BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Ashma
Bronchiale ialah ISPA disebabkan beberapa faktor diantaranya oleh tekanan
emosi, kerja fisik, alergi terhadap sesuatu, virus, bakteri dll. Ashma bronchiale
dapat terbentuk oleh faktor ikstrinsik/alergi, intrinsik/non alergi, campuran
Faktor ekstrinsik bisa terjadi karena inhalan yang masuk
ke dalam tubuh melalui alat pernafasan, sedangkan intrinsik disebabkan karena
adanya peradangan dan faktor campuran terjadi dari faktor ekstrinsik dan
intrinsik.
Pada ashma bronchiale
apabila dalam keadaan emosi atau kerja fisik yang berat tubuh memerlukan asupan
oksigen yang lebih sehingga untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen fungsi
pernafasan harus bekerja dengan maximal, sehingga klien terjadi stress dan
nafas terengah-engah karena ada gangguan pada system pernafasan.
B.
MAKSUD
DAN TUJUAN
Penulis
merasa tertarik untuk mengambil kasus ini adalah untuk membandingkan antara
teori yang diberikan di bangku kuliah dengan pelaksanaan di lapangan dan untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan penulis sehingga memungkinkan bagi pihak yang
membutuhkan. Adapun tujuannya adalah :
a.
Tujuan
Umum
Untuk mendapatkan
gambaran secara umum tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa ashma bronchiale.
b. Tujuan
Khusus
1. Pengkajian pada klien dengan ashma bronchiale
2. Penegakan diagnosa keperawatan pada klien dengan ashma
bronchiale
3. Perencanaan tindakan pada klien ashma bronchiale
4. Pelaksanaan tindakan perawatan pada klien ashma bronchiale
5. Evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
6. Pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien ashma
bronchiale
C.
RUANG
LINGKUP
Pencegahan dan
penanganan pada penyakit ashma bronchiale perlu disosialisasikan di setiap
lapisan masyarakat dengan tujuan untuk mengurangi angka moralitas dan morbilitas
di masyarakat dalam makalah ini akan diuraikan mengenai :
1.
Definisi
ashma bronchiale
2.
Penyebab
ashma bronchiale
3.
Diagnosa
keperawatan pada ashma bronchiale
4.
Rencana
tindakan
5.
Evaluasi
D. METODE PENULISAN
Makalah
ini penulis susun dengan menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu yang pertama penulis
menjelaskan secara jelas dan sistematika mengenai ashma bronchiale sesuai
dengan literatur yang penulis dapatkan, kedua
penulis mengadakan observasi lapangan
dan wawancara sehingga pada akhirnya didapatkan suatu makalah asuhan keperawatan
yang sistematik.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
a. Pengertian
Asthma
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya obstruksi jalan nafas yang
hilang secar spontan atau yang disebabkan oleh adanya spasme otot
lunak,bronchial, scresi mukus yang berlebihan dan oedena yang berlebihan.
Asthma
Bronchial adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang ditandai dengan
meningkatnya respons trachea dan bronchi oleh berbagai rangsangan.
Asthma
Bronchiae adalah suatu kondisi dimana bronchus sangat responsif terhadap
stimulus dan bersifat reversibel.
Obstruksi
jalan napas pada dasarnya ditentukan dengan suatu keseimbangan antara mekanisme
fisiologi yang menstimuli kontriksi otot lunak dan yang mendorong relaksasi
otot-otot lunak.
Kenaikan
resistensi aliran udara pada batang traceobranchial yang terjadi pada asthma
sebagai akibat spasme otot lunak. Ganguan resistensi tidak didistribusikan ke
paru-paru yang mana menyebabkan penurunan PaO2 dan oksigen serta kenaikan FRC. FRC
adalah kapasitas residu fungsional atau banyaknya udara yang tertinggal.
Karena
kesulitan dalam mengeluarkan semua udara selama ekspirasi, paru-paru secara
progresif menjadi hiperinflasi dan udara terjebak terhadap adanya sumbatan
mukus udara ini direabsobsi oleh darah dan atelektasi berkembang.
Asthma Bronchiale
Hyperaktif Bronchus
Bronchus Spasme, Edema Mucosa, Sekresi
Lumen Menyempit
Meningkatkan Frekuensi Nafas
Kebutuhan O2 IWL Melalui
Pernapasan & Keringat
+
Tachycardi Intake Cairan
Kelelahan Sekresi Kental
Atelektasis
Hypoxemia
Penerapan kesehatan
terhadap klien ISPA dibeberapa tempat masih bervariasi. Hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan dalam memberikan
perawatan secara optimal. Salah satunya perawatan pada pasien dengan
Ashma Bronchiale.
b. Etiologi
Ashma bronchiale adalah suatu ISPA
yang disetuskan oleh beberapa faktor diantaranya oleh tekanan emosi, kerja
fisik, alergi terhadap sesuatu, virus, bakteri, dll. Ashma bronchiale dapat
terbentuk oleh faktor :
- Ekstrinsik/alergi
- Intrinsik / non alergi
- Campuran
Faktor ekstrinsik bisa terjadi
karena inhalan yang masuk ke dalam tubuh melalui alat pernafasan (makanan, obat
obatan, serpihan binatang dll.), sedangkan intrinsik disebabkan karena adanya
peradangan. Faktor Campuran terjadi dari faktor ekstrinsk dan intrinsik.
c. Patofisiologi
Pada ashma bronchiale apabila dalam
keadaan emosi atau kerja fisik yang berat tubuh memerlukan asupan oksigen yang
lebih sehingga untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen, fungsi pernafasan
harus bekerja dengan maximal, sehingga klien terjadi stress dan nafas terengah-engah
karena ada gangguan pada system pernafasan.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Serangan Asthma dapat terjadi secara
progresif dalam beberapa hari atau secara tiba-tiba .
Tanda-tanda
serangan adalah adanya peningkatan dyspnoe dengan ekspirasi panjang dan batuk,
wheezing sering terjadi pada saat inspirasi dan ekspirasi. Wheezing yang
terjadi pada jalan nafas besar di sebabkan adanya desakan udara melalui suatu
jalan yang sempit dalam tekanan yang cukup untuk menghasilkan vibrasi udara
yang menimbulkan bunyi. Gejala lain adalah :
1.
Pola
nafas dispnoe
2.
Batuk
dengan sputum yang banyak.
3.
Retaksi
otot-otot strenal.
4.
Retaksi
otot-otot perut.
5.
Ekspirasi
memanjang.
6.
Wheezing,
Ranchi.
8.
Pasien
tampak cemas, ketakutan, gelisah karena sesak.
9.
Tanyakan
kapan mulai serangan terjadi ? Apa penyebab serangan terjadi ?
10.
Apakah
pernah mengalami serangan yang sama ? kapan terakhir ?.
11.
Riwayat
penyakit dalam keluarga
12.
Riwayat
alergi dan ISPA
13.
Analisa
gas darah.
Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep di terapkan dalam praktik keperawatan.
Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan :
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Iyer
et ah, 1996). Tujuan proses keperawatan adalah untuk membuat suatu
kerangka konsep berdasarkan kebutuhan individu dari klien, kekuarga dan
masyarakat dapat terpenuhi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (iyer
et ah 1996)
Pengumpulan Data (Pulta) :
1.
Tipe
Data
Ada 2 tipe pada pengkajian
i Data Subyektif
Adalah data yang di
dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
i Data obyektif
Adalah data yang dapat
diobservasi dan di ukur (iyer et ah 1996). Contoh dat obyektif : frekuensi
pernafasan, tekanan darah, edema dan berat badan.
2.
Karakteristik
Data
Pengumpulan data klien
memiliki karakteristik : lengkap, akurat, nyata, dan relevan.
Sumber Data
1.
Klien
2.
Orang
terdekat
3.
Catatan
Klien
4.
Riwayat
Penyakit
5.
Konsultasi
6.
Hasil
Pemeriksaan Diagnostik
7.
Catatn
Medis dan Anggota tim kesehatan lainnya
8.
Perawat
lain
9.
Kepustakaan
Diagnosa
Keperawatan
Dari
analisa dan hasil pengkajian di dapatkan masalah-masalah yang menyimpang
sehingga dapat di diagnosa sebagai berikut :
a.
Pernapasan
tidak efektif.
b.
Perubahan
pola istirahat tidur
c.
Intoleransi
aktivitas
d.
Resiko
terhadap penatalaksanaan program terapeutik infeksi
2. Perencanaan
dan pelaksanaan.
Selama serangan atsma rencana perawatan di
fokuskan pada upaya untuk membebaskan spasme bronchiale, mengencerkan
sekresiyang kental, mengurangi hypoxia, arterial, mencegah infeksi, mengurangi
rasa takut, memberi rasa nyaman.
1.
Mengurangi
resistensi jalan nafas
Agent simpatometik seperti ephinerpin
yang membuat aktifitas beta 2 adrenergik dan beta 2 diberikan secara subkutan
atau dengan aeresol dosis sampai 0,1 sampai 0,5 ml. Therapi ini menyebabkan
relaksi otot halus atau vaso kontriksi dalam selaput lendir bronchial,
mengurangi kongesti, edema dan resistensi nafas.
2.
Membebaskan
Spasme Bronchial
Bronchodilatator
diberikan untuk mengurangi dan mencegah broncho kontriksi. Macam-macam obat
bronchodilataor seperti iso proteronol, epedrin, Metaproteranol, Isoe tharin.
3.
Mengurangi
edema pada selaput lendir Bronchial
Klorstikosteroid
misalnya kortisan (hydro kortisan) solumenadrol diberikan secara intra vena.
4.
Mempertahankan
hidrasi.
Pemasangan
infus dapat berguna untuk memasukan obat serta dapat memperbaiki
ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi karena klien mempunyai kecenderungan
untuk hyperventilasi dan sebagai akibatnya terjadi kehilangan cairan.
5.
Mengurangi
Hipoxemia Arterial
Therapi
oksigen di berikan ntuk mencukupi kebutuhan oksigen pada paru.
6.
Mencegah
Infeksi.
Untuk mencegah infeksi di berikan anti
biotik.
7.
Mengurangi
rasa takut, dan memenuhi kebutuhan istirahat dan rasa nyaman
Klien
diupayakan tetap nyaman dengan memberikan posisi flower atau semi flower,
selama klien masih dalam perawatan, keluarga kliean juga diperhatikan, di
berikan dorongan emosionaldan di beritahu tentang perkembangan klien.
Perawat
harus memberikan dorongan ketenangan dan menenangkan sitiasi, pakaian basah
segera di ganti.
8.
Memperhatikan
keseimbangan nutrisi
Keseimbangan
nutrisi di cukupi dengan pemberian makan dengan porsi kecil dan sering.
Makanan
dalam porsi besar dihindari karena dapat meningkatkan distensi abdomen yang
menyebabkan bernafas lebih sulit.
9.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan dan
diarahkan kepada / terhadap pencapaian tujuan dan efektifitas tindakan yang dilakukan.
3. Evaluasi
Adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Tujuan evaluasi
Untuk melihat kemampuan
klien dalam mencapai tujuan.
Proses evaluasi
Proses evaluasi terdiri
dari dua tahap :
1.
Mengukur
pencapaian klien.
2.
Membandingkan
data yang sudah terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN NY.T
DENGAN ASHMA BRONCHIALE
DI RUANG PERAWATAN VII
RUMAH SAKIT DUSTIRA
A. PENGKAJIAN
I.
Identitas
a. Identitas Klien
Nama :
Ny. T
Umur : 49 tahun
Jenis
kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil TNI-AD
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Status : Kawin
Tanggal
Masuk : 21 November 2001
Tanggal
dikaji : 24 November 2001
No Reg : 2496/XI/2001
Alamat : Perumahan Puri Fajar Cibeber - Cimahi
Diagnosa : Asma Bronchiale
II.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
1.
Alasan
Masuk Rumah Sakit
Setengah jam
SMRS klien sesak nafas (setelah satu minggu pulang dari perawatan di RS Dustira
Rung Perawatan VII dengan diagnosa Angina Pectoris), setelah itu klien berobat
ke Rumah Sakit Dustira dan langsung dirawat di Ruang Perawatan VII.
2.
Keluhan
Utama Saat Didata
Klien mengeluh
nyeri di daerah dada sebelah kiri, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
dengan skala nyeri 4 (nyeri berat), nyeri bertambah apabila klien batuk dan
nyeri dirasakan berkurang apabila klien tidur setengah duduk (semi fowler). Nyeri
yang dirasakan menyebar ke daerah dada sebelah kanan dan nyeri berlangsung
secara bertahap kurang lebih 5-8 menit setiap terserang.
III.
Riwayat
Kesehatan Dahulu
Klien
mengatakan bahwa sebelumnya klien pernah dirawat kurang lebih selama satu bulan
di Ruang Perawatan VII Rumah Sakit Dustira dengan diagnosa Angina Pectoris.
IV.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Klien
mengatakan bahwa asma yang dideritanya diturunkan dari ibunya dan sekarang
menurun kepada anak klien yang pertama
V.
Struktur
Keluarga
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hubungan keluarga
: Hubungan perkawinan
: Meninggal
: Tinggal serumah
Klien adalah
anak ke-6 dari enam bersaudara. Klien menderita asma yang diturunkan oleh nenek
dari ibunya dan kini menurun kepada anak pertamanya. Kini kllien tinggal
bersama anak keduanya, menantu dan ke-3 cucunya.
VI. Data Biologis
NO
|
POLA
|
DI RUMAH
|
DI RUMAH SAKIT
|
1
2
3
4
5
|
Nutrisi
a.
Makan
Jenis
Banyak
Frekuensi
Makanan pantangan
Keluhan
b.
Minum
Jenis
Jumlah
Frekuensi
Keluhan
Eliminasi
a.
BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Bau
Keluhan
b.
BAK
Frekuensi
Warna
Bau
Keluhan
Istirahat dan Tidur
a.
Siang
Kuantitas
Kualitas
Keluhan
b.
Malam
Kuantitas
Kualitas
Keluhan
Personal Hygene
a.
Mandi
b.
Gosok
gigi
c.
Keramas
d.
Kebersihan
kuku
Aktivitas
|
MB : Nasi, lauk pauk dan
sayur
1 porsi makan habis
3 X perhari
tidak ada
T.a.k
Air putih
4-6 gelas perhari
5-6 X perhari
T.a.k
1x perhari
Lembek berbentuk
Kuning trengguli
Khas
T.a.k
3-6 xperhari
Kunung jernih
Khas
T.a.k
1-3 jam perhari
(10.00-13.00)
Tidur lelap
T.a.k
7-8 gelas perhari
(21.00-05.00)
Tidur terlelap tanpa terbangun
T.a.k
2 x/hari dengan memakai sabun
2 x/hari dengan memakai pasta gigi
3-4 x/minggu dengan memakai shampo
1 x dalam seminggu
Klien dapat melakukan aktivitas
sesuai dengan peran dan fungsinya walaupun kualitasnya sudah menurun
sehubungan dengan usianya yang sudah tua
|
ML:Bubur nasi,telur
½ porsi makan
3x perhari
tidak ada
T.a.k
Air putih
4-6 gelas perhari
5-6 x perhari
T.a.k
1x perhari
Lembek berbentuk
Kuning trengguli
Khas
T.a.k
3-6 x perhari
Kunung jernih
Khas
T.a.k
1-4 jam/hari
(10.00-12.00,13.00-14.00)
Tidur lelap walaupun tak lama
Sering terbangun sesuai dengan nyeri
dada dan sesak
4-6 jam /hari
(22.00-24.00,01.00-03.00)
Tidur lelap walau sering terbangun
Tidur sering terbangun sesuai dengan
nyeri dada karena sesak dan batuk
2x /hari diseka dengan memakai sabun
1-2 x/hari dengan memakai pasta gigi
Belum pernah selama masuk rumah
sakit tapi sehari sebelum masuk rumah sakit klien sebelumnya keramas dengan
memakai shampo
Belum pernah selama di rumah sakit
Di rumah sakit klien Bedrest
sehingga tidak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan peran dan funsinya
sebagaimana mestinya sehubungan dengan rasa sakit dan sesak yang klien rasakan
|
VII. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan
umum
Kesadaran : Composmentis
Klien
tampak lemah dan wajah klien tampak meringis menahan rasa nyeri
Tanda-tanda vital
TD : 140/80 mmHg
R : 20 x/menit
S : 36
°C
N
: 84 x/mnt
2
Sistem
integumen
-
Turgor
kulit baik dan tidak menurun
-
Tektur
kulit lembut dan tdak bersisik
3.
Sistem
penglihatan
-
Bentuk
dan ukuran mata simetris
-
Konjungtiva
menurun berwarna merah dan tidak terdapat nyeri tekan pada kelopak mata
-
Sklera
berwarana putih dan jernih (Tidak ikterik)
-
Reflek
pupil positif, terhadap cahaya, bentuk dan ukuran simetris
-
Reflek
kornea positif, isokor gerakan bola mata mampu melirik kesamping kiri, kanan,
atas dan bawah
-
Kornea
berwarena licin dan transfaran
-
Lapang
pandang baik tidak menurun
-
Terdapat
lingkaran hitan di sekitar kelopak mata
4.
Sistem
pencernaan
-
Mulut dan kerongkongan
¨
Inspeksi
- Bibir
berwarna merah muda dan lembab
- Mucosa
mulut lembab,tidak ada stomatitis
- Warna gusi
merah muda tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat perdarahan.
- Lidah
berwarna merah muda
- Warna gigi putih kekuning-kuningan,
tampak bersih dengan jumlah gigi 26 buah tidak ada caries.
¨
Palpasi
-
Reflek
menelan baik
-
Tidak
terdapat nyeri tekan
- Abdomen
¨ Inspeksi : Bentuk abdomen datar dan lembut berwarna
coklat muda
¨ Palpasi : Hepar tidak teraba membesar, limpa tidak
teraba membesar dan tidak terdapat nyeri tekan
¨ Perkusi : -Bunyi timpani diatas lambung dan usus
-Distensi :Kandung kemih
¨ Auskultasi : Terdapat bunyi bising usus ± 10 x/menit
5.
Sistem
Pernapasan
¨ Inspeksi
:
- Hidung
simetris dan tampak kokoh, berwarna coklat muda
- Terdapat
pernapasan cuping hidung
- Tidak
terdapat pengeluaran sekret pada hidung dan tidak terdapat nodul
- Sinus
frontalis dan maksilaris tidak terdapat kemerahan
- Trakhea
simetris posisi ditengah
- Dada
simetris dan terdapat retraksi dinding dada
¨ Palpasi
:
- Tidak
terdapat nyeri tekan pada hidung, sinus frontalis maupun maksilaris
- Terdapat
nyeri tekan pada dinding dada
- Ekspansi
paru simetris
- Vokal
premitus : vibrasi meningkat pada jalur napas utama dan menurun pada jalur
napas terakhir
¨ Perkusi :Terdapat bunyi resonan pada permukaan paru
¨ Auskultasi :
- Trakhea:Bunyi
napas vesikuler
- Ronchi +/+
, Whezing +/+ pada dada
6.
Sistem
Kardiovaskuler
¨ Inspeksi :
Tidak
ada lesi pada leher,nodul maupun masa, bentuk simetris, JVP meningkat,trakhea
ditengah, tidak ada varises dan plebitis
¨ Palpasi :
Jantung
tidak terdapat nyeri tekan dan akral teraba dingin
¨ Auskultasi :
- Bunyi jantung bunyi murmur
- Denyut jantung 85 x permenit
7.
Sistem
Genito Urinaria
¨ Palpasi :
Ginjal : Tidak
teraba membesar,tidak ada nyeri tekan dan tidak ada nyeri saat perkusi
Bladder
: Teraba kosong dan tidak terdapat nyeri tekan
¨ Perkusi : Terdapat bunyidalness pada kandung kemih
8.
Sistem
Muskuloskleletal
- Ekstremitas atas
ROM :Mampu fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
dan rotasi
Kekuatan otot
:Tangan kanan dan kiri klien mampu mengangkat dan dapat menahan tekanan dari perawat
(skala +5)
- Ekstremitas
bawah
ROM :Mampu
fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotaso, inversi dan eversi
Kekuatan otot
:Kaki kanan dan kiri klien mampu bergerak
Tonus otot
:Kekuatan tidak ada hipotony maupun hipertony
VIII. Aspek
Psikologis
1.
Status
Emosi
Ekspresi wajah
klien tampak murung,namun klien dapat menerima keadaan penyakitnya dengan
harapan klien dapat sembuh sehingga klien dapat berkumpul lagi bersama keluarga
2.
Konsep
Diri
a.
Body
Image
Klien
mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya tidak berpengaruh terhadap body
image ataupun penampilannya
b. Harga
Diri
Klien
mengatakan bahwa dirinya tidak merasa minder saat kerabatnya menjanguk klien
ataupun terhadap orang lain
c. Ideal Diri
Klien
mengatakan bahwa dirinya tidak menginginkan apa-apa,klien hanya berharap supaya ia bisa sembuh
seperti semula
d. Peran
Klien
mengatakan bahwa kegiatannya sehari-hari sudah tidak dapat dilakukannya lagi
e. Identitas Diri
Klien
mengatakan bahwa dirinya adalah anak terakhir dari enam bersaudara, dan kini
klien tinggal bersama anak keduanya, menantu, dan tiga orang cucunya
3.
Koping
Mekanisme
Dalam
menyelesaikan masalahnya klien lebih terbuka kepada anak-anaknya sendiri,karena
klien merasa hanya anak-anaknya yang mampu mendengarkan dan membantu
menyelesaikan masalahnya
IX.
Aspek Sosial
1.
Gaya
Komunikasi
Dalam
berkomunikasi klien selalu menjawab pertanyaan dengan menggunakan bahasa verbal
dan klien cukup terbuka mengungkapkan perasaannya serta mampu menerima masukan
dari orang lain
2.
Pola
Interaksi
Klien mampu
menjalin hubungan yang baik dengan orang alin yang ada disekitarnya
X. Aspek Spiritual
Klien adalah
seorang penganut agama islam yang selalu berusaha menjalankan ibadahnya sesuai
dengan ajaran agamanya walau dalam keadaan sakit sekalipun
XI.
Data Sosial
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil TNI-AD
Hubungan
keluarga : Dapat berinteraksi
dengan baik
Sosio Kultural : Jawa
Gaya Hidup : Sederhana
XII. Data Penunjang
No
|
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai
Normal
|
Interpretasi
|
1
2
|
Kimia
Darah
SGOT/PT
Globulin
Albumin
Alkali
Phopalase
Urea N
Kreatinin
Asam
Urat
Kolesterol
LED
Hasil
Urine
Warna
Leukosit
Epitel
Protein
Eritrosit
Bakteri
|
11,7 U/I
5,0
gr/dl
3,0
gr/dl
59 U/I
11 mg/dl
0,9 mg
3,7
mg/dl
242
mg/dl
80/125
Kuning
jernih
Penuh
2-5
+
8-13
+
|
15-30/10-55
U/I
7-18
mg/dl
0,7-1
mg/dl
2,2-900
mg/dl
0-15
Kuning
jernih
-
-
-
-
-
|
Infeksi
/peradangan
Normal
Normal
Normal
Terkena
infeksi/adanya infeksi berat
|
XIII. Therapi
1. Ventolin Nebu 1 amp
2. Aminophylin 500 mg per oral
3. Kalmethason 3x2 amp (IM)
4. OBH 3x1
5. Amoxillin 3x
500 mg
6. Glibenclamid ½-0-1/2
7. Salbutamol 3x 500 mg
ANALISA DATA
Nama : Ny.T
R.Perawatan : VII
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1
2
3
4
|
DS:
-Klien
mengatakan bahwa dirinya sangat sesak untuk bernapas
-Keluarga
klien mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat asma
DO:
-Frekuensi
napas cepat (R:24x/menit)
-Ronchi
+/+, Wheezing +/+
-Terdapat
retraksi dinding dada
-Klien
tampak batuk
DS:
Klien
mengatakan sering terbangun /jumlah jam tidur klien berkurang karena sesak
dan batuk
DO
:
-Frekuensi
napas ³ normal (R:85 x/menit)
-Klien
tampak batuk-batuk
-Terdapat
lingkaran hitam disekitar kelopak mata
DS:
Klien
mengatakan bahwa aktivitasnya terganggu
DO:
-Klien
bedrest
-Klien
tidak dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri
DS:
Klien
mengatakan bahwa dirinya telah pulang dari perawatan sebulan yang lalu
(dirawat di RS Dustira RP.VII)
DO:
Klien
dirawat kembali di RP.VII
|
Dampak vasokontriksi bronchus
¯
Penurunan kemampuan
respirasi
¯
Penumpukan sekrat di
bronchus
Peningkatan frekuensi
nafas disertai batuk
¯
Merangsang susunan saraf
otonom untuk mengaktivasi norepinephrine
¯
Saraf simpatis terangsang
untuk mengaktifkan kerja organ tubuh
¯
REM menurun
¯
Klien terjaga
Klien bedrest
¯
Mobilisasi terbatas
¯
Aktivitas terganggu
Ketidaktahuan klien
terhadap proses perawatan dirumah
¯
Resiko terhadap
penatalaksanaan program terapeutik infeksi
|
Tidak epektifnya jalan
napas
Perubahan pola istirahat
tidur
Intoleransi aktivitas
Resiko terhadap
penatalaksanaan program terapeutik infeksi
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASA
1.
Tidak
efektifnya jalur nafas berhubungan dengan adanya penumpukan sekret dibroncus.
2.
Perubahan
pola istirahat, tidur berhubungan dengan meningkatnya fekuensi nafas yang
disertai batuk.
3.
Intolerasi
aktifitas berhubungan dengan klien bedrest.
4.
Resiko
terhadap penatalaksanaan program therapetutik infeksi berhubungan dengan tidak
tahanan klien terhadap proses perawatan dirumah.
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien :
Ny. T
R. Perawatan :
VII
NO
|
DIAGNOSA KEPRAWATAN
|
TANGGAL
DITEMUKAN
|
TANGGAL
DIATAS
|
TTD
|
1.
2.
3.
4.
|
Tidak efektifnya jalan
nafas berhubungan dengan adanya penumpukan sekret di bronchus.
Perubahan pola istirahat,
tidur berhubungan dengan meningkatnya frekuensi nafas yang disertai batuk.
Intileransi aktifitas
berhubungan dengan klien bedrest.
Resiko terhadap
penatalaksanaan therapeutik infeksi berhubungan dengan ketidak tahuan klien
terhadap proses perawatan di ruamah.
|
24-11-01
24-11-01
24-11-01
24-11-01
|
25-11-01
25-11-01
25-11-01
|
B. PERENCANAAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama klien :
NY.T
R.Perawatan : VII
NO
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERPENSI
|
RASIONAL
|
TTD
|
1.
2.
3.
4.
|
Tidak efektifmya jalan pernafasan
berhubungan dengan adanya penumpukan sekret di bronchus yang di tandai dgn :
DS :
Klien mengatakan bhwa dirinya seak untuk
bernafas dan keluarga klien mengatakan mepunyai riwayat asma.
DO :
-
Frekuensi
nafas cepat (R : 24x /menit)
-
Suara
penafasan rendah. +/+ wheezing +/+
-
Retraksi
dinding dada (+)
- Klien
batuk.
Perubahan pada istirahat, tidur
berhubungan dengan meningkatnya frekuensi nafas yang disertai dengan batuk
ditandai dengan :
DS
:
Klien mengatakan sering terbangun
karena sesak nafas dan batuk.
DO
:
-
Frekuensi nafas lebih dari normal (R : 85x/ menit)
-
Klien
tampak batuk
-
Terdapat
lingkaran hitam disekitar mata
Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan klie bedrest yang ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan
aktifitasnya terganggu
DO :
-
Klien
bedrest
-
Klien
tidak bisa melakukan aktifitas secara mandiri.
Resiko terhadap penatalaksanaan
infeksi yang ditandai dengan:
DS :
Klien mengatakan bahwa
dirinya sebulan yang tak pulang di R.VII
DO :
Klien masuk Ruang
Perawatan VII
|
Tidak efektifnya jalan nafas teratasi
dengan kriteria :
-
Frekunsi
nafas (N) (R = 20 x/menit)
-
Suara
pernafasan
-
Ponehi -/-, wheezing -/-
-
Retraksi
dinding dada (-) ingkar panjang: Tolak efektifitasnya jalan nafas teraksi
sepenuhnya dalam jangka eaktu + 1 minggu.
Gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat-tidur teratasi dengan kriteria :
Jamgka pendek :
- Frekuensi nafas normal.
- Batuk (-)
-
Lingkaran hitam (-)
Jangka
panjang gangguan aktifitas teratasi sepenuhnya dalam jangka waktu +
1-2 hari
Gangguan
aktifitas dapat teratasi dengan kretaria jangka pendek :
-
Klien
sudah tidak bedrest
-
Klien
dapat melaksanakan aktifitasnya secara mandiri
Jangka panjang :
Gangguan aktifitas teratasi sepenuhnya
dalam jangka waktu + 5-7 hari .
Resiko terhadap penatalaksanaan program
terapetik teratasi dengan kriteria :
Jangka pendek dan jangka panjang klien
mengetahui tentang penatalaksanaan program terapetik infeksi dalam jangka
waktu + 1-7 hari.
|
1.
Atur
posisi semifouler.
2.
Obs.
TTV
3.
Anjurkan
fs nafas dalam dan batuk efektif.
4.
Anjurkan
(K) mengurusi aktifitas berlebih.
5.
Beri
theraphi nebulizer.
1.
Ciptakan
suasana lingkungan ruang perawatan yang tenang dan nyaman
2.
Batasi
pengunjung dan penunggu klien.
1.
Anjurkan
klien melakukan latihan positif
2.
Beri
dorongan atau semangat secara terus menerus
3.
Bantu
aktifitas klien sesuai dengan kemampuannya
1. Jelaskan tentang penata laksanaan atau
perawatan diri selama di RS atau di Rumah.
|
1.
Melancarkan
jalan nafas.
2.
Deteksi
dini terhadap perubahan kondisi klien terutama frekuensi nafas.
3.
Nafas
dapat memudahkan ekspansi maksimum paru-paru jalan nfas lebih kecil. Batuk
adalah mekanisme membersihkan jalan nfas alami.
4.
Aktifitas
berlebih dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah pada jantung
sehingga terjadi penumpukan suplai O2 kejantung yang akhirnya dapat meningkatkan fremasi nafas.
5.
Memudahkan
pengenceran dan pembuangan sekret
1.
Dengan
suasana yang tenang klien dapat tenang
sehingga dapat beristirahat dengan nyaman
2.
Pengunjung
atau penunggu yang terlalu banyak menyebabkan ruangan menjadi sempit sehingga
dapat menyebabkan terjadinya perebutan O2.
1.
Dapat
melatih pergerakan otot.
2.
Terdorong
mencoba untuk melakukan aktifitas ringan
3.
Memotifasi
untuk beraktifitas secara mandiri.
1. Klien dapat mengerti dan memahami
tentang penatalaksanaan perawatan diri baik dirumah maupun dirumah sakit.
|
C. IMPLEMENTASI
Nama :
Ny.T
R.
Perawatan : VII
No
|
Tanggal
dan Jam
|
Tindakan
dan Evaluasi
|
TT/Nama
|
1.
2.
3.
|
24
November 2001
14.00
14.15
14.30
14.40
14.45
16.30
18.00
25
November 2001
14.00
14.30
15.00
16.30
17.00
18.00
26
November 2001
14.30
16.30
15.00
18.00
19.00
19.10
|
-Memberikan
terapi nebulizer (ventolin 1 amp )
Hasil : Sesak klien agak sedikit berkurang
-Mengatur posisi semi fowler dan memberikan latihan
napas dalam dan batuk epektif
Hasil :Sesak klien agak
sedikit berkurang
-Mengobservasi TTV
Hasil : T:140/80 mmHg
N :84 x/menit
S ; 36 °C
R : 21 x/menit
-Mengajarkan klien latihan
pasif
Hasil : Klien agak sedikit
menggerak-gerakan atau melakukan mobilisasi terbatas
-Mengatur posisi tidur klien senyaman mungkin
Hasil :Klien masih susah untuk tidur
-Memberi klien makan ML
Hasil : ½ porsi makan habis
-Memberi suntikan kalmethason (iv)3x2 amp
-Memberikan nebulizer (ventolin 1 amp )
Hasil : Klien tampak sudah tidak sesak
-Mengobservasi TTV
Hasil :
T:120/80 mmHg
R:20x/menit
N:80x/menit
S:36°C
-Mengajarkan klien latihan pasif dan mengatur posisi
tidur klien senyaman mungkin
Hasil :Klien bisa menggerakan anggota tubuhnya walaupun
secara terbatas dan dapat tidur walaupun sebentar
-Memberi makan ML
Hasil :Habis ½ porsi
-Memberi dorongan /semangat demi kesembuhan klien
Hasil : Klien mengerti dan memahami betapa pentingnya
kesehatan
-Memberi suntikan kalmethason (3x2 amp ) iv
-Mengobservasi TTV
Hasil :
T:120/80
mmHg S :36°C
N:80
x/menit R:20x/menit
-Memberi makan kepada klien (ML)
Hasil :1 porsi makan habis
-Mengatur posisi tidur klien senyaman mungkin
Hasil
: Klien dapat tidur
-Memberikan nebu ventolin1 amp
Hasil :Klien sudah tidak sesak lagi
-Memberikan suntikan kalmethasoniv (1 amp)
-Membantu klien turun dari tempat tidur
Hasil :Setelah dibantu klien dapat turun
sendiri tanpa bantuan perawat ataupun keluarga
|
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pengkajian studi kasus yang telah penulis lakukan, maka dapat diuraikan
kesimpulannya sebagai berikut :
Diharapkan
mahasiswa sebelum melakukan proses asuhan keperawatan, pendalaman teori
diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien sehingga akan
memudahkan dalam melakukan semua kegiatannya.
1.
Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang
dilakukan oleh perawat maka didapatkan masalah-masalah keperawatan yang muncul
pada klien Asthma Bronchiale yaitu : Tidak efektifnya jalan napas berhubungan
dengan adanyan penumpukan sekret dibronchus,Perubahan pola istirahat ; tidur
berhubungan dengan meningkatnya frekuensi napas yang disertai batuk, Intoleransi
aktivitasberhubungan dengan klien bedrest, Resiko terhadap penatalaksanaan
program terapeutik infeksi berhubungan dengan ketidak tahuan klien terhadap
proses perawatan di rumah .
2.
Perencanaan
Dalam
perencanaan asuhan keperawatan diperlukan data yang akurat mengenai kondisi
klien, lingkungan, dan keluarga. Hal ini untuk memudahkan tindakan keperawatan.
3.
Pelaksanaan
Setiap tindakan
keperawatan dilakukan berdasarkan
intervensi yang telah ditetapkan oleh perawat
4.
Evaluasi
Berdasarkan
tindakan keperawatan yang telah dilakukan, maka didapatkan tidak efektifnya
jalan nafas teratasi sepenuhnya, gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
teratasi sepenuhnya dan gangguan aktivitas teratasi sebagian
B.
SARAN
Untuk dapat
melaksanakan asuhan keperawatan dengan meningkatkan kualitas keperawatan serta
kualitas profesional keperawatan yang lebih baik, maka penulis mengajukan
saran-saran sebagai berikut :
- Untuk Rumah Sakit
Dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik akan meningkatkan mutu pelayanan, hal
tersebut perlu ditunjang dengan tersedianya alat, tenaga kesehatan yang
profesional.
- Untuk Keluarga
Diperlukan kerja sama yang baik antara
perawat dengan keluarga klien, dalam hal ini keluarga diharapkan dapat memantau
perkembangan klien selama dirawat dan menyediakan lingkungan yang terapeutik ketika klien telah berada di
rumah.
- Untuk Mahasiswa
Penulis
berharap sebelum melaksanakan praktek keperawatan khususnya di ruangan, perlu
kesiapan dalam segala hal seperti kesiapan dalam teori dan keterampilan dalam
berkomunikasi. Dalam hal ini proses belajarpun harus teus ditingkatkan baik
didalam kampus maupun di luar kampus.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Arief
Mansjoer, 1999, Kapita Selekta Kedokteran,
Media Aesculapius : FKUI, Jakarta.
2.
Haznams
Kompedium, 1992, Diagnostik dan Terapi
Ilmu Pengetahuan, WB Haznams : Bandung.
3.
Marylin
E Dongoes, 1992, Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi Tiga, FKUI, Jakarta : EGC.
4.
FKPP,
1996, Perawatan Pasien V-A, Bandung.
5.
Price
Sylvia Anderson, dkk., 1995, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Edisi Empat, Jakarta : EGC.
No comments :
Post a Comment