TINJAUAN TEORITIS
BRONCHO PNEMONIA
I. Pengertian
Broncho
pnemonia adalah
proses peradangan / implamasi pada parenkim paru yang dimulai di bronchus dan
menyebar ke jaringan paru sekitarnya (Engran, 1998 : 60). Menurut buku
Patofsiologis, broncho pnemonia adalah peradangan akut permukaan
paru-paru dan terjadi penyebaran daerah
daerah infeksi juga melibatkan bronchi (Price, 1995 : 709 – 710).
Broncho pnemonia adalah implamasi parenkim paru biasanya berhubungan dengan pugistian Alveoli dengan cairan (Donges 1999
: 164).
Dari
beberapa pengertian di atas broncho pnemonia, maka dapat disimpulkan bahwa broncho
pnemonia adalah proses peradangan yang diawali pada bronchus dan menyebar
ke jaringan paru sekitarnya yang di sebabkan oleh mikro organisme yang
mengganggu tahanan saluran trachea bronchialis sehingga flora endogen ketika
memasuki jalan nafas.
II. Etiologi
-
Virus
-
Bakteri
Aerob : golongan stapilokokus, streptokokus,
hemofilus, batang gram, pneumokokus, dll.
Anaerob : paptos streptococus, fuso fuso bacterium,
dll.
- Jamur
- Aspirasi : makanan,
benda asing, cairan amnion.
III. Patofisiologis
Broncho
pnemonia biasanya didahului oleh adanya peradangan pada saluran pernafasan bagian atas, dimana kuman masuk ke dalam
hidung mencapai bronchioli kemudian alveolus dan sekitarnya. Penyebaran daerah
infeksi tersebut dikelilingi oleh bercak-bercak dengan diameter + 3 – 4
cm. Reaksi radang meliputi dinding bronchus. Dinding bronchus mengalami
fibrosis dan pelebaran sehingga dapat mengakibatkan bronchi ektasi, sedangkan
eksudat dapat terjadi karena absorbsi lambat.
Pada
bronchus bila peradangnnya bensfat akut secara kopis tampak adanya selaput
lendir sebab hiperamik dan banyak eksudat berupa lendir atau nanah, kadang
sampai terjadi ulkus. Kelainan yang timbul
dapat berupa bercak yang tersebar pada kedua paru-paru lebih banyak pada
bagian bassal koasulidasi itu terdapat sekitar mata bronchialus, paru-paru
sekitar sebagian tampak normal, sebagian mengalami empisema. Kompensi stemik
kadang-kadang daerah konsilidasi itu lebih sering terjadi penggabungan, hal ini
dinamakan broncho pnemonia conflukise.
Bila
peradangan bersifat kronis, kelainan yang timbul adalah hypertropi mukosa
kelenjar broncus. Peningkatan saluran goblet disertai sel-sel radang dan odema
mucosa membran bronchus yang produktif, hal ini mengakibatkan gejala khas yaitu
batuk produktif. Batuk yang kronik disertai peningkatan sekresi broncus
mengakibatkan bronchioli menjadi rusak dinding melebar / dilatasi bronchus
terjadi karena nekrolis yang mengatasi otot polos dan serabut elastik yang
mengakibatkan keadaan dinding bronchus menjadi lemah. Adapun peradangan dibagi
menjadi beberapa stadium :
1. Stadium
awal : Terbatas pada salah satu paru, hal ini menyebabkan
ventalasi paru berkurang meskipun paskularisasi menjadi lemah.
2. Stadium
lanjut : terjadi penyebaran infeksi pada kedua paru, terbagi atas
beberapa stadium :
-
Stadium
kongesti (4-12 jam pertama)
-
Stadium
hepatisasi (2-3 hari)
-
Stadium
resolusi (1-3 minggu)
IV. Manifestasi Klinik
o
Sesak
nafas disertai pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada kadang sampai
cianosis.
o
Suhu
tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39 – 40 oC.
o
Pada
aupkutraksi paru didapat adanya ronchi basah.
o
Lenkositosis
o
Pernafasan
cepat dan dangkal > 50 x/m (2 bulan - < 12)
o
Batuk
yang mula-mula kering kemudian menjadi produktif
o
Perubahan
suara nafas ngorok
o
Nyeri
dada biasanya timbul akibat gesekan preta yang meradang
o
Foto
thorax menunjukkan adanya Infiltrad berupa bercak
o
Perubahan
kesadaran
V. Pemeriksakan Diagnosis
o
Foto
Thorax pada broncho pneomonia terdapat bercak “Infiltrat” pada satu atau
beberapa lobus
o
Laboratorium
: gambaran darah tapi menunjukkan leutositosis, depan mencapai 15000-40000/mm3
dengan pergeseran ke kiri, kuman penyebab dapat dibiakan dari resapan
tenggorokan dan mungkin juga dari darah, urine biasanya berwarna lebih tua
mungkin terdapat Albumin Uria ringan karena suhu yang naik dan sedikit Thorax
Hyalin. Analisis gas darah Anteni dapat menunjukkan Asidosis notabolik dengan
atau tanpa retensi CO2
VI. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan
diberikan berdasarkan atiologi dan uji rekstansi, tetapi karena hal itu perlu
waktu sedangkan RS perlu therapi secepatnya maka biasanya diberikan :
1. Pinicilin 50.000
w/Kg BB ditambah dengan Kloram penical 50-70 mg/Kg BB/hari.
2.
Pemberian
O2 dan cairan IV biasanya diperlukan campuran glucosa 5% dan NaCl 0,9% dalam
perbandingan 3:1 ditambah larutan KCL 10 mg/500 Ml/Berat antani
3.
Pemberian
therapi yang disesuaikan dengan hasil analisa gas darah antani (Nialson.1993:61)
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK SAKIT DENGAN DX BRONCHO PNEMONIA
DI RUANG PERAWATAN IV RS. DUSTIRA
CIMAHI
PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
I. Biodata
Nama klien : An. Riz
Umur : 6 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Anak ke : II
Tanggal masuk : 16 Januari 2002
Tanggal
pengkajian : 18
Januari 2002
No. Register : 0654/2/2002
Diagnosa :
Broncho Pnemonia
Alamat : Jl.
Cibeber RW.06/II Cimahi
PENANGGUNG JAWAB AYAH
Nama : Tn. H
Pekerjaan : TNI AD
Hubungan
keluarga : Orang
Tua
PENANGGUNG JAWAB IBU
Nama : Ny. I
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan
keluarga : Orang
Tua
II. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan
klien sesak nafas dan batuk-batuk serta pilek.
b. Riwayat kesehatan
sekarang
+
4 hari sebelum masuk RS Ibu klien mengatakan klien panas dalam disertai
batuk, pilek, sesak nafas (+), kurang nafsu makan. Pada saat dikaji klien
tampak sesak dan disertai batuk dahak. Sesak berlangsung terus menerus, sesak
bertambah bila klien tidur terlentang dan sesak berkurang bila klien tidur
dengan bantal yang tinggi dan bagian punggung dilakukan fibrinasi.
c.
Riwayat kesehatan masa lalu
·
Riwayat prenatal
Pada saat
hamil 2 bulan klien biasa memeriksakan kehamilannya ke bidan yaitu pada usia
kehamilan 3 bulan 1 x 6 bulan satu sekali pada umur kehamilan9 bulan 3 kali
mendapatkan imunisasi TT 2 x dan mendapatkan obat/Vit Fa menurut ibu pada
riwayat kehamilan tidak ada mengalami kelainan dan kehamilan cukup bulan HPHT
tidak diingat oleh ibu klien. Selama hamil tidak mengkonsumsi obat jamu-jamuan.
d.
Riwayat kesehatan keluarga
Di keluarga klien ada yang
menderita penyakit yang sama yaitu neneknya. Nenek dan klien tinggal serumah
dan dekat sekali dengan klien.
·
Riwayat Natal
Klien
adalah anak ke II. Ibu klien mengatakan klien ditolong oleh bidan. Klien lahir
dengan kehamilan cukup bulan, lahir spontan, letak kepala, menangis keras
dengan BBL : 3000 gr dan panjang lahir tidak diukur.
·
Riwayat Past Natal
Klien
lahir pada tanggal 28 – 10 – 1996
Menurut
keterangan ibunya, pertumbuhan sejak lahir tidak ada kelainan. Klien tidak
pernah dibawa ke sarana kesehatan sehingga BB klien pada umur 1 – 7 tahun
mengalami penambahan BB dan TB.
·
Perkembangan
Menurut
pengakuan ibu klien, kepandaian klien sebelum sakit dalam aktivitas tidak
pernah mengalami hambatan bergaul dengan teman sebaya dan tidak pernah cengeng.
·
Nutrisi
Menurut ibu klien , pada saat sebelum masuk rumah
sakit klien jarang makan dan lebih banyak mengemil / jajan. Di rumah sakit
klien makan sedikit (1/4 porsi) makan roti, minum susu. Minum 8-10 gl/hari +
susu.
·
Imunisasi
Pada umur
0-1 tahun imunisasi lengkap.
III. Pemeriksaan Phisik
a. Keadaan umum lemah
dan hanya tidur
- Kesadaran C.M.
b. Tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmhg
N : 42 x/m
R : 32 x/menit
S : 37,4 0C
BB : 107 cm
TBG : 15 kg
c. Kepala : Bentuk kepala simetris, warna rambut
hitam keras dan tidak tampak adanya alopesia lasi, distribusi merata dan
kebersihan cukup.
Mata : Bentuk
simetris ka-ki tidak anemis,aniktasik, tidak tampak adanya odema, palpera,
penglihatan normal.
Hidung : Bentuk
simetris ka-ki, ada pernafasan caping, hidung kesulitan bernafas sesa.
Telinga : Bentuk
simetris ka-ki, tidak tampak adanya senumen, pendengaran normal.
Mulut : Mukosa
bibir kering, warna merah kecoklatan, lidah putih, kebersihan kurang.
d. Leher : Tidak tampak adanya pembesaran KGB
dan vena jogulari.
e. Dada : Bentuk dan gerak simetris pada
auskultasi paru terhadap bronchi pada kedua paru suara, nafas brochial
inspirasi lebih pendek dan ekspirasi frekwensi 32 x/m.
f. Aksila : tidak teraba adanya pembesaran
kelenjar limfe.
g. Abdomen : Bentuk datar lembut bising usus +.
h.
Genetalia &
Anus : Tidak
ada kelainan.
i.
Ektremitas : Normal tidak terpasang infus.
IV. Data Sosial
Hubungan keluarga : Baik,
klien mampu berkomunikasi dengan ibunya juga orang yang ada di rumahnya.
Hub. dgn perawat
dan pasien lain : Klien
dapat menggerakkan instruksi dokter maupun perawatnya.
Data spiritual : Klien
beragama Islam dan selalu berdo’a atas kesembuhannya dan ibu klien selalu
melaksanakan ibadah sholat.
V. Struktur Keluarga
+
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Klien
Kawin
Tinggal
satu rumah
+ Meninggal
VI. Data Biologis
VII. Data Penunjang
Nilai Normal Interurahes
Lecosit 5,8 gr% 12,0 - 16 gr% Normal
HB 12 rb/mm3 4,0
- 10 rb/mm3 Normal
Trombosit 315 rb/mm3 150 -
140 rb/mm3 Normal
Hematokrit 35%
Therapy
-
Bisolvon
-
Pentalon
-
OBH 3 x 1
-
Amoxylin 3 x 250 mg
VIII. Analisa Data
IX. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Prioritas Masalah
1.
Bertihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan adanya peradangan pada jaringan paru dan bronchiale.
2.
Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anareksia.
3.
Gangguan pemenuhan kebutuhan
istirahat tidur berhubungan dengan Her Ras akibat batuk-batuk dan sesak.
4.
Gangguan rasa cemas berhubungan
dengan kurangnya informasi yang didapat keluarga tentang penyakitnya dan proses
pengobatan klien.
NO.
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
P E R E
N C A N A A N
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
||
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Bersihan
nafas tidak aktif
|
Tujuan
Umum :
|
1.
Anjurkan nelarik
|
1.
Utk mengeluarkan
|
1.
Mengajarkan teknik
|
tgl.
|
|
berhubungan
dengan adanya
|
-
Jalan nafas efektif
|
batuk efektif
|
sekret
|
batuk efektif
|
S
: ibu klien
|
|
peradangan
pada jaringan paru
|
|
2.
Atur posisi tidur
|
2.
Diharapkan nafas
|
2.
Mengatur posisi
|
mengatakan klien
|
|
dan
bronchiale
|
Tujuan
Khusus :
|
klien dgn posisi
|
lebih leluasa atau
|
tidur dengan semi
|
masih batuk dan
|
|
|
-
Sesak tidak ada
|
semi foculer
|
bebas, karena tdk
|
foculer
|
sesak
|
|
|
-
Batuk hilang
|
3.
Lanjutkan
|
ada penekanan dr
|
3.
Memberikan
|
O
: batuk dan ronchi
|
|
|
-
Suara ronchi tidak
|
pemberian teraphi
|
rongga perut
|
nebulizer dengan 1
|
masih ada
|
|
|
ada
|
nebulazar Nacl 2x
|
3.
Untuk proses
|
vertikulin salvanat
|
A
: Masalah belum
|
|
|
|
sehari jam 06.00
|
pengobatan dan
|
|
teratasi
|
|
|
|
dan 18.00
|
pengeluaran
|
|
P
: Intervensi
|
|
|
|
|
sekret
|
|
dilanjutkan
|
2
|
Gangguan
pemenuhan keb.
|
Tujuan
Umum :
|
1.
Beri makanan
|
1.
Dengan makan
|
1.
Memberikan makan
|
tgl.
|
|
nutrisi
kurang dari kebutuhan
|
-
Klien dapat makan
|
sedikit tapi sering
|
sedikit-sedikit
|
sedikit-sedikit tapi
|
S
: ibu klien
|
|
tubuh
berhubungan dengan
|
dengan baik
|
makanan dalam
|
klien tidak akan
|
sering dalam
|
mengatakan klien
|
|
Anoraksia
|
|
keadaan hangat
|
merasakan enak
|
keadaam hangat
|
makan habis 1
|
|
|
Tujuan
Khusus :
|
2.
Timbang BB
|
2.
Agar dpt diketahui
|
2.
Menimbang BB
|
porsi
|
|
|
-
BB naik
|
setiap hari jam
|
pertumbuhan dan
|
klien tiap hari
|
O
: klien tampak mau
|
|
|
-
Nafsu makan(+)
|
08.00
|
keberhasilan
|
|
makan sedikit-
|
|
|
-
Makan habis 1
|
|
pemenuhan keb.
|
|
sedikit bahis 1
|
|
|
porsi
|
|
nutrisi
|
|
porsi
|
|
|
-
Klien tidak muntah
|
|
|
|
A
: Masalah teratasi
|
3
|
Gangguan
pemenuhan keb.
|
Tujuan
Umum :
|
1.
Atur posisi tidur
|
1.
Diharapkan
|
1.
Mengatur posisi
|
tgl.
|
|
istirahat
tidur berhubungan dgn
|
-
Keb. Istirahat tidur
|
dgn semi focular
|
mengurangi
|
tidur dengan semi
|
S
: keluarga berkata
|
|
teraktifasi
R.a.s akibat batuk
|
terpenuhi
|
2.
Ciptakan suasana
|
sesak nafas
|
foculer
|
klien masih sering
|
|
dan
sesak
|
|
nyaman pd saat
|
2.
Dpt menurunkan
|
2.
Menciptakan
|
terjaga pada
|
|
|
Tujuan
Khusus :
|
klien tidur
|
R.a.s pada klien
|
suasana aman dan
|
malam hari
|
|
|
-
Klien dpt tidur 6-7
|
3.
Kurangi jumlah
|
|
tenang
|
O
: Masih tampak blm
|
|
|
jam sehari
|
pengunjung
|
|
|
bisa tidur
|
|
|
-
Sesak tidak ada
|
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Batuk tidak ada
|
|
|
3.
Dgn mengurangi
|
A
: Masalah belum
|
|
|
-
Tidur lebih
|
|
|
jumlah pengunjung
|
teratasi
|
|
|
nyenyak
|
|
|
maka klien dapat
|
P
: Intervensi
|
|
|
|
|
|
beristirahat dengan
|
dilanjutkan
|
|
|
|
|
|
tenang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Cemas
berhubungan kurangnya
|
Tujuan
Umum :
|
1.
Motivasi ibu klien
|
1.
Dapat mengurangi
|
1.
Memotivasi ibu
|
tgl.
|
|
informasi
yang didapat keluarga
|
-
Cemas tidak ada
|
untuk ungkapkan
|
beban ibu klien
|
klien dan keluarga
|
S
: keluarga / ibu
|
|
tentang
penyakit dan proses
|
lagi
|
perasaannya
|
2.
Merupakan
|
untuk mengungkap
|
mengerti tentang
|
|
pengobatan
klien
|
|
2.
Tunjukkan sikap
|
dukungan pada
|
perasaannya
|
penjelasan yang
|
|
|
Tujuan
Khusus :
|
empati pada
|
keluarga sehingga
|
2.
Menunjukkan sikap
|
diberikan perawat
|
|
|
-
ibu klien mengerti
|
keluarganya.
|
akan lebih tenang
|
empati pada
|
O
: wajah ibu tampak
|
|
|
tentang penyakit &
|
Terima pendapat
|
dan lebih sabar
|
keluarganya.
|
ceria
|
|
|
pengobatannya
|
atau keluhan yg
|
3.
Dapat menambah
|
Menerima pendapat
|
A
: Masalah teratasi
|
|
|
|
dikeluhkan
|
wawasan keluarga
|
atau keluhan yang
|
|
|
|
|
keluarganya
|
tentang penyakit
|
dikeluhkan
|
|
|
|
|
3.
Beri penjelasan
|
dan proses
|
3.Memberi
penjelasan
|
|
|
|
|
tentang penyakit
|
pengobatan pada
|
tentang penyakit &
|
|
|
|
|
dan proses
|
anaknya.
|
proses pengobatan
|
|
|
|
|
pengobatan pada
|
Diharapkan mau
|
pada keluarga klien
|
|
|
|
|
keluarga klien
|
bekerja sama dgn
|
|
|
|
|
|
|
perawat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments :
Post a Comment