STARFLAZZ---Kesendirian bukanlah perasaan terburuk, tetapi dikelilingi orang yang ngebuat Loe ngerasa sedirianlah perasaan terburuk. ^_^

Tuesday 9 September 2014

ASKEP ASKEB POST PARTUM



BAB I

PENDAHULUAN



A.           Latar Belakang Masalah

Nifas disebut juga puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Penulis membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nifas pada ibu post partus untuk memahami pada mahasiswa pendidikan Diploma III Keperawatan, mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu nifas seperti perubahan fisik (sistim vaskuler, sistim reproduksi, sistim perkemihan, sistim gastrolukstinal, sistim abdominal) dan perubahan psikis dan social.
Banyak penulis berpendapat bahwa banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan gejala-gejala depresi ringan sampai berat sebab pekerjaan ibu bertambah, disamping ibu harus memperhatikan dirinya juga harus memperhatikan bayinya, apabila pada ibu-ibu yang baru pertama melahirkan.
Perawatan nifas meliputi perawatan perineum, perawatan episiotomi dan perawatan haemoroid. Proses lactasi dilakukan perawatan buah dada bertujuan agar lactasi dapat lancar dan terhindar dari kesulitan-kesulitan dalam menyusui.
                

B.           Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini, penulis jabarkan dalam dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.            Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dalam usaha membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
2.            Tujun Khusus
Untuk memperoleh gambaran bagaimana penerapan keperawatan pada Ny.A dengan perawatan nifas di Ruang Obstetri Rumah Sakit Dustira Cimahi dengan langkah-langkah sebagai berikut penulis dapat:
a.            Melakukan pengkajian dengan menggunakan pendekatan yang sistematika untuk mengumpulkan data dan menganalisa serta menegakkan diagnosa keperawatan.
b.            Merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan prioritas masalah, sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang ditemukan.
c.            Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan dan masalah pasien.
d.            Mengevaluasi hasil tindakan perawatan yang telah dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan.

C.        Metode dan Teknik Pengumpulan Data

            Metode yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode deskriptif jenis study kasus. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.         Wawancara, yaitu pembicaraan secara langsung dan terarah yang dilakukan penulis untuk memperoleh informasi yang akurat dari pasien, keluarga pasien maupun dari pihak lain yang terkait.
2.         Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dengan menggunakan panca indra dalam melaksanakan asuhan keperawatan
3.         Study dokumentaer, yaitu memperoleh data klien dari catatan klien dan catatan medis di ruangan
4.         Study kepustakaan, yaitu penulis mengumpulkan data dan mempelajari beberapa sumber yang berkaitan dengan kasus yang dibahas

 

D.        Sistematika Penulisan

            Dalam pembahasan makalah ini penulis memberikan gambaran secara umum mengenai uraian pembuatan makalah ini. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut :
Bab I         : Merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.
Bab II        : Penulis menyusun tinjauan teoritis yang meliputi konsep dasar dan proses keperawatan secara teoritis mengenai perawatan nifas.
Bab III       : Mengenai tinjauan kasus yang berisi tentang laporan pelaksanaan asuhan keperawatan dengan nifas serta pembahasannya.
Bab IV       :    Berisi tentang kesimpulan dan saran.













BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A.        Konsep Dasar
1.         Pengertian
Puerperium (nifas) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
Periode Nifas dibagi menjadi 3, yaitu :
a.         Immediate Puerperium” adalah keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24 jam sesudah persalinan (0-24 jam sesudah melahirkan)
b.         Early Puerperium” adalah keadaan yang terjadi pada permulaan puerperium (1 minggu pertama)
c.         Later Puerperium”, waktu 1 minggu sesudah melahirkan samapi 6 minggu

2.         Fisiologi Post Partum
Post partum atau puerperium adalah jangka waktu 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Fisiologi Post Partum, Rhea P. Williams, 1994 ; 716)
a.         Perubahan fisik pada waktu nifas meliputi :
1)         Sistim vaskuler
            Pada persalinan pervagina kehilangan darah sekitar 300 - 400 cc. Bila kelahiran melalui caesaria kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari blood volume (volume darah) dan hematokrit, bila persalinan pervagina haemoconcentration akan naik dan pada caeseria haemoconcentration cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relative akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat menimbulkan decompensation cordia pada penderita virtium cordia. Untuk keadan ini dapat diatasi dengan mekanisme konpensasi dengan timbulnya haemoconcentration sehingga volume darah kembali seperti sedia kala, umumnya hal ini terjadi pada hari ke-tiga sampai hari post partum.
2)         Sistim reproduksi
a)        Involusi
Involusi rahim terjadi karena :
Setelah plasenta lahir uterus akan mengeras karena kontraksi dan retraksi pada otot-ototnya. Setalh plasenta lahir berat rahim/uterum 100 gram, seminggu kemudian 500 gr, 2 minggu post partum 375 gr dan pada akhir pueperium 50 gr (normal 40-60 gr)
Involusio terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil, karena cytolpasmanya yang berlebihan dibuang. Involusio disebabkan oleh proses autolisis, dimana zat protein, dinding rahim dipecah diabsorsi dan kemudian dibuang dengan urine. Sebagai bukti dapat dikemukakan bahwa kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi.
Pelepasan plasenta dan selaput janin pada dinding rahim terjadi pada stratum spongiousum bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan dari stratum spongiousum yang tinggal menjadi neorotus, sedangkan lapisan yang bahwahnya berhubungan dengan lapisan otot terpelihara baik bagian yang neorotic dikeluarkan dengan lochea, sedangkan lapisan yang tetap sehat menghasilkan endoterium baru.
Ephitel baru terjadi dengan proliferasi sel-sel kelenjar epithelisasi siap dalam 10 hari kecuali pada tempat placenta dimana epithelisasi memakan waktu 8 minggu.
Aktivitas otot-otot ialah adanya kontraksi dan reaksi otot-otot setelah anak lahir yang diperlukan untuk meneput pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan placenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan.
Dengan adanya kontraksi dan reaksi yang terus menerus ini menyebabkan tergangunya peredaran darah di dalam uterus yang menyebabkan jaringan otot-otot kekurangan zat-zat yang diperlukan sehingga jaringan otot-otot tersebut menjadi lebih kecil.
Ischaomia disebut juga local anemia yaitu kekurangan darah pasa uterus, kekurangan darah ini disebabkan selain dari kontraksi dan reaksi tetapi juga pengaliran darah ke bagian uterus berkurang dan kembali seperti semula. Aliran darah berubah ke buah dada yang lebih diutamakan ini dapat ditandai dengan buah dada yang menjadi merah, bengkak karena peredaran darah yang lebih dari biasa.
Involusio uteru ini dari luar dapat diamati yaitu dengan memeriksa fundus uteri dengan dua cara, yaitu :
(1)       Segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2 cm di bawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm di atas pusat dan menurun kira-kira 1 cm tiap hari.
(2)       Pada hari pertama dan hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm di bawah pusat. Pada hari ke 3-4 tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat. Pada hari 5-7 tinggi fundus uteri setengah pusat simphisis. PAda hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba.

Disaat pengukuran ini dilakukan, kandung kencing harus kosong. Pengukuran masa involusio bisa menggunakan dengan jari ataupun juga dengan cm  involusio tempat placenta.
Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan.
Luka ini dengan cepat mengecil pada akhir minggu kedua hanya sebesar 2-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas placenta khas sekali dan tidak meninggalkan parut.

b)        Lochea
yaitu cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas. Sifat lochea : alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lender waktu menstruasi dan berbau anyir, cairan ini berasal dari bekas melekatnya plasenta.
Selain itu juga terdapat sisa-sisa selaput chorion yang tertinggal pada decidus liquas amrii yang belum dikeluarkan waktu persalinan, vernix caccoca, rambut lanudo dan kemungkinan meconium.
Lochea dibagu dalam beberapa jenis, yaitu :
(1)       Lochea rubia
Pada hari 1-2 berwarna merah, berisi lapisan deciduas sisa-sisa chorion liquos amrii, rambut lanugo vernix caccoa dan kemungkinan pula menconium darah segar.
(2)       Lochea serosa
Terdapat pada hari 7-10 (setelah 1 minggu berwarna agak kuning cair, tidak berdarah lagi)
(3)       Lochea alba
Setelah 2 minggu 110-151 berwarna kuning berisi selaput lender leucocytem dan kuman penyakit yang telah mati.

Apabila pengeluaran lochea lama dari pada yang disebutkan di atas memungkinkan adanya :
(1)       Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik
(2)       Ibu yang tidak menyusui anaknya
(3)       Infeksi jalan lahir

c)         Perubahan cervix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan ostium oxternum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggirnya tidak rata, retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir 1 minggu hanya dapat dilalui satu jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis servicalis pada cervix terbentuk sel-sel otot baru. Karena hyperplasia ini dan  retraksi serta cervix robekan menjadi sembuh.
Walaupun involutio selesai pada umumnya sotium externum lebih besar dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Robekan sampingan ini berbentuk bibir depan dan bibir belakang dari cervix.
Vagina yang sangat diregang waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran normal. Pada minggu ke-tiga post partum rugae mulai tampak kembali.

d)        Buah dada/laktasi
             Masing-masing buah dada terdiri dari 15-25 lobus yang terletak rapi dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak.
Pada masa kehamilan karena pengaruh hormon estrogen dan prestogen yang dihasilkan oleh placenta akan mempengaruhi kelenjar mamae antara lain :
v    Poliferasi jaringan, terutama sel-sel acini bertambah dan terbentuk lemak pada alveoli
v    Kelebaran pada ductus lectiferus dan pada ductus ini terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikelurkan berwarna kekuningan yang dinamai colostrum
v    Hyperhasholerasi pada permukaan maupun pada bagian dalam mamae.
Hormon progesteron dan estrogen ini menghambat pengeluaran  prolaktin. Dengan lahirnya plasenta kadar estrogen dan progeteron menurun sehingga penekanan prolktin hilang, dan prolaktin meningkat dalam darah yang merangsang sel-sel acini untuk produksi air susu. Ada 2 (dua) reflek yang memegang peranan dalam proses pembentuka ASI :
v    Reflek prolaktin
Reflek ini merupakan reflek neuro hormonal yang mengatur produksi ASI. Pada penghisapan bayi terjadi rangsangan pada papila dan arscola mamae, rangsang dikirim menuju nervus dan terus ke hypotalamus dimana terdapat prolaktin reliasing faktor (PRF) yang mengalir ke dalam darah lalu ke kelenjar hypophisa anterior, terjadilah kemudian pengeluaran prolaktin ke sirkulasi yang menyebabkan pembentukan air susu oleh sel kelenjar mamae (sel acini).
Kontiuitas sekresi prolaktin guna keberhasilan lektasi ini tergantung pada :
(1)        Hisapan bayi
(2)        Seringnya menyusu
(3)       Jarak antara waktu menyusu
v    Reflek let down
Reflek ini disebut juga reflek pemancaran air susu dengan adanya rangsangan pada papila dan arcola mamae waktu bayi menghisap.
Pada waktu bersamaan dari lobus posterior hypopise dikeluarkan oxytoxin ke peredaran darah yang mana oxytoxin ini akan merangsang sel-sel myotop dalam alveoli mamae untuk berkontraksi sehingga menyebabkan keluar ASI, reflek ini bisa dihambat oleh faktor external yang mengakibatkan terjadinya ichemi pada jaringan kapiler alveoli. Hal ini bisa menghalangi transport oxytoxin ke laveoli. Reflek ini dinamakan reflek psikosomatik yang sangat dipengaruhi oleh emosi.
Setelah persalinan fungsi sitim endokrin terjadi perubahan kemudian fungsi endokrin di bawah ini mengalami peningkatan antara lain : tyroid, interior pituitary gorado tropin hormon, prolaktin dan acytoxin.
3)         Sistim perkencingan/saluran kencing
Dinding kencing memperlihatkan oedema dan hyperemia. Kdang-kadang oedema triobion menimbulkan abstraksi dari uretra sehingga terjadi retentro orine. Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing pecah atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.
Dilatasi uretor dan pyolum dalam waktu 2 minggu. Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari kedua dan kelima. Hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Glukosuri (reduksi +) biasanya terjadi bukan karena adanya glukosa tetapi oleh laktose ialah bila susu yang diabsorbsi dalam kelanjar susu. Proteinurie akibat dari autolisis sel-sel otot, tanda-tanda vital :
a.            Suhu badan
Satu hari (24 jam) post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5OC-38OC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan apabila keadaan normal suhu menjadi biasa.



b.            Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit sehabis melahirkan biasanya dengut nadi itu akan lebih cepat
c.            Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan  karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi waktu hamil.
d.            Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi, bila suhu nadi tidfak normal pernafasan akan mnegikutinya kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.

4)        Sistim Gastro intestinal
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak, hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan calon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir.
Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup.

Bila usaha ini tidk berhasil dalam waktu 2-3 hari dapat ditolong dengan pemberian  huknah/gliserin spuit dan diberikan obat laksan yang lain
5)        Dinding abdominal
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi bisanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada wanita yang athonis terjadi diastosis dari otot-otot rectus abdominal, sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritorium, gascia tipis dan kulet.
Tempat yang lemah ini akan menonjol kalau berdiri atau mengendan. Untuk mengencangkan kembali otot-otot perut dapat dilakukan dengan senam nifas secara teratur.

6)        Perubahan psikis dan social
Banyak penulis berpendapat bahwa banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menujukkan gejala-gejala depresi ringan sampai berat sebab beban pekerjaan ibu bertambah di samping sebagai ibu harus memperhatikan dirinya juga harus memperhatikan bayinya apabila pada ibu-ibu yang baru pertama melahirkan
Faktor lain yang menyebabkannya adalah :
a.            Ketakutan yang berlebihan pada masa hamil
b.            Ketakutan psikiatrik yang abnormal
c.            Riwayat perkawinan yang abnormal
d.            Riwayat obstetri yang abnormal
e.            Riwayat kelahiran mati/cacat
f.             Riwayat penyakit yang lain
Pengembalian psikis emosi dapat diperoleh dengan mendapat perasaan tenang, aman dan tentram, bebas dari masalah-masalah yang dianggap menyulitkan. Tujuan ini dapat dicapai dengan mengadakan kerjasama yang baik antara perawat, pasien dan keluarga pasien dengan selalu menggunakan pendekatan/approach yang baik.

b.         Perawatan dalam nifas
Menurut perawat kebidanan yang berorientasi pada keluarga (Bandung, 1997 ; 88-103) mengemukakan bahwa dalam perawatan post partum yang meliputi :
1)        Pemenuhan kebutuhan nutrisi
             Kebutuhan nutrisi mendapat perhatian dalam nifas karena makanan ibu sangat mempengaruhi air susu dan baik untuk mempercepat penyembuhan ibu, gizi untuk wanita nifas terdiri dari :

v   Kalori                            : 2.800 – 3.000
v   Protein                          : 58 gr
v   Kalsium                                    : 1,1 gr
v   Vitamin A                     : 6.000 IU
v   Vitamin B1                   : 1,1 mg
v   Vitamin C                     : 50 mg


Bila dijabarkan dalam bentuk makanan, sehari wanita nifas memerlukan nasi 10 kali penukar, lauk atau protein nabati 5 kali penukar, protein hewani 3 kali penukar, sayur 3 kali penukar. Kebutuhan ini diharapkan dapat menghindarkan klien dari anemia. Bila didapatkan anemia yang berat perlu adanya kolaborasi dengan dokter.
2)         Kebersihan diri dan lingkungan
a)        Personal hygiene
Mandi di tempat tidur dampai ibu dapat mandi sendiri di kamar mandi yang terutama dibersihkan adalah puting susu dan mamae setelah mandi ganti baju yang bersih
b)        Kebersihan lingkungan perlu diperhatikan
Tempat tidur harus dijaga kebersihannya, kebersihan closet harus diperhartikan untuk menghindari terjadinya cross infeksi. Cross infeksi ini dapat juga terjadi :
(1)       Perawat yang tidak mencucui tangan sebelum dan sesudah memberikan tindakan
(2)       Perawat yang sakit, batuk, pilek atau sakit kulit
(3)       Kebersihan alat pearwatan yang digunakan harus berprinsip asepsis dan antisepsis


3)        Perawatan perineum
Bila sudah BAB dan BAK perineum dibersihkan secara rutin, caranya dibersihkan dengan sabun setiap sehari sekali.
Biasanya ibu takut dengan jahitannya dan merasa sakit apabila dibersihkan. Membersihkan mulai dari shimpisis pubis sampai anal sehingga tidak terjadi infeksi dari bawah ke atas larutan disinfektan atau sabun. Ibupun perlu diberitahu caranya mengganti pad yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasasi oleh tangan.
Cara memakai dari depan ke belakang, yang sudah kotor harus segera diganti paling sedikit 4x sehari, ibu diberitahu tentang jumlah, warna dan bau lochea sehingga apabila ada kelainan dapat di ketahui sedini mungkin.

4)        Perawatan episiotomi
Pertuirent dengan episiotomi memberikan sith bath  minimal 2x sehari, suhunya 37OC-39OC setelah selesai sisth bath maka episiotomi di bersihkan oleh lamu pijar 40 wat selama 15 menit dengan jarak 50 cm.

5)         Perawatan haemoroid
Haemoroid biasanya menyertai persalinan, perawatannya dengan menggunakan kompres dingin. Dengan efektif untuk menurunkan adalah mengurangi bengkak pada haemoroid maka diberikan kompres dengan es.
Caranya es dimasukan ke dalam karung karet kemudian dimasukan ke dalam anus tidak boleh dari 20 menit di ulang setiap 4 jam sekali disamping itu juga dapat menggunakan air hangat dengan suhu 37OC-39OC selama 20 menit.
Ibu diajarkan cara memasukan  haemorcioma yang telah diberi pelumas atau sarung tangan, setelah jari masuk suruh menjepit selama 1-2 menit. Hal ini diulang selama 1 minggu.

6)         Eliminasi
a)        Mikasi
Mikasi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan tiap 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila tidak dilakukan tindakan dengan :
(1)       Dirancang dengan mengalirkan air kran di dekat klien
(2)       Mengompres air hangat di atas sympisis
(3)       Sambil sith bath klien disuruh kencing
Bila tidak dengan cara di atas, maka dilakukan kateterisasi, karena prosedur kateterisasi membuat pasien tidak nyaman dan resiko infeksi kencing untuk itu kateterisasi tidak dilakukan sebelum 6 jam post partum.


b)        Defeakasi
Biasanya 2-3 hari post partum susah buang air besar, maka sebaiknya diberikan laksan atau paraffin (1-2 hari setelah post partum) atau hari ke 3 diberikan laksan suposituria dengan minum air hangat. Bila tidak berhasil dilakukan huknah. Agar dapat buang air besar dilakukan dengan :
(1)       Diet teratur
(2)       Pemberian cairan yang banyak
(3)       Olah raga
(4)       Bila takut buang air besar karena ada episiotomi maka diberikan laksan suposituria ataupun parafin

7)         Laktasi
Perawatan buah dada bertujuan agar laktasi dapat lancer dan terhindar dari kesulitan 2x dalam menyusui untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan secara :
a)        Ruku
Dimulai segera setelah post partum, dilakukan pada waktu ibu mandi, yaitu :
(1)       Buah dada dibersihkan dengan air bersih dan air sabun
(2)       Putting diulas dengan minyak, ditutup dengan kassa
(3)       Dililitkan BH yang dapat menyangga buag dada


Pada waktu meneteki, urola mamae diberikan dengan kapas yang telah direndam dengan air masak sebelum dan sesudahnya.
Cara menyusui : ibu tidur miring atau duduk dengan :
(1)       Teknik
(a)       Tinggi kepala bayi sesuai dengan buah dada
(b)       Mamae tidak menutupi hidung bayi
(c)       Sebelum dan sesudah meneteki aerola mamae dibersihkan
(2)       Prinsip
(a)       Menenangkan anak dan perhatian ibu penuh
(b)       Bila menyusui sambil duduk, kalau ibu tidak mengandung
(c)       Bila ASI tidak habis dihisap maka ASI harus dikeluarkan
(3)       Lamanya meneteki
(a)       Hari pertama 3-5 menit secara bergantian
(b)       Hari selanjutnya 10-15 menit secara bergantian dengan interval 3 jam.



b)        Perawatan buah dada yang mengalami kelainan
(1)       Mamae bengkak
(a)       Pembengkakan sebetulnya kelainan fisiologis dengan menurunnya hormone progesterone dan esterogen maka hormone prolaksin dan hormone pieterium lebih efektif yang menunjang pembentukan ASI yang mengakibatkan perubahan fisiologis juga ditunjang dengan pengaliran darah ke buah dada yang lebih banyak sehingga timbul bengkak, merah dan menjadi panas serta sakit. Perawatannya dengan kompres hangat atau dingin, obat-obatan analgetik, antipretik
(b)       Pembengkakan secara pathologis dapat terjadi karena adanya timbunan ASI akibat :
v  Penyempitan/penutupan saluran
v  ASI tidak habis dihisap


v  Produksi ASI berlebihan (perawatannya : perban penekan, massage, mengosongkan buah dada, obat-obat analgetik atau antibiotika)
Cara mengeluarkan ASI :
v  Diurut dengan tangan
v  Pompa (tangan, listrik atau yang lain)
v  Dilakukan oleh tenaga kesehatan atau mandiri
(2)       Kelainan puting susu
(1)       Putting susu terlalu besar
(2)       Putting susu masuk ke dalam atau rata dengan buag dada
(3)       Putting lecet
Kelainan puting susu :
(1)       Putting yang besar dan masuk/rata dsambung dengan ‘niple shield”
(2)       Pada putting susu yang masuk ke dalam sebetulnya sudah dirawat sejak masa kehamilan
(3)       Bila putting lecet diobati dan salf lanofin-qantian violet atau yang lain kemudian ditutup dengan kain kasa
(4)       Sebelum meneteki harus dibersihkan, cara meneteki dan nipple shield agar cepat dapat dilakukan dengan nipple listrik
(3)       Perawatan buah dada khsusu untuk memperbanyak ASI :
(1)       Dengan cara pengurutan / massage
(2)       Dengan cara penyiraman buah dada dengan air panas dan dingin dengan cara bergantian

8)        Test laboratorium
Test laboratorium terutama terhadap hematokrit untuk melihat konsentrasi darah dalam tubuh setelah 3 hari post partum. Normal hematokrit pada saat tersebut adalah 4,2 juga kalau perlu test laboratorium yang lain.

9)        Istirahat
Kebahagiaan karena melahirkan membuat susah istirahat. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu merawat anaknya atau tidak. Hal ini mengakibatkan susah tidur juga akan terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah. Ibu harus bangun malam untuk meneteki atau mengganti popok yang sebelumnya belum dilakukan.


10)      Exercise
Dibagi 2 bagian, yaitu ambulasi dini dan senam nifas. Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing parturient keluar/turun dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah 8 jam, sedangkan persalinan dengan anestesi intra tekal sub amchnoid spinal harus berbaring ditempat tidur dengan bantal yang tipis selama 8 jam baru ambulasi dikerjakan. Keuntungan dari ambulasi dini adalah :
a)        Klien merasa tubuh sehat dan lebih baik, lebih kuat.
b)        Faal usus dan kandung kencing lebih baik
c)         Kemungkinan mengajar ibu merawat / memelihara anaknya, memandikan, mengganti pakaian, memberi makan.
Kontra indikasi pada klien dengan penyulit missal anemia, penyakit jantung, penyakit paru, demam dan lain-lain. Early ambulation dimaksudkan untuk merangsang sirkulasi pada tungkai, caranya :
a)        Kaki flexi dan extensi
b)        Rotasi
c)         Tungkai dan ekstensi
d)        Lutut lurus dan relax
e)        Diulangi gerakan point c

           
B.        Konsep Keperawatan
1.         Pengkajian
a.         Pengkajian awal
Pengkajian awal sejak persalinan yang meliputi keadaan prerotas  dan setelah persalinan berlangsung.
v    G…… P….. A…..
v    Umur kehamilan ….. (dalam minggu)
v    Penyulit kehamilan
v    Lama proses persalinan
b.         Perawatan dan kemajuan-kemajuan selama 1-4 jam pst partum
v    Perdarahan post partum
v    Pre exlamsi/exlampsi
v    Depresi mental
v    Keadaan umum serta tanda-tanda vitalnya
v    Uterus bagaimana kontraksinya keras/lembek juga tinggi fundus uteri perlu dilihat
v    Lochea
v    Vulva ada oedema atau tida
v    Perireum apakah ada loserasi, eposooxtri atau tidak
v    Rectum apakah ada haemoroid atau tidak
v    Kantung kencing
c.         Pada waktu pengkajian juga dilihat bagaimana status emosi energi, pengetahuan ibu tentang bagaimana social budayanya.
Pengkajian berikutnya :
Observasi tiap 8 jam untuk mendetksi adanya tanda-tanda komplikasi dan mengevaluasi kembali sistim-sistim dalam tubuh. Yang termasuk dalam pengkajian ini adalah :
1)         Keadaan umum dan tanda-tanda vital
2)         Sistim vaskuler meliputi :
a)        Perdarahan
Untuk melihat adanya perdarahan atau tidak maka uterus dilihat tiap 2 jam selama 8 jam pertama kemudian tiap 8 jam selama klien masih dirawat di rumah sakit.
b)           Tekanan darah diawasi setiap 8 jam bila ada hipertensi atau bahkan hipotensi
c)            Apakah tanda-tanda thromboertoid atau trmbosis yaitu kaki sakit, bengkak/oedema hangat, merah dan sebagainya.
d)           Haemortoid bila ada haemoroid maka dicek setiap 8 jam tentang besarnya, jumlahnya dan kekentalannya juga gampang pecah atau tidak.
3)         Sistim reproduksi
a)        Uterus
Diobservasi tiap 30 menit selama 4 jam post partum kemudian tiap 8 jam selama 3 hari yang meliputi :
(1)           Tinggi fundus uteri dan posisinya di dalam abdomen
(2)           Konsistensi dari uterus, keras/lembek
b)           Lochea
Diobservasi tiap 8 jam selama 2 hari yang meliputi :
(1)           Warna, banyaknya, baunya, kalau perlu diperiksa laboratorium awal vagin untuk kultur
(2)           Ibu perlu diberitahu bahwa ia harus mencatat penurunan jumlah lochea untuk kira-kira 3 minggu
c)            Perireum
Dilihat tiap 8 jam untuk mengetahui :
(1)           Tanda-tanda adanya infeksi
(2)           Luka jahitan perireum baik/tidak
(3)           Apakah ada jahitan lepas
d)           Vulva
Ada oedema atau tidak
e)           Buah dada
Dilihat tiap 8 jam yang diobservasi :
(1)           Aerob mamae dan papilla mamae bersih atau tidak, menonjol atau tidak
(2)           Konsistensi lembut/lembek/keras
(3)           Colostrum sudah keluar atau belum
(4)           Pengeluaran ASI lancer atau tidak dan banyak atau tidak
4)         Tractus urinarius
Saluran kencing dicek/diobsrvasi tiap jam selama 2 jam pertama kemudian tiap 8 jam untuk 3 hari pertama yang meliputi : meksi lancer, spontan atau tidak dan diukur 24 jam pertama berapa jumlahnya.


5)            Tractus gastrointestinal
Selera makan ibu bagaimana dan defekasinya, obstipasi atau tidak beberapa hari obstipasi
6)            Status emosi dan energi
Apakah ibu kelihatan sedih, cemas atau depresif, apakah kelihatan lemas atau capai, asuhan keperawatan pada ibu nifas dalam pengkajian dari point a,b,c,d,e,f dapat dicantumkan pada formulir pengkajian dan pengawasan ibu nifas yang ada.

2.         Masalah keperawatan yang mungkin timbul pada ibu nifas
a.         Gangguan rasa nyaman sampai dengan luka episiotomi
b.         Kekurangan cairan karena membatasi minum post partum
c.         Gangguan pola eliminasi sampai dengan kurang pengetahuan
d.         Personal hygiene sehubungan dengan kurang pengetahuan dalam perawatan diri
e.         gangguan pola tidur sehubungan dengan :
1)         Luka episiotomi
2)         Kontraksi uterus post partum
3)         Buah dada bengkak
f.          Perubahan psikologis, takut sehubungan dnegan belum tahu pearwatan bayi
g.         Kurang adekuat produksi ASI sehubungan dnegan kurangnya perawatan payudara semasa hamil
h.        Potensial infeksi
i.          Potensial pendarahan


Untuk menentukan diagnosa keperwatan berorientasi kepada masalah yang dihadapi klien, walaupun setiap parturient secara umum mempunyai problem yang sama tetapi mempunyai keunikan tersendiri, misalnya apakah ibu partus lama atau normal, apakah ibu kelahiran primi atau multipara

3.         Rencana Asuhan Keperawatan
Rencana keperawatan/rencana intervensi dibuat sama seperti membuat rencana intervensi pada klien lain yaitu sesuai dengan diagnosa yang telah dirumuskan. Perawatan dilaksanakan selain kepaa ibu juga dilakukan kepada anak walaupun ibu mulai timbul rasa tanggung jawabnya untuk merawat dirinya, tetapi perawat tetap bertanggung jawab secara konsisten mengkaji masalah-masalah yang actual dan potensial pada perawatan ibu dan anak secara bersamaan.
Contoh intervensi :
a.         Atur posisi klien seenak mungkin
b.         Latih untuk menarik nafas dalam
c.         Latih untuk mobilisasi dini
d.         Berikan penjelasan masalah ibu nifas
e.         Perawatan episiotomi aseptic
f.          Observasi tanda-tanda vital
g.         Beri kompres bethadinal pada luka epis yang infeksi
h.        Kolaborasi dengan dokter
i.          Vulva hygiene
j.          Anjurkan dan latih untuk perawatan payudara post partum
k.         Beri penjelasan dan perlihatkan cara merawat bayi yang baik
l.          Pemberian makanan adekuat
Tujuan :
a.         Tidak terjadi infeksi
b.         Dapat meningkatkan dan mempertahankan rasa nyaman
c.         Dapat meningkatkan personal hygiene
d.         Dapat merawat payudara dan meningkatkan produksi ASI
e.         Rasa aman dan nyaman terpenuhi
f.          Perubahan psikologis berkurang atau tidak terjadi
g.         Dapat meningkatkan kesehatan ibu post partum untuk tujuan pada intervensi keperawatan dapat disesuaikan dengan masalah yang telah ditetapkan.

4.         Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat tercapai. Setelah selesai melaksanakan tindakan keperawatan pada ibu nifas perawat selalu mengadakan evaluasi, pada kegiatan tersebut perawat perlu menentukan criteria keberhasilan (standar) yang dapat diukur dan diamati sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
Keberhasilan pencapaian tujuan keperawatan tertentu berarti pasien sudah siap untuk mencapai tujuan lain. Dengan evaluasi berarti ada kegiatan pengkajian kembali dan pengumpulan informasi baru yang memungkinkan perawat menentukan masalah baru. Modifikasi keperawatan serta menentukan alternative keperawatan yang baru.





C.        Petunjuk Pemeliharaan Waktu Nifas
1.         Pemeliharaan selama 24 jam pertama sesudah melahirkan.
v    Bidan atau dukun terlatih tetap mendampingi ibu selama dua jam sesudah bersalin
v    Ibu harus disegarkan dengan diseka  seluruh badan
v    Bayi harus diperbolehkan menyusui sebentar
v    Periksalah perdarahan dari vagina yang wajar adalah hanya sedikit dan berwarna merah cerah
v    Periksalah puncak rahim-kontraksi sehartusnya penuh dan puncak rahim sedikit di atas pusat.
v    Periksalah denyut nadi seharusnya 80-90x/menit
v    Periksalah suhu ibu
v    Beriktahukan kepada ibu dan keluarga
-           Ibu boleh minum dan makan yang ringan setiap waktu
-           Ibu boleh bangun untuk kencing
-           Ibu harus berusaha merangsang kandung seni selambat-lambatnya 12 jam sesudah persalinan
-           Ibu boleh diberi air masak bersih hanya apabila memerlukan tambahan cairan.
v    Suruhlah keluarga menghubungi puskesmas apabila timbul salah satu dari gejala berikut :
-           Perdarahan dari vagina keluarnya gumpalan darah lebih besar daripada gangguan tangan atau semburan darah merah segar.
-           Sakit kepala yang berat
-           Tidak sadar
-           Otot bergerak terkejat-kejat
v    Beritahukan kepada ibu untuk menjaga kebersihan perireum dengan mencucinya dengan sabun dan air masak yang bersih terutama setelah buang air besar dan kecil
v    Selama empat hari pertama sesudah persalinan bidan atau dukun tiap hari harus mengunjungi ibu dan bayi.

2.         Hari kedua setelah melahirkan
v    Tambahlah makan menjadi seperti biasa
v    Anjurkan minum sedikitnya 1 liter cairan sehari
v    Anjurkan untuk menyusui dan merawat payudara
v    Anjurkan untuk mengosongkan  kandung seni tiap jam
v    Ibu boleh duduk diluar tempat tidur selama ia suka dan boleh jalan-jalan di rumah
v    Anjurkan mandi sendiri
v    Mulai lagi minum tablet besi tiap hari selama waktu menyusui
v    Beritahukan keluarga untuk meghubungi puskesmas bila timbul gejala sebagai berikut :
-           Kesukaran kencing
-           Merasa demam dan tidak enak badan
-           Mengeluarkan gumpalan darah cerah yang banyak terus menerus

3.            Hari ketiga setelah melahirkan
v    Lanjutkan seperti kegiatan di atas, kegiatan ibu ditambah. Ibu boleh keluar pada hari ke tiga
v    Ibu jangan mengharapkan buang air besar (pertama) sampai hari ketiga sesudah melahirkan
v    Lochea seharusnya berwarna merah tua

D.        Komplikasi Dalam Waktu Nifas
1.         Jangka waktu 24 jam pertama
a.         Komplikasi
1)        Peredaran darah yang akibatnya dapat lebih berat karena adanya kurang darah
2)        Perdarahan dengan mengakibatkan kadar yang lebih berat apabila tubuhnya terjadi keadaan kurang darah
b.         Cirinya
1)        -            Perdarahan dari rahim
            -            Perdarahan dari robekan
            -            Denyut nadi melampaui 100x/menit
2)        -            Nafas cepat, pusing, lemah, pucat
            -            Turgor dan kaki dingin, berkeringat
c.         Pemeliharaan
Untuk pemeliharaan dan perawatan lihatlah perdarahan sehabis melahirkan dan robekan perineum besar

2.         Jangka waktu 24 jam
a.         Komplikasi
Infeksi rahim
b.         Cirinya
1)        Sesudah persalinan normal suhu badan mungkin naik bila lebih dari 38 derajat celcius adalah tidak wajar. Suhu badan seharusnya normal setelah 24 jam melahirkan
2)        Biasanya terjadi sesudah persalinan yang lama, ketuban pecah sebelum waktunya atau tindakan vagina yang sulit
c.         Pemeliharaan
Berilah procaine penicillin 600.000 I.V.I.M 2xsehari selama 5 hari (sesuai petunjuk dokter)




3.         Jangka waktu minggu pertama
a.         Komplikasi
1)        Kencing tertahan (retention urine)
2)        Sembelit berat
b.         Cirinya
Kegagalan untuk buang air kecil atau menetes terus menerus yang tidak dapat ditahan disertai perut nyeri dan kandung kemih menjadi besar.
c.         Pemeliharaan
1)        -           Anjurkan minum lebih banyak
            -           Anjurkan mengeluarkan kencing secara teratur pada waktu tertentu
            -           Bila dalam 24 jam tidak dapat buang air kecil pasanglah kateter
2)        -           Bila sudah dua hari tidak dapat buang air besar berilah papaferin cair 1 sendok makan 3x
            -           Berilah klisma bila perlu

4.         Jangka waktu mingu ke 1 sampai dengan minggu ke 6
a.         Komplikasi
1)        Infeksi saluran kencing
2)        Infeksi rahim
3)        Payudara tersumbat/radang payudara (mastitis) membengkak dan nyeri.
4)        Infeksi
5)        Infeksi pembuluh darah di kaki
b.         Cirinya
1)        -           Nyeri dipunggung
            -           Sering kencing dengan rasa panas
2)        -           Keluar darah banyak berupa gumpalan darah
            -           Lochea berbau
            -           Perut nyeri rahim nyeri
            -           Suhu badan naik
3)        -           Kedua payudara sama-sama merah, bengkak dan nyeri
            -           Bagian dari satu payudara
4)        -           Robekan atau jahitan mungkin kena infeksi
            -           Perineum membengkak, merah, nyeri dengan nanah di sekitar luka.
5)        -           Pembuluh darah tungkai menonjol, keras, merah, nyeri
c.         Pemeliharaan
1)        -           Berilah surta 1 tablet 4x sehari selama 5 hari bersama pericillin 6000.000 I.U 2x sehari selama 5 hari (sesuai petunjuk dokter)
            -           Anjurkan minum sebanyaknya minimal 1,5 liter sehari selama 5 hari
2)        -           Sama dengan point 1
3)        -           Sama dengan point 1
            -           Lanjutkan menyusui bila tidak ada darah
            -           Berilah istirahat pada putting susu selama 48 jam bila pecah-pecah
4)        -           Sama dengan point 1
            -           Angkatlah benang jahitan bila ada (sesuai petunjuk dokter)
5)        -           Sama dengan point 1
            -           Tinggikan kaki
            -           Bantulah dengan balut penekan atau kaos kaki tebal yang melampaui lutut
            -           Bila suhu turun dan nyeri di kaki berkurang anjurkan mengurangi pergerakan

4.         Jangka waktu lanjutan minggu ke 1 s.d. minggu ke 6
a.         Komplikasi
1)        Jiwa terganggu
2)        Infeksi
3)        Kurang darah (anemia)
b.         Ibu menunjukkan 2 atau lebih dari gejala berikut :
-           Gelisah
-           Menolak menyusui
-           Tidak dapat tidur
-           Paranoid
-           Keinginan tidur yang berlebihan
-           Perilaku yang aneh
-           Tidak menyukai anak
-           Tidak menyukai suami
-           Bicara cepat
-           Marah tanpa sebab
-           Tidak mau makan dan minum
-           haemoglobin di bawah 8 mg %
c.         Pemeliharaan
1)        -           Kurangi bayi pelukan
            -           Ibu memerlukan tidur dan ketenangan maka berilah sodium amythai 500 mg dengan segera dan teruskan dengan 250 mg
            -           Apabila tidak ada gejala stock, chlorpromazine 100 mg IU diteruskan dengan 50 mg diminum tiap 6 jam
            -           Lapor kepada dokter yang ditemukan
2)        -           Bila ibu sudah mendapat pengobatan ferrous sulfate selama atau lebih dari 6 minggu dan HB tetap di bawah 8 mg%
            -           Periksalah apakah ibu minum obat dengan sengguh-sungguh
            -           Bila ibu tidak mau berilah soclarated iron oxite 5 mg IU selama 4 minggu
            -           Bila penderita sudah minum obatnya dan HB tetap di bawah 8% tambah dengan folic acid 5 mg sehari hingga HB normal sedikitnya 10 mg% atau lebih
            -           Bila pada kunjungan pertama ke rumah atau puskesmas HB di bawah 8 mg% berilah ferrous sulfate dan folic acid 5 mg sehari hingga HB normal sedikitnya 10 mg% atau lebih
            -           Periksalah lagi HB kunjungan berikutnya
            -           Nasehatkan makan dengan banyak protein dan zat besi
            -           Tidak ada perubahan laporkan kepada dokter











BAB III
TINJAUAN KASUS

TINJAUAN KEPERAWATAN
PADA IBU NIFAS HARI PERTAMA
DI RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI


I.              Pengkajian
1.         Biodata
     a.    Nama ibu                              :    Ny. K
            Umur                                     :    24 Tahun
            Agama                                   :    Islam
            Pendidikan                           :    SMU
            Pekerjaan                             :    Ibu Rumah Tangga
            Suku/bangsa                       :    Jawa/Indonesia        
            Status kawin                        :    Kawin, pada umur 23 tahun
            Alamat                                   :    Jl. Cimareme RT.07/11 Cimahi
            No. Register                         :    1945/III/2002
           
     b.    Nama suami                         :    Tn.Z
            Umur                                     :    26 Tahun
            Agama                                   :    Islam
            Pendidikan                           :    SMU
            Pekerjaan                             :    Pegawai swasta
            Suku/bangsa                       :    Jawa/Indonesia        
            Status kawin                        :    Kawin, pada umur 25 tahun
            Alamat                                   :    Jl. Cimareme RT.07/11 Cimahi
            Tanggal pengkajian            :    15 April 2003
            Tanggal masuk                    :    13 April 2003
             


2.         Riwayat nifas
a.            Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada perineum yang disebabkan oleh inkontiunuitas jaringan saat episiotomi mediolateralis sinistra 2-3 cm. Nyeri dirasakan menusuk dan mules, nyeri dirasakan pada perineum menjalar ke paha kiri sampai ke anus dengan skala nyeri 8-9 nyeri sekali (menggunakan skala 1-10), sehingga klien mengeluh tidak bias tidur. Nyeri dirasakan klien 1 jam setelah dilakukan apisiotomi dan males dirasakan klien sejak sebelum melahirkan sampai saat di data atau dikaji.

b.        Riwayat haid
Menarche                        :    14 Tahun
Siklus                               :    28 hari teratur
Lama                                 :    6 hari
Disminorhoe                   :    Tidak pernah
Warna                               :    Merah tua tidk ada gumpalan atau stosel           
Jumlah                             :    + 100 cc/hari (2x ganti pembalut)
Bau                                   :    Khas
Keputihan                        :    Tidak pernah
HPHT                                :    07-07-2003
             
c.        Kehamilan dan persalinan
Kehamilan sekarang     :    G1P0A0
Haid terakhir                    :    07-07-2003
Ramalan persalinan      :    14 April 2003
Umur kehamilan             :    36 minggu
Tanggal persalinan        :    14 April 2003 pukul 11.05
Penyulit persalinan       :    Tidak ada
Lama persalinan            :    Kala I      : 13 jam
                                               Kala II     : 1 jam 15 menit
                                               Kala III    : 15 menit
                                               Kala IV    : 2 jam stl persalinan
Jenis persalinan             :    Spontan
Anak                                 :    Hidup sehat, jenis kelamin pria, berat badan 3050 gr, panjang badan 50 cm
Lingkar kepala                :    31 cm
Lingkar lengan               :    11 cm
Lingkar dada                   :    30 cm
Apgar skor                       :    1 menit   : 6
                                               5 menit   : 9
                                               10 menit : 10

3.         Pemeriksaan fisik
a.            Rambut
Warna rambut hitam, distribusi merata, pada kulit kepala tidak ada lesi dan alopesia, kebersihan cukup baik
b.            Mata
Konjungtiva anemis, sclera anikterik, terdapat lingkran hitam pada palbera, pucat karena kelelahan dan kirang tidur, fungsi penglihatan normal
c.             Hidung
Bentuk simetris, sputum simetris, tidak terdapat secret, tidak nampak pernafasan cuping hidung, fungsi penciuman baik, mampu membedakan bau minyak kayu putih dan balsam gosok
d.            Mulut
Bibir simetris atas dan bawah, bibir kering berwarna pucat, jumlah gigi lengkap 32 buah, fungsi pengecapan baik


e.            Telinga
Simetris kiri dan kanan, kalix sejajar dengan pina, secret tidak didapatkan, fungsi pendengaran baik
f.              Leher
Tidak didapatkan pembesaran ven ajugalaris, kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening
g.            Dada
Simetris, pernafasan thorako abdominal, fretraksi simetris kiri dan kanan, tidak terdengar adanya ronchi dan wheezing. Mamae tidak didapatkan pembengkakan, areola normal, hipopigmentis, putting susu menonjol, kelenjar maountgumeri
h.            Abdomen
Kulit supel, terdapat strias garidarum, kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri di bawah pusat, tidak terdapat pembesaran hepar dan lien, terdapat nyeri tekan dan vesika urinaria kosong
i.              Extremitas
Atas : dapat menahan tahanan yang diberikan oleh perawat, otot kuat dan kenyal, respon pergerakan ada (bisep dan trisep)
Bawah : Dapat menahan tahanan yang diberikan oleh perawat, otot kuat dan kenyal, reflek partela dan babinsky ada.
j.              Genetalia
Perinium : terdapat luka episiotomy mediolateralis sinistra 2-3 cm, jumlah jahitan 3 buah, ibu masih merasa nyri pada daerah perineum
Vulva : tidak ada oedema dan varises
Orestesium vagina : terdapat pengeluaran lochea, bau amis, jenis rubra

k.             Anus
Bersih, tidak ada haemoroid atau fistula ani

4.         Data psiko spiritual
a.         Ibu merasa nyeri karena luka episiotomy sehingga ibu tidak bias beristirahat
b.         Ibu merasa bahagia karena bayinya telah lahir selamat, sehat dan normal
c.         Ibu merasa kasihan pada bayinya karena asinya belum keluar
d.         Ibu mau menusui bayinya karena ibu memahami manfaat akan meneteki bayi serta mempererat rasa kasih saying yang memberikan ketergantungan pada bayi
e.         Orang tua atau keluarga merasa senang dengan kehadiran seorang cucu
f.          Ibu akan menysui bayinya samapi usia 2 tahun


















TABEL I

NILAI APGAR PADA NEONATUS DINI

NO
DATA DASAR
1 MENIT
5 MENIT
10 MENIT
1
2
3
4
5
Appereance
Pulse
Grimace
Activity
Respirasi
1
1
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2

JUMLAH
6
9
10


NIFAS
Keadan umum                     :    Baik, kesadaran sadar penuh
TTV                                        :    TD   110/60 mmHg
                                                    N     100x/menit
                                                    S     37OC
                                                    R     22x/menit
Pendarahan                         :    Tidak terjadi
Pengeluaran lochea          :    Warna merah segar
Tinggi fundus uteri             :    1 cm di bawah pusat
Lain-lain                               :    Rawat gabung digabungkan setelah 2 jam persalinan









TABEL II

DATA BIOLOGIS DAN FISIOLOGIS

NO
DATA POLA
SMT DI RUMAH
SAAT DIRAWAT
(POST PARTUM)
SEBELUM HAMIL
SETELAH HAMIL
1

















2











3











4




5



6
Pola nutrisi
- Makan










- Minum





Pola eliminasi
- BAK




- BAB





Pola Istirahat




Tidur






Personal hygiene



Pola seksualitas


Pola aktivitas

v Frekuensi 3x sehari, tidak teratur
v Makanan pokok nasi, lauk pauk berupa ikan, daging, tempe dan tahu, sayuran seperti asem, bayam, kangkung, katuk, buah-buahan, jeruk, pisang, apel, dll


v Frekuensi 4-6x/hari
v Jenis air putih dan susu
v Jumlah + 2500 cc/hari




v Frekuensi 4x/hari
v Warna kuning jernih
v Bau khas
v Jumlah + 1300 cc

v Frekuensi 2x/hari
v Warna kuning tengguli
v Bau khas
v Nyeri tidak ada


Digunakan untuk membersihkan rumah, masak, bantu suami, nonton TV

Tidur siang pukul 10.30-14.00
Tidur malam pukul 21.00-05.00



v Mandi 2x/hari
v Gosok gigi 3x/hari
v Gunting kuku 1x/minggu
v Keramas 2x/minggu

3x seminggu



dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa ada hambatan

v Frekuensi 4x sehari, tidak teratur
v Makanan pokok nasi, ditambah lauk pauk berupa ikan, daging sapi atau ayam, tempe dan tahu, sayuran seperti asem, bayam, kangkung, katuk, buah-buahan, jeruk, pisang, apel, dll

v Frekuensi 4-6x/hari
v Jenis air putih, pada pagi dan sore hari 1 gelas susu
v jumlah + 3000 cc


v Frekuensi 3-10x/hari
v Warna kuning jernih
v Bau khas
v Jumlah + 3000 cc

v Frekuensi 1x/hari
v Warna kuning tengguli
v Bau khas
v Nyeri tidak ada


Digunakan untuk membersihkan rumah, masak, bantu suami, nonton TV

Tidur siang pukul 12.30-14.30
Tidur malam pukul 21.00-05.00



v Mandi 2x/hari
v Gosok gigi 3x/hari
v Gunting kuku 1x/minggu
v Keramas 2x/minggu

Seminggu 2x, usia kehamilan 24 minggu, selanjutnya tidak dilakukan

Kegiatan sehari-hari dikurangi, terutama untuk pekerjaan yang berat dan dapat membahayakan kehamilan

v Saat dirawat frekuensi 4x sehari teratur
v 1 jam post partum klien diberi makan & minum 1 porsi terdiri dari 1 porsi nasi, tempe, daging & 1 mangkuk sayuran, 1 buah pisang




v Frekuensi 5x/hari,
v jenis air putih, pada pagi dan sore 1 gelas susu,
v jumlah + 3000 cc



v Frekuensi 4x/hari
v Warna kuning jernih
v Bau khas
v Jumlah + 1300 cc

v Frekuensi 2x/hari
v Kuning tengguli
v Bau khas
v Nyeri ada karena ada luka episiotemy

Ibu tampak tirah baring di tempat tidur sambil mengurus bayinya


Tidur siang pukul 14.00-15.00
Tidur malam pukul 23.00-03.00
Sering bangun karena bayi menangis serta ibu merasa nyeri dan mules

v Mandi 2x/hari
v Gosok gigi 3x/hari
v Gunting kuku 1x/mg
v Keramas 2x/minggu

Belum melakukan



Dalam melakukan aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat selama 1 hari post partum karena adanya luka episiotemy yang terasa sakit

II.           ANALISA DATA

NO
DATA SENJANG
KEMUNGKINAN PENYEBAB
MASALAH
1










2









3









4
Ds :
v  Wajah klien pucat
v  Konjungtiva anemis
v  Tempat lingkaran hitam pada bulbi

Do  : 
v  Ibu mengatakan hanya tidur + 5 jam di malam hari
v  Ibu mengeluh kepalanya pusing
v  Badannya terasa lemas

Ds :
v  Saat putting susu dipijit colostrums belum keluar
v  Payudara ibu bengkak dan keras

Do :
v  Ibu mengatakan ASI belum keluar
v  Payudaranya terada sakit


Ds :
v  Tampak luka episiotermy medio lateralis 2-3 cm
v  Ibu tampak sesekali meringis

Do :
v Ibu mengatakan nyeri di daerah perineum dan nyerinya terasa seperti ditusuk-tusuk

Ds :
v  Luka post episiotermy masih basah

Do :
v Ibu mengatakan tidak mengetahui cara merawat luka episitermy

Bayi sering menangis
¯
Perhatian ibu tetuju pada bayi
¯
REM meningkat
¯
Ibu terjaga





Manifestasi kurang tidur
¯
Hambatan lobus hypopise anterior à Produksi hormone exterior terganggu à Mempengaruhi otot-otot mamae à Let down refleks menurun à Colosterum tidak keluar à laktasi terhambat


Post episotermy medio lateralis sinistra à terputusnya jaringan pada daerah perineum à rangsangan stimulasi nyeri pada cartex menuju apiro talamik à berakhir pada koru dorsalis lamina 1-2 à sampai hipotalamus à nyeri di persepsikan



Kurangnya pengetahuan tentang perawatan luka à potensial terjadinya infeksi

Gangguan pemenuhan istirahat tidur









Gangguan proses laktasi








Gangguan rasa nyaman nyeri







Potensial terjadinya infeksi


III.        Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
1.            Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan luka post episitermy ditandai dengan
Do    :    -    Adanya  luka  post  episiotermy  medio  lateralis  2-3 cm
-     Ibu tampak meringis
      Ds    :    Ibu mengatakan nyeri di daerah perineum dan nyerinya terasa seperti ditusuk-tusuk


2.            Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu tentang perawatan luka episiotermy yang ditandai dengan :
Do    :    Luka post episiotermy masih basah
Ds    :    Ibu mengatakan tidak tahu cara merawat luka post episiotermy

3.            Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dnegan bayi yang sering menangis ditandai dengan :
Do    :    -    Wajah klien pucat
              -    Konjungtiva tidak anemis, tampak lingkaran hitam pada bulbi
Ds    :    -    Ibu mengatakan tidur malam + 5 jam
              -    Kepala ibu terasa pusing, badannya lemas

4.            Gangguan proses laktasi sehubungan dengan colostrums belum keluar sebagai manifestasi ibu dapat istirahat yang cukup ditandai dengan :
Do    :    -    Colostrum belum keluar saat putting susu dipijat
              -    payudara bengkak dan keras
Ds    :    -    Payudaranya terasa sakit
              -    Ibu menagtakan ASI belum keluar











IV.       Nursing Care Plane


NO.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PEMERIKSAAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
1
















2





















3





















4
Nyeri sehubungan dengan luka post episiotomy yang ditandai dengan :
Do :
v Tampak luka episiotermy medio lateralis sinistra
v Wajah ibu meringis kesakitan

Ds :
v Ibu mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk pada daerah perineum

Gangguan istirahat tidur sehubungan dengan bayi sering menangis ditandai dengan :
Ds :
v Ibu tidur + 5 jam

Do :
v Wajah ibu pucat
v Konjungtiva anemis
v Terdapat lingkaran hitam pada pubis
v Badan ibu terasa lemas







Gangguan proses laktasi sehubungan dengan colostrums belum keluar yang merupakan manifestasi ibu tidak beristirahat dengan cukup ditandai dengan
Ds :
v Ibu mengatakan ASI belum keluar
v Bayi rewel dan ibu cemas

Do :
v Pada saat putting susu dipijat colostum belum ke luar



Potensial terjadi infeksi pada luka episiotomy sehubungan dengan luka yang masih basah ditandai dengan
Do :
v Ibu tidak mengetahui cara perawatan episiotomy

Ds :
v Ibu bertanya cara perawatan luka, luka masih basah
Masalah teratasi dengan criteria :
JANGKA PENDEK
v 2x24 jam nyeri berkurang
v 3x24 jam luka episiotermy kering

JANGKA PANJANG
v 5x24 jam nyeri hilang
v Penutupan jaringan sempurna pada minggu ke dua



Kebutuhan tidur terpenuhi dengan criteria :
JANGKA PENDEK
v 1x24 jam ibu dapat tidur cukup
v Mimik wajah ibu cerah

JANGKA PANJANG
v 3x24 jam ibu bias tidur selama 9 jam seperti semula
v Ibu kembali segar








Proses laktasi tidak terganggu dengan criteria :
JANGKA PENDEK
v 1x24 jam colotrum bias keluar
v Ibu tidak cemas
v Bayi tidak rewel

JANGKA PANJANG
v Ibu dapat menyusui
v Bayi dpt menetek dengan puas








Infeksi tidak terjadi dengan criteria :
JANGKA PENDEK
v 1x24 jam tidak terlihat tanda-tanda peradangan
v Luka bersih

JANGKA PANJANG
v 3x24 jam luka episiotomy kering
v Penutupan jaringan yang putus sempurna pada minggu ke 2
v Tidak terjadi peradangan
v Tidak terjadi perdarahan
v Mengajrkan teknik relaksasi dan sitraksi (nafas dalam)
v Lakukan vulva hygiene
v Kolaborasi










v Anjurkan ibu untuk tidur pada saat anaknya tidur
v Ciptakan lingkungan yang tenag dan nyaman
v Anjurkan ibu untuk membaca majalah atau buku yang disukai









v Lakukan perawatan payudara 2x sehari atau sebelum mandi
v Anjurkan kepada ibu untuk makan dan minum yang bergizi tinggi
v Tenangkan pikiran ibu pada saat menyusui









v Lakukan vulva hygiene
v Berikan pendidikan ke sehatan tentang perawatan luka
v Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan protein
v Dpt merelaksasi otot-otot dan vaso kontruksi pembuluh darah sehingga suplai O2 ke jaringan adekuat
v Luka supaya bersih dan memberikan rasa nyaman pada ibu
v Kolaborasi untuk pemberian analgesic dan antibiotic


v Pada saat bayi tidur ibu dapat mengurangi segala aktivitas dan istirahat
v Dgn lingkungan yang tenang dan nyaman dapat mengurangi rangsangan pd kortex cerebri & ibu bias istirahat
v Membaca dapat meningkatkan aktivitas pd cortex cerebri, shg dpt meningkatkan kerja otot mata, REM menurun timbul kelelahan dan akhirnya tidur
v Prw. payudara dpt merangsang otot papilla mamae & sel asini U/ keluarkan ASI
v Makanan dapat merangsang pengeluaran ASI melalui proses metabolisme absorbsi nutrisi
v Pikiran yg tenang dpt merelaksasi kerja glandula anterior untuk mengeluarkan hormone axitixin yang berakibat kerja sel down relaks untuk merangsang ASI keluar
v Dapat menghindari terjadinya infeksi pada luka episiotomy
v Berikan pendidikan kesehatan perawatan luka menambah pengetahuan ibu
v Karbohidrat dan protein dapat membantu pembentukan energi dan penyembuhan luka sehingga infeksi tidak terjadi
v Menganjurkan waktu menarik nafas dalam
v Melakukan vulva hygiene
v Kolaborasi pemberian antibiotika ampicillin  peroral 3x500 mg perhari







v Menganjurkan ibu untuk beristirahat pada saat bayi tidur
v Menciptakan lingkungan nyaman dan tenang
v Menganjurkan ibu untuk membaca majalah













v Melakukan perawatan payudara 2x sehari atau sebelum mandi
v Menganjurkan ibu makan dan minum yang bergii tinggi
v Menenangkan pikiran ibu saat menyusui











v Melakukan vulva hygiene
v Memberi tindakan cara perawatan luka episiotermy
v Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat tinggi protein
S : Ibu berkata nyeri berkurang
O : Ibu tampak lebih tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana diteruskan









S : Ibu mengatakan sudah dapat tidur 6 jam
O : Wajah ibu lebih cerah
A : tujuan tercapai sebagian
P : Rencana dilanjutkan












S : ibu mengatakan ASI keluar tapi masih sedikit
O : Colostum sudah keluar
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan












Tujuan mencapai luka tidak infeksi ibu mau mengikuti saran yang diberikan



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


A.        Kesimpulan
 Puerpurium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
Tujuan perawatan nifas yaitu memulihkan kesehatan dan mental ibu,  mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi, mempelancar pembentukan ASI dan pengeluaran ASI serta meningkatkan self care pada ibu nifas

B.        Saran
Diharapkan pada ibu post partum dapat memenuhi kebutuhan gizinya serta kebersihan diri danlingkungan perlu diperhatikan dn juga perawatan perineum, episotermy dan bila ada haemoroid harus selalu diawasi.
Perawatan buah dada dan pemberian laktasi harus selalu dikaji, selain diharapkan perawat selalu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.












DAFTAR PUSTAKA


1.            Bagian Obstetri dan Genekologi, Obstetri Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, 1983, Bandung.

2.            Doerges Marlyn, Rencana Perawatan Maternal, Edisi 2, EGC, Jakarta, 2001.

3.            FKPP se-Jawa Barat, Perawatan Kebidanan Yang Beriorientasi Pada Keluarga, Bandung, 1996.

4.            Fakultas Kedokteran UNPAD,  Obstetri Fisiologi, Bandung, 1983.

5.            Helen Farter, Perawatan Materitas, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2001.

6.            Prosedur Penyusunan Karya Tulis.


No comments :