
tinggal klien. Selama dirumah sakit klien hanya bisa berdo’a untuk kesehatan
dirinya, dan keluarganya.
IX.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium tanggal 26
Januari 2009 :
No
|
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil Pemeriksaan
|
Nilai Rujukan
|
Satuan
|
1.
|
Haemoglobin (Hb)
|
16,7
|
14 – 18
|
gr/dl
|
2.
|
Hematokrit
|
: 50
|
40 – 52
|
%
|
3.
|
Trombosit
|
424000
|
150. 000 – 450.
000
|
mm2
|
4.
|
Leukosit
|
9800
|
3800 – 10800
|
mm2
|
5.
|
Laju endap darah
|
20/3,5
|
0 – 10
|
mm/jam
|
6.
|
AST ( SGOT )
|
33 U/L 37
|
s/d 37
|
o C
|
7.
|
ALT
( SGPT)
|
34 U/L 37
|
( s/d 40 )
|
o C
|
8.
|
Ureum
|
29
|
15 – 50
|
Mg/dl
|
9.
|
Kreatinin
|
1,13
|
0,7 – 7,2
|
Mg/dl
|
10.
|
Kolesterol
total
|
209
|
< 200
|
Mg/dl
|
11.
|
Kolesterol
HDL
|
35
|
< 45
|
Mg/dl
|
12.
|
Trigliseria
|
183
|
160
|
Mg/dl
|
13.
|
GDS
|
101
|
70 – 100
|
Mg/dl
|
14.
|
Glukosa darah 2 jam Post Prandrial
|
99
|
< 140
|
Mg/dl
|
15.
|
Natrium
|
136
|
135 – 145
|
mEq/1
|
16.
|
Kalium
|
|
|
|
17.
|
Urine
|
4.0
|
3.6 – 5.5
|
mEq/l
|
19.
|
Berat jenis urine
|
1.025
|
1.002 – 1.030
|
mEq/i
|
20.
|
Ph urine
|
5.0
|
4.8 – 7.5
|
|
Hasil lab cairan
Cerebrospinal, tanggal 24 Januari 2009 :
|
Hasil
|
Nilai
Normal
|
Satuan
|
Jumlah sel
|
4
|
|
|
Hitung jenis
|
|
|
|
PHN
|
0
|
40 – 90
|
%
|
MN
|
100
|
70 – 100
|
%
|
Nonne
|
Negatif
|
Negatif
|
|
Pandy
|
Negatif
|
Negatif
|
|
Glukosa
C.Liquor
|
95
|
|
|
Protein cairan
C.Liqur
|
39
|
12 – 60
|
Mg/dl
|
Warna
|
Jernih
|
|
|
X.
Pengobatan
Therapi cairan : Infus
NaCl, RL + 600
cc
Therapi medik :
No
|
Jenis
Therapi
|
Dosis
|
Cara
Pemberian
|
1
|
Ceftriaxone
|
1x1 gr
|
Intra Vena
|
2
|
Dexametason
|
3x1 ampul
|
Intra Vena
|
3
|
Ketorolac
|
2x1 ampul
|
Intra Vena
|
4
|
Ranitidin
|
2x1 ampul
|
Intra Vena
|
A. Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
DS : klien mengatakan kepalanya nyeri seperti di tusuk-tusuk
Skala nyeri 5
DO : klien tampak
menahan nyeri
|
Tumor otak
↓
Obstruksi aliran cairan cerebrospinal
↓
Gangguan absorpsi cairan cerebrospinal
↓
Produksi cairan cerebrospinal yang
berlebihan(hydrocephalus communicant, termasuk hydrocephalus tekanan normal).
Gangguan kapasitas produksi
serebrospinal
↓
Penimbunan
cairan otak dalam tengkorak dan bilik-bilik otak
↓
Potensi
peningkatan intrakranial
|
eningkatan
tekanan intrakranial
|
2
|
DS : - klien
mengatakan matanya tidak bisa melihat apapun
DO : - tidak ada reflek pupil
- klien tidak
bisa melihat stimulus cahaya
- klien tidak bisa melihat gerakan tangan perawat.
|
Tumor otak
↓
Gangguan
absorpsi cairan
↓
Produksi cairan cerebrospinal yang
berlebih
↓
Penimbunan
cairan otak dalam tengkorak
↓
Kepala menjadi besar
↓
Suplai oksigen ke otak berkurang
↓
Penurunan
fungsi otak
↓
Defisit
sensori
↓
Gangguan sensori persepsi
|
Gangguan sensori persepsi : visual
|
3
|
DS : Klien mengatakan di kepalanya terdapat luka
DO :
terdapat
perban pada kepala klien dan tampak kotor
|
Tumor otak
↓
Gangguan
absorpsi cairan
↓
Produksi cairan cerebrospinal yang
berlebih
↓
Penimbunan
cairan otak dalam tengkorak
↓
Kepala menjadi besar
↓
Proses pembedahan
↓
Pemasangan shunt luka terbuka akibat
operasi
↓
Resiko tinggi infeksi
|
Resiko tinggi infeksi
|
4
|
DS
: klien dan keluarga mengatakan cemas tentang penyakit yang dideritanya
DO : klien dan keluarganya tampak
bertanya-tanya mengenai penyakitnya kepada petugas kesehatan
|
Tumor otak
↓
Penimbunan dalam otak
dan bilik – bilik otak
↓
Kurang terpajang
informasi dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitmya
↓
Stresor pisikologis
bagi klien dan keluarga
↓
cemas
|
Cemas
|
B.
Prioritas Masalah Keperawatan
1.
Peningkatan tekanan
intra cranial b.d penimbunan cairan otak dalam
tengkorak
2.
Resiko injuri b.d gangguan visual
3.
Resiko tinggi
infeksi b.d terputusnya continuitas jaringan (
adanya luka post op )
4.
Cemas b.d kurangnya
pengetahuan
C.
Perencanaan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Perancanaan
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1
|
Nyeri
b.d Peningkatan
tekanan intra kranial Di tandai dengan :
DS :-klien mengatakan kepalanya nyeri seperti di
tusuk-tusuk
DO : - klien tampak nyeri
- skala
nyeri 5 dari 1-10
- TD : 130/90 mmHg
|
Tupan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 7x24 jam tingkatan intra cranial berkurang
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam masalah teratasi, dengan criteria hasil :
-pusing berkurang
-nyeri berkurang
-skala nyeri 2 dari 1-10
-klien tampak tenang
a.
|
a. teliti
keluhan nyeri, catat intensitasnya, (dengan skala 0 – 10), karakteristik (missal
: berat, berdenyut, konstsn). lokasi, lama, factor yang memperburuk atau
meredakan nyeri.
b.
observasi adanya tanda tanda nyeri non
verbal, seperti: ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/ meringis,
perubahan frekwensi jantung/pernafasan, tekanan darah.
c. catat
adanya pengaruh nyeri, misalnya : hilangnya perhatian pada hidup, penurunan
aktifitas, penurunan berat badan.
d. anjurkan
klien untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang.
|
a.
nyeri merupakan pengalaman subjektif
dan harus di jelaskan oleh pasien,
b.
merupakan indicator/derajat nyeri yang
tidak langsung yang di alami. sakit kepala mungkin bersifat akut atau kronis,
jadi manifestasi fisiologis bisa muncul/tidak.
c.
nyeri dapat mempengaruhi kehidupan
sampai pada suatu keadaan yang cukup serius dan mungkin berkembang kearah
depresi.
d.
menurunkan simulasi yang berlebihan
yang dapat mengurangi sakit kepala.
|
2.
|
Resiko injuri b.d gangguan visual
Di tandai dengan :
DS : kien mengatakan matanya tidak bisa melihat apapun
DO: - tidak
ada reflek pupil
-
klien tidak bisa melihat
stimulus cahaya
- klien tidak bisa melihat gerakan tangan perawat.
|
Tupan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 7x24 jam resiko injuri tidak terjadi
Tupen :
Setekah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam dapat mengurangi resiko injuri, dengan criteria hasil :
- klien bisa beradaptasi dengan
keadaan yang dialaminya saat ini
|
a.
Evaluasi/pantau secara teratur perubahan orientasi, kemampuan berbicara, alam
perasaan/afektif, sensorik, dan proses fikir.
b.
kaji kesadaran sensorik seperti respon sentuhan, panas,/dingin, benda
tajam/tumpul dan kesadaran terhadap gerakan dan letak tubuh.
c.
observasi respon perilaku seperti rasa bermusuhan, menangis, afektif yang
tidak sesuai, agitasi, halusinasi
d.
catat adanya perubahan yang spesifik dalam hal kemampuan seperti memusatkan
kedua mata dengan mengikuti instruksi verbal yang sederhana.
|
a. fungsi serebral bagian atas
biasanya terpengaruh lebih dulu oleh adanya gangguan sirkulasi, oksigenasi,
b. informasi penting untuk keamanan
pasien
c. respon
individu mungkin berubah – ubah namun umumnya seperti emosi yang labil,
prustasi, apatis, dan muncul tingkah laku impulsive selama proses penyembuhan
dari trauma kepala.
d. membantu melokalisasi daerah otot yang
mengalami gangguan dan mengidebtifikasi tanda perkembangan terhadap peningkatan
fungsi neurologis
|
3
|
Resiko tinggi infeksi b.d continuitas
jaringan ( adanya luka post op )
Ditandai dengan :
DS : Klien
mengatakan di kepalanya terdapat luka
DO : terdapat perban pada kepala klien
dan tampak kotor
|
Tupan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 7x24 jam infeksi tidak terjadi
Tupen ;
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam masalah teratasi, dengan criteria hasil :
-luka klien berkurang
-perban bersih
-klien tampak nyaman
|
a.
pertahankan keseimbangan cairan, ganti
balutan dengan tahnik aseptic ventrikulostomi
b.
kaji tanda – tanda infeksi pada system
saraf pusat
c.
kolaborasi untuk pemeriksaan cairan
cerebrospinal
d.
awasi tanda – tanda peritonitis
rigiditas dan kepekaan abdomen
e.
kolaborasi untuk pemberian antibiotic
|
a.
untuk menghindari terjadinya infeksi
b.
untuk mengetahui indikasi resiko
terjadinya infeksi
c.
untuk pemeriksaan test sensitivitas
dan kultur bakteri untuk menentukan penyebab infeksi
d.
untuk mencegah terjadinya peritonitis
akibat pemasangan ventrikulo peritoneal
e.
untuk mencegah tarjadinya proses
inflamasi
|
4
|
Cemas
b.d kurangnya pengetahuan klien.
DS
: klien dan keluarga mengatakan cemas tentang penyakit yang dideritanya
DO : klien dan keluarganya tampak
bertanya-tanya mengenai penyakitnya kepada petugas kesehatan
|
Tupan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam cemas menghilang
Tupen : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam cemas berkurang.
Dengan criteria hasil :
- Klien paham tentang kondisi penyakitnya
- Klien
tampak tenang
|
a. kaji
tingkat pengetahun klien
b. izinkan
klien dan keluarga mencurahkan isi hatinya
c. berikan
pendidikan atau pengetahuan tentang hydrocephalus kepada keluarga
d. bantu
keluarga cara merawat dan memenuhi kebutuhan klien
|
a.
untuk mengetahui sejauh mana klien dan
keluarga klien memahami penyakit yang di deritanya
b.
agar kecemasan klien berkurang
c.
untuk menambah pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakit yang di deritanya saat ini
d.
memandirikan klien dan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan klien
|
D.
Pelaksanaan
NO
Dx
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1
|
Senin, 26
januari 2009 jam 07.oo-20.30
WIB
a.
Menteliti
keluhan nyeri, catat intensitasnya, ( dengan skala 0 – 10 ), karakteristik (
missal : berat, berdenyut, konstsn ). lokasi, lama, factor yang memperburuk
atau meredakan nyeri.
b.
Mengobservasi adanya tanda tanda nyeri
non verbal, seperti : ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/
meringis, perubahan frekwensi jantung/pernafasan, tekanan darah.
c.
Mencatat adanya pengaruh nyeri,
misalnya : hilangnya perhatian pada hidup, penurunan aktifitas, penurunan
berat badan.
d.
Menganjurkan
klien untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang.
|
Senin, 26 januari 2009 jam 20.30 WIB
S : klien mengatakan nyeri pada
kepala
Skala: 8 dari
rentang nyeri 1 - 10
O : GCS 15 ( E : 4, M : 6, V : 5 )
TD : 130/90 mmHg
N : 80x / menit
R : 22x / menit
S : 36,5oC
Fungsi
motorik 4 5
4 5
A : Masalah teratasi sebagian :
klien bisa mengurangi nyeri dengan managemen stress dengan relaksasi nafas
dalam
P : Intervensi
dipertahankan
|
2
|
Tgl
26 januari 2009 jam 07.00 – 20.30 WIB
a.
Mengevaluasi/pantau secara teratur
perubahan orientasi, kemampuan berbicara, alam perasaan/afektif, sensorik,
dan proses fikir.
b.
Mengkaji kesadaran sensorik seperti
respon sentuhan, panas,/dingin, benda tajam/tumpul dan kesadaran terhadap
gerakan dan letak tubuh.
c.
Mengobservasi respon perilaku seperti
rasa bermusuhan, menangis, afektif yang tidak sesuai, agitasi, halusinas
d.
Mencatat adanya perubahan yang
spesifik dalam hal kemampuan seperti memusatkan kedua mata dengan mengikuti
instruksi verbal yang sederhana.
|
Tgl
26 januari 2009 jam 20.30 WIB
S : Klien bisa mengungkapkan
perasaannya seperti klien merasa takut terjatuh ketika akan melakukan
aktifitas karena tidak bisa melihat
O : Klien bisa merasakan respon
sentuh, respon panas dan dingin ketika klien minum air hangat, klien juga
bisa menggerakan nseluruh tubuhnya.
Klien tampak
operatif ketika diajak berbincang – bincang mengenai perasaannya
Klien
mengikuti instruksi sederhana dari pertawat, seperti membuka mata dan
menggerakan tangan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
|
3
|
Tgl 26 januari
2009 jam 07.30 – 20.30 WIB
a.
Mempertahankan keseimbangan cairan,
ganti balutan dengan tahnik aseptic ventrikulostomi
a.
Mengkaji tanda – tanda infeksi pada
system saraf pusat
b.
Berkolaborasi untuk pemeriksaan cairan
cerebrospinal
c.
Mengawasi tanda – tanda peritonitis
rigiditas dan kepekaan abdomen
d.
Berkolaborasi untuk pemberian
antibiotic
|
Tgl 26 januari 2009 jam 20.30WIB
S : klien mengatakan merasa nyaman
setelah dilakukan perawatan
O : Tidak terdapat tanda – tanda
infeksi
Hasil
pemeriksaan CCS :
Jumlah
sel : 4
Hitung
jenis :
PHN : 0 %
MN : 100 %
Nonne : Negatif
Warna : Jernih
Glukosa
C.Liquor : 95 mg / dl
Protein
cairan C.Liqur : 39 mg / dl
Pandy : Negatif
Kolaborasi
:
pemberian antibiotic (cefriaxon
2x1 IV)
A : Masalah
teratasi sebagian
P ; Intervensi
dilanjutkan
|
4
|
Tgl
26 januari 2009 jam 07.00 – 20.30 WIB
a.
Mengkaji tingkat pengetahun klien
b.
Mengizinkan klien dan keluarga
mencurahkan isi hatinya
c.
Memberikan pendidikan atau pengetahuan
tentang hydrocephalus kepada keluarga
d.
Membantu keluarga cara merawat dan
memenuhi kebutuhan klien
|
Tgl 26 januari 2009 jam 20. 30
WIB
S : klien mengatakan cemas dengan
kondisi yang dialaminya, dan mencurahkan isi hatinya.
O : - klien
tampak tegang,
- klien
tampak paham dengan kondisinya setelah di berikan penkes
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi
di pertahankan
|
E. Catatan Perkembangan
No
Dx
|
Hari
Tgl
|
Catatan
perkembangan
|
Paraf
|
1
|
Rabu 28 januari 2009
|
Senin, 28 januari 2009 jam 20.30 WIB
S : klien mengatakan nyeri pada
kepala
Skala: 5 dari
rentang nyeri 1 - 10
O : TD : 130/90 mmHg
N : 80x / menit
R : 22x / menit
S : 36,5oC
A : Masalah
teratasi sebagian : klien bisa mengurangi nyeri dengan managemen stress
dengan relaksasi nafas dalam
P : lanjutkan Intervensi
I : kolaborasi
Up EVD
pemasangan
subkutanis drainage
|
|
2
|
|
Tgl 28 januari 2009 jam 20.30
WIB
S : Klien bisa mengungkapkan
perasaannya seperti klien merasa takut terjatuh ketika akan melakukan
aktifitas karena tidak bisa melihat
O : Klien bisa merasakan respon
sentuh, respon panas dan dingin ketika klien minum air hangat, klien juga
bisa menggerakan nseluruh tubuhnya.
Klien tampak
operatif ketika diajak berbincang – bincang mengenai perasaannya
Klien
mengikuti instruksi sederhana dari pertawat, seperti membuka mata dan
menggerakan tangan.
A : Masalah teratasi sebagian
P :
intervensi
dilanjutkan
|
|
3
|
|
Tgl 28 januari 2009 jam 20.30WIB
S : klien mengatakan merasa nyaman
setelah dilakukan perawatan
O
: Tidak terdapat
tanda – tanda infeksi
Kolaborasi
: pemberian antibiotic ( cefriaxon 2x1 IV)
A
: Masalah
teratasi sebagian
P ; Intervensi
dilanjutkan
|
|
4
|
|
Tgl 28 januari 2009 jam 20. 30
WIB
S : klien mengatakan cemas dengan
kondisi yang dialaminya, dan mencurahkan isi hatinya.
O : - klien
tampak tegang,
- klien tampak
paham dengan kondisinya setelah di berikan penkes
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi
di pertahankan
|
|
1
|
Kamis 29 januari 2009
|
Senin, 29 januari 2009 jam 20.30 WIB
S : klien
mengatakan nyeri pada kepala
Skala: 8 dari
rentang nyeri 1 - 10
O : TD : 120/70 mmHg
N : 90x / menit
R : 20x / menit
S : 36oC
A : Masalah
teratasi sebagian : klien bisa mengurangi nyeri dengan managemen stress
dengan relaksasi nafas dalam
P : Intervensi
dipertahankan
|
|
2
|
|
Tgl 29 januari 2009 jam 20.30
WIB
S : Klien bisa mengungkapkan
perasaannya seperti klien merasa takut terjatuh ketika akan melakukan
aktifitas karena tidak bisa melihat
O : Klien bisa merasakan respon
sentuh, respon panas dan dingin ketika klien minum air hangat, klien juga
bisa menggerakan nseluruh tubuhnya.
Klien tampak
operatif ketika diajak berbincang – bincang mengenai perasaannya
Klien
mengikuti instruksi sederhana dari pertawat, seperti membuka mata dan
menggerakan tangan.
A : Masalah teratasi sebagian
P
: intervensi
dilanjutkan
|
|
3
|
|
Tgl 29 januari 2009 jam 20.30WIB
S : klien mengatakan merasa nyaman
setelah dilakukan perawatan
O
: Tidak terdapat
tanda – tanda infeksi
Kolaborasi
: pemberian antibiotic ( cefriaxon 2x1 IV)
A : Masalah
teratasi sebagian
P ; Intervensi
dilanjutkan
|
|
4
|
|
Tgl 29 januari 2009 jam 20. 30
WIB
S : klien
mengatakan cemas dengan kondisi yang dialaminya, dan mencurahkan isi hatinya.
O : - klien
tampak tegang,
-
klien tampak paham dengan kondisinya
setelah di berikan penkes
A : masalah
teratasi sebagian
P : intervensi
di pertahankan
|
|
1
|
Tanggal 30 januari 2009
|
Senin, 30 januari 2009 jam 20.30 WIB
S : klien
mengatakan nyeri pada kepala
Skala: 8 dari
rentang nyeri 1 - 10
O : TD : 110/60 mmHg
N : 80x / menit
R : 19x / menit
S : 36oC
A : Masalah
teratasi sebagian : klien bisa mengurangi nyeri dengan managemen stress
dengan relaksasi nafas dalam
P : Intervensi
dipertahankan
|
|
2
|
|
Tgl 30 januari 2009 jam 20.30
WIB
S : Klien bisa mengungkapkan
perasaannya seperti klien merasa takut terjatuh ketika akan melakukan
aktifitas karena tidak bisa melihat
O :Klien bisa merasakan respon sentuh,
respon panas dan dingin ketika klien minum air hangat, klien juga bisa
menggerakan nseluruh tubuhnya.
Klien
tampak operatif ketika diajak berbincang – bincang mengenai perasaannya
Klien
mengikuti instruksi sederhana dari pertawat, seperti membuka mata dan
menggerakan tangan.
A : Masalah teratasi sebagian
P
: intervensi dilanjutkan
|
|
3
|
|
Tgl 30 januari 2009 jam 20.30WIB
S : klien mengatakan merasa nyaman
setelah dilakukan perawatan
O
: Tidak terdapat tanda – tanda
infeksi
Kolaborasi
: pemberian antibiotic ( cefriaxon 2x1 IV)
A :
Masalah teratasi sebagian
P ; Intervensi dilanjutkan
|
|
4
|
|
Tgl 30 januari 2009 jam 20. 30
WIB
S
: klien mengatakan cemas dengan kondisi yang dialaminya, dan
mencurahkan isi hatinya.
O :
-
klien tampak tegang,
-
klien tampak paham dengan kondisinya
setelah di berikan penkes
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di pertahankan
|
|
No comments :
Post a Comment