LAPORAN PENDAHULUAN
I. KASUS : COMBUSTIO 32 % GRAD II
II. MASALAH UTAMA : Nyeri
III. PROSES TERJADINYA MASALAH
Nyeri
pada luka bakar diakibatkan oleh trauma termal akan menyebabkan kerusakan
integritas kulit sehingga tubuh akan merespon terhadap stimulus tersebut dengan
mengeluarkan mediator kimia seperti histamin, bradikinin, prostagladin dan
serotinin, mediator nyeri akan merangsang reseptor nyeri yang terdapat
diujung serabut syaraf di ermukaan kulit selanjutnya akan disalurkan melalui sum-sum
tulang belakang ke thalamus dan selanjutnya ke pusat nyeri di kortek cerebri
dan dipersepsikan nyeri.
Dampak
dari nyeri akan menimbulkan gangguan pergerakan dan menyebvabkan gangguan
mobilitas fisik, kerusakan integritas kulit menyebabkan hilangnya lapisan
pelindung kulit sehingga berisiko untuk terjadi infeksi, juga akan tejadi
perpindahan cairan intravaskuler ke interstisial dan hilangnya cairan melalui
proses epaporasi, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pembentukan kulit
baru diperlukan asupan protein dan krbohidrat yang tinggi
IV. POHON MASALAH
Resiko kekurangan volume cairan gangguan mobilitas
perubahan Nutrisi
Fisik kurang dari kebutuhan
Terjadi perpindahan cairan gangguan pergerakan
peningkatan kebutuhan
nutrisi
Intravaskuler ke
interstisial nyeri
( epaporasi )
kerusakkan
ujung saraf Risiko tinggi infeksi
kerusakkan integritas kulit hilangnya
pelindung kulit
Trauma termal
V. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENUNJANG
1.
Nyeri
DS ; klien mengatakan sakit dan susah tidur skala nyeri 7 – 9
DO ; ekspresi wajah meringis, gelisah, nadi meningkat, tekanan darah meningkat,
Dan respirasi meningkat
2. Kerusakan integritas kulit
DS ; klien mengatakan kulit melepuh dan sebagian mengelupas
DO ; kulit tampak melepuh, melepuh, berwarna putih, hitam dan kemerahan
3. Kekurangan volume cairan
DS ; Klien mengatakan mulut terasa kering dan haus
DO ; membran mukosa mulut kering, urine berwarna kuning pucat
4. Risiko infeksi
DS ; klien mengatakan badan panas, luka bertambah sakit dan berbau
DO ; Suhu febris, luka basah, berbau dan hiperemi
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
DS ; kliem mengatakan badan lemas dan lapar
DO ; luas luka bakar, kadar protein total dalam darah menurun, kadar
albuminn dalam darah menurun dan Anoreksia
VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Nyeri berhubungan
dengan trauma termal
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma termal
3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan proses epaporasi
4. Risiko infeksi berhubungan dengan hilangnya lapisan pelindung kulit
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
VII. RENCANA TINDAKAN
1.
Nyeri berhubungan
dengan trauma termal
a. Kaji tingkat nyeri dengan skala nyeri 0 – 10
b. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
c. Perhatikan tehnik aseptik dan antiseptik dalam perawatan luka bakar
1. Basahi balutan yang menempel pada luka
2. Kurangi waktu pemajanan selama tindakan
3. Atur posisi tidur yang nyaman
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma termal
a. Kaji tingkat kerusakan kulit dan jaringan
b. Perhatikan tehnik aseptik dan antiseptik dalam perawatan luka bakar
c. Rubah posisi tidur sesuai kebutuhan
3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan proses epaporasi
a. Monitor intake dan output
b. Monitor keadaan umum dan tanda vital
c. Berikan minum sesuai kebutuhan
d. Monitor turgor kulit
e. Kolaborasi untuk program terapi cairan parenteral
4. Risiko infeksi berhubungan dengan hilangnya lapisan pelindung kulit
a. Monitor keadaan umum dan tanda vital
b. Monitor tanda-tanda peradangan
c. Berikan minum sesuai kebutuhan
d. Batasi jumlah pengunjung
e. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi yang tepat
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
a. Kaji penyebab kurang kekurangan nutrisi
b. Monitor keadaan umum dan tanda vital
c. Berikan diet TKTP sesuai
kebutuhan
d. Sajikan makanan dalam keadaan hangat
e. Berikan informasi tentang guna nutrisi dalam penyembuhan
f. Anjurkan makan sedikit tapi sering
g. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi yang tepat
VIII. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Capernito
Linda Juall, 2001, Asuhan Keperawatan, edisi 8, EGC, Jakarta,
Doengoes Marillyn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ke
III, EGC, Jakarta
Suriadi. Yuliani, Rita. 2001, Asuhan
Keperawatan Pada Anak, Sagung Seto, Jakarta
Wong,
L, Donna, 2003, Pedoman Keperawatan Pediatrik, Jakarta, EGC
ASUHAN KEPERAWATAN “ An.
RMH “
DENGAN DIAGNOSA COMBUSTIO
GRAD II
DI RUANG DAHLIA R.S PMI
BOGOR
I.
Pengkajian
- Identitas Klien
Nama : Nn “ RMH “
Umur : 13
tahun
Jenis
kelamin :
perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar
Suku : Sunda
Alamat : Kp.
Barengkok Rt 03. Rw Desa Sukasari rumpin Bogor
No
R.M :
038923
Ruangan : Dahlia
Diagnosa
Medik : Obs febris
typoid
Tanggal
masuk : 28 – 5 - 2005
Tgl
Pengkajian : 31 –
5 – 2005
Nama Ayah : Bpk Ilyasin
Umur : 60
tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S.D
Suku : Sunda
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kp.
Barengkok Rt 03. Rw Desa Sukasari rumpin Bogor
Nama Ibu : Ny. Siti
Masitoh
Umur : 55
tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S.D
Suku : Sunda
Pekerjaan : Ibu rumah
tangga
Alamat : Kp.
Barengkok Rt 03. Rw Desa Sukasari rumpin Bogor
- Keluhan utama
Nyeri
akibat trauma termal pada permukaan kulit
- Riwayat kesehatan sekarang :
Klien
dibawa ke IGD RS PMI tanggal 28 – 5 – 2005 dengan keluhan muka sebelah kanan, leher, punggung, tangan
kanan dan paha sebelah kanan tersiram air panas, kulit merngelupas dan sebagian
melepuh. Klien mengeluh kesakitan dan dirawat di ruang Dahlia RS PMI bogor
- Riwayat kesehatan masa lalu :
Riwayat kelahiran :
Menurut
keterangan ibu klien “ persalinan normal ditolong oleh dukun bayi “
Usia
kehamilan 9 bulan.
Riwayat pemberian makanan :
Ibu
kliem mengatakan lupa mulai usia berapa bulan klien diberi makan
Riwayat penyakit pada masa anak-anak :
Ibu
klien mengatakan “ Klien tidak pernah mengalami sakit parah dan belum
pernah
dirawat di rumah sakit “
Riwayat imunisasi :
Ibu
klien mengatakan “ Imunisasi yang diberikan tidak lengkap seperti apa yang
Diprogramkan
danj ibu kliem mengatakan dia lupa imunisasi apa yang pernah didapatkan oleh
klien “
Riwayat Alergi :
Ibu
klien mengatakan “ tidak ada riwayat alergi yang diderita oleh klien “
E. Riwayat pertumbuhan :
a. Tinggi badan : 160
cm
b. Berat badan : 50 kg
c. Lingkar kepala : 55 cm
d. lingkar dada : 82
cm
e. lingkar perut : 72
cm
f. lingkar lengan atas : 29 cm
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut
keterangan keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita suatu penyakit
keturunan seperti diabetes mellitus, hipertensi.
- Saudara sekandung :
No
|
Nama
|
Umur
|
J / K
|
Pendidikan
|
status
|
Ket
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Tn. S
Ny. ST S
Ny.D
Tn. I
Nn. RMH
An. R
An. A
An. –
An. K
An. -
|
35 th
33 th
27 th
22 th
13 th
11 th
10 th
-
8
-
|
L
P
P
L
P
L
P
L
L
L
|
SD
SD
SMP
SMA
SD
SD
SD
-
SD
-
|
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sakit
Sehat
Sehat
Meninggal
Sehat
meninggal
|
Klien
Sakit
Saat lahir
|
Genogram
Keterangan : : laki -laki : Perempuan n : klien
† : Meninggal
tinggal serumah
H. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat kesadaran :
a. Kwalitatif :
Compos mentis
b. Kuantitatif :
Respon motorik : 6
Respon Verbal :
5
Respon membuka mata : 4
Jumlah :
15
2. Tanda-tanda Vital
Ø Suhu :
36 7 0C
Ø Nadi :
100 x / mnt
Ø Pernafasan : 24
x / mnt
Ø Tekanan darah : 100 / 60 mmhg
Ø MAP :
80 mmHg
Ø Kesimpulan :
perfusi ginjal dalan keadaan baik
I. Pemeriksaan
Sistematis
1. Kepala
Ø Rambut :
Tampak terlihat bersih
Ø Mata :
Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Ø Hidung :
Tampak terlihat normal, tidak ada kelainan
anatomis, anak dapat mebedakan aroma
Ø Telinga :
Terlihat bersih, dan tidak ada serumen
Ø Mulut dan gigi : gigi
terlihat bersih, bibir terlihat kering, lidah
tidak
kotor
Ø Leher :
terdapat luka bakar
2. Thorak
a. Inspeksi :
bentuk simetris, tidak ada refraksi otot
interkosta,Terdapat luka bakar ± 10 %
b. Palpasi :
Vibrasi merata di semua bagian paru,
c. Perkusi :
sonor di semua bagian paru
d. Auskultasi : Vesikuler
3. Jantung
a. Inspeksi :
ictus Cordis tidak terlihat di ICS 5
b. Palpasi :
ictus Cordis teraba di ICS 5, pada mead
clavikula
( 1 cm )
c. Perkusi :
Redup
d. Auskultasi : rhytme
teratur
4. Abdoment
o
Inspeksi : bentuk datar, kulit
bersih
o
Auskultasi : Bising Usus 12 x / menit
o
Palpasi : tidak ada nyeri
tekan
o
Perkusi : suara Thympani
5. Kulit dan genitalia ekterna :
secara umum kulit terlihat bersih, pada bagian
muka
sebelah kanan, leher, punggung, dan tangan kanan kulit tampak melepuh dan
sebagian berwarna putih.
6. Gerakan ekstermitas :
a. Rentang gerak :
1.
Tangan kiri terpasang
infus
2. Tangan kanan terdapat luka bakar
3. Paha kanan terdapat luka bakar
4. Tungkai kiri bebas
5. Kekuatan otot 5 5
5 5
- Kebiasaan sehari-hari
No
|
Pola aktifitas
|
Di rumah
|
Di Rumah Sakit
|
1
2
3
4
|
Nutrisi
· Frekwensi:
· Jumlah :
· Macam :
· Minum :
Eliminasi
A.
BAK
B.
BAB
ü Frekwensi
ü konsistensi
Istirahat
a.
siang
b. Malam
ü Lama
ü Waktu
Personal
hygiene
ü mandi
ü gosok gigi
ü Keramas
|
· 3 x sehari
· 1 porsi sedang
· tidak ada pantang
· 5 – 7 gls
§ 3-5 x sehari
§ 1 x sehari
§ lembek, kuning / khas
§ jarang
tidur siang
§ 8 jam
§ jam 22.00 – 05.00
§ 2 – 3 x sehari, mandiri
§ 2x sehari, mandiri
§ 2 x seminggu, mandiri
|
§ Makan 3x sehari sesuai dengan pola rumah sakit
§ TKTP
§ 10 – 12 gls
§ 2 – 4 x sehari
§ 1 x sehari kadang 2 hari sekali
§ lembek
§ tidur siang
selama ± 2 jam
§ 8 jam
§ 22.00 – 05.00, malam tidur sering terbangun
§ 2x sehari, dilap dengan air hangat di tempat
tidur dibantu perawat / keluarga
§ 2x sehari dibantu perawat / keluarga
§ belum keramas, karena kondisi yang belum
memungkinkan
|
- Data psikologis ;
F Keadaan emosi :
stabil
F Tingkat kecemasan :
klien terlihat cemas
F Respon klien :
klien selalu menanyakan apakan keadaan kulitnya
akan
kembali normal
- Data sosial :
Menurut
keterangan keluarga klien dapat berhubungan baik dengan semua teman baik di
sekolah maupun dirumah dan klien kooperatif saat dilakukan pengkajian
- Data Spiritual :
Klien
selalu ber istigfar bila terasa sakit
- Pemeriksaan Lab :
No
|
pemeriksaan
|
hasil
|
Nilai normal
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Hb
Leukosi
Trombhosit
Hematokrit
Eritrhosit
Segmen
Limfosit
LED
|
11,5 gr / mm3
4700
98
33
3,8
58
42
20
|
L = 13-16. P
= 12-14
4 – 10 ribu /
ul
150 – 450
ribu / ul
L = 40-48. P
= 37-43
4 – 5 juta /
ul
50 – 70 %
20 – 40 %
L < 10. P < 20
|
- Therapi ;
1.
Infus RL 4 cc x % luka bakar x BB
2.
Amoxan :
3 x 1 gram
3.
Kalmetason : 3 x 1 ampul
4.
Thyamicin :
4 x 250 mg
5.
Trunal :
2 x 1 ampul
6.
Debridement :
dilakukan di ruang O.K
7.
Diet :
TKTP
II.
Analisa Data
No
|
Data senjang
|
Kemungkinan penyebab
|
Masalah
|
1
|
DS :
Klien mengeluh nyeri pada daerah punggung, leher, dada dan paha
kanan. Skala nyeri 6-7 ( skala 1 – 10 )
DO :
Klien tampak meringis,
Tampak terlihat luka bakar di daerah muka sebelah kanan, leher,
punggung, tangan kanan, dan paha kanan
Suhu : 36 7 0C
Nadi
:100x / mnt
Respirasi : 24
x / mnt
TD : 100/70 mmhg
Bb
: 22 kg
|
Nyeri
ã
Cortek cerebri ( dipersepsikan )
ã
Thalamus
ã
Sumsum tulang belakang
ã
Reseptor nyeri pada ujung saraf bebas
ã
Keluar mediator kimia, bradikinin dan
prostagladin
ã
Kerusakan integritas kulit
ã
Cedera termal
|
Nyeri
Risti infeksi
|
2
|
DS
Klien mengatakan “ kulit pada daerah muka sebelah kanan, leher,
punggung, tangan kanan, dan paha kanan melepuh dan sebagian mengelupas
DO
kulit pada daerah muka sebelah kanan, leher, punggung, tangan kanan,
dan paha kanan tampak melepuh dan sebagian mengelupas
kulit terlihat kemerahan dan sebagian berwarna putih
|
Kerusakan integritas kulit
ã
Cedera
termal
|
Kerusakan integritas kulit
|
|
DS
Klien mengatakan “ mulut terasa kering dan haus terus
DO
Membran mukosa terlihat kering
Turgor kulit berkurang
Keadaan umum lemah
|
Terjadi proses epaporasi
ã
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke rongga
interstisial
ã
Kerusakan integritas kulit
ã
Cedera
termal
|
Risiko tinggi defisit volume cairan
|
III.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Nyeri berhubungan
dengan trauma termal
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma termal
3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan proses epaporasi
4. Risiko infeksi berhubungan dengan hilangnya lapisan pelindung kulit
No RM : 038923 Ruangan : Dahlia
Nama :
An “ RMH “ Tanggal : 3 Juni 2005
Tgl
|
Jam
|
No
DP
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
3 / 6
|
|
1
|
Nyeri berhubungan dengan trauma
termal ditandai dengan;
DS
Klien mengeluh nyeri pada muka
kanan, leher, punggung, tangan kanan dan paha kanan
DO
* Klien tampak meringis, skala nyeri 6-7
* Tampak luka bakar di daerah muka kanan, leher,
punggung, tangan kanan dan paha kanan
* Luka combustio di balut verban
* TD : 100 / 60 mmHg
* Nadi : 100 x / menit
* Suhu : 36 7 0C
* Respirasi : 24 x / menit
* Keadaan umum lemah
|
Tupan ;
Nyeri teratasi
Tupen ;
* Nyeri berkurang
* Skala nyeri 2-3
|
Setelah dilakukan intervensi
selama 2 hari, diharapkan :
* Nyeri berkurang
* Skala nyeri 2-3
* Ekspresi wajah tenang
* Klien mampu mengungkapkan tehnik non invasif
untuk mengurangi nyeri
|
Mandiri
* Kaji tingkat nyeri dengan skala 1 – 10
* Jelaskan bahwa nyeri yang dirasakan adalah
kondisi fisiologis
* Kaji pengetahuan klien tentang tehnik non
invasif dalam mengatasi nyeri yang sering dilaku-kan
* Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
* Hati-hati dalam perawatan luka
Kolaborasi
* Kolaborasi dengan dokter untuk pem-berian
analgesi
|
* Nyeri merupakan ke-luhan yang subjektif
* Informasi yang akurat dapat mengurangi kecemasan
klien
* Dengan mengetahui kebiasaan yang sering
dilakukan klien akan memper-mudah menentukan tindakan
* Relaksasi dan distraksi dapat mengurangi nyeri
* Dengan meper-hatikan tehnik aseptik dan
antiseptik meng-hindari terjadinya infeksi sekunder
* Pemberian analgesik yang tepat, menentu kan
efektifitas obat
|
No RM : 038923 Ruangan : Dahlia
Nama :
An “ RMH “ Tanggal : 3 Juni 2005
Tgl
|
Jam
|
No DP
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
16/9
|
|
2
|
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan trauma termal
DS;
Klien
mengatakan “ kulit yang terkena luka
bakar mengelupas dan melepuh “
DO;
§
Kulit pada daerah
muka kanan, leher, punggung, tangan kanan dan paha kanan tampak mengelupas
dan melepuh
§
Kulit yang terkena
luka bakar terlihat kemerahan
|
Tupan ;
Kerusakan integritas
kulit teratasi
Tupen :
Luka tidak
infeksi
|
Setelah
dilakukan inter-vensi selama dua hari, diharapkan :
§
Luka kering
§
Elastisitas kulit
kembali normal
|
§
Kaji tingkat
kerusakan kulit
§
Hindari penjggunaan
obat-obatan yang dapat mengiritasi kulit
§
Rubah posisi tidur
klien sesuai dengan kebutuhan
§
Lakukan perawatan
luka dengan tehnik aseptik dan anti septik
§
Kolaborasi untuk
program terapi
|
§
Untuk mengetahui
tingkat kerusakan kulit dan menentukan tindakan perawatan yang diperlukan
§
Penggunaan zat-zat
yang dapat mengiritasi kulit dapat memperberat tingkat kerusakan kulit
§
Untuk menghindari
penekanan pada daerah luka yang dapat mem-perburuk tingkat kerusakan kulit
§
Tehnik aseptik dan
antiseptik dapat mencegah terjadinya infeksi sekunder
§
Untuk pemberian
terapi yang efektif
|
No comments :
Post a Comment