STARFLAZZ---Kesendirian bukanlah perasaan terburuk, tetapi dikelilingi orang yang ngebuat Loe ngerasa sedirianlah perasaan terburuk. ^_^

Wednesday, 28 August 2013

askep komunitas jiwa

TINJAUAN KASUS

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG



I. IDENTITAS KLIEN :
a. Nama ( initial ) : Tn. U ( L/P )
b. Umur : ± 41 th
c. Tanggal Pengkajian : 20 Oktober 2011
d. Alamat : Desa Gemeksekti, Rt 04 / Rw 03 Kebumen 

II. FAKTOR PREDISPOSISI :
Keluarga klien mengatakan bahwa klien sudah mengalami gangguan jiwa selama ± 15th. Klien merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara. Saat ini klien tinggal dan dirawat di rumah orangtuanya. Klien sudah berkeluarga, memiliki satu istri dan satu anak. Selama klien mengalami gangguan jiwa,klien tidak lagi tinggal bersama istri dan anaknya. Istri klien jarang sekali menjenguk klien di rumah orang tua klien. Keluarga mengatakan klien mengalami gangguan jiwa setelah dia menikah dan memiliki anak. Klien tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehingga menyebabkan dia hanya berdiam diri di kamarnya.

III. PEMERIKSAAN FISIK :

Tanda vital : tidak dapat terkaji
Keluhan Fisik : klien pernah mengalami kecelakaan yang membuat kepalanya sakit karena terbentur mobil.

IV. PSIKOSOSIAL : 
a. Genogram :
Klien merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara. Klien tinggal bersama ibu, kakak pertama dan adiknya. Ayah klien sudah meninggal sejak 10th yang lalu. Ayahnya seorang juragan batik terkenal di desanya dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Sepeniggal ayahnya klien bekerja sebagai buruh genteng. Klien sudah berumah tanggal, memiliki satu istri dan satu anak. Pola asuh keluarga kurang terbuka dibuktikan dengan tidak adanya orang yang diajak bicara dengan klien ketika klien mengalami masalah. Dalam riwayat keluarga terdapat riwayat gangguan jiwa tiga generasi yaitu dari kakek klien, paman klien, klien dan adik klien. Dalam riwayat keluarga mengatakan klien pernah mengalami kecelakaan tertabrak mobil dan kepalanya terbentur.

b. Konsep Diri :

1. Gambaran Diri : tidak dapat terkaji
2. Identitas Diri : tidak dapat terkaji
3. Peran : tidak dapat terkaji
4. Ideal Diri : tidak dapat terkaji
5. Harga Diri : tidak dapat terkaji

c. Hubungan Sosial : 

Klien tidak mau bertemu dengan orang lain. Ketika ada orang yang datang menemuinya, klien langsung pergi atau memposisikan dirinya seperti janin yang sedang tidur. Klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain, baik dengan keluarga maupun orang lain.

d. Spiritual :
Nilai dan keyakinan, klien beragama islam
Kegiatan ibadah, selama mengalami gangguan jiwa klien tidak pernah beribadah.

STATUS MENTAL 

1. Penampilan : penampilan klien sangat kotor, tidak memakai baju,hanya memakai celana yang kotor, tidak pernah mandi, rambut gondrong tidak pernah disisir, berdaki dan bau pesing
2. Pembicaraan : Klien tampak tidak kooperatif, intonasi bicara kecil, tidak bisa memulai pembicaraan, dan kontak mata tidak ada
3. Aktivitas Motorik : termor
4. Alam Perasaan : Kien tampak bingung dan murung 
5. Afek : tumpul
6. Interaksi selama wawancara :Saat interaksi klien tampak tidak koopratif dan saat ditanya klien tidak mau menjawab ataupun memberikan isyarat, ketika perawat akan mendekati klien, klien langsung pergi menjauh.
7. Persepsi : tidak dapat terkaji
8. Proses fikir : tidak dapat terkaji
9. Isi Fikir : tidak dapat terkaji
10. tingkat kesadaran : Klien tampak mondar - mandir, saat ditanya klien hanya diam dan pergi.
11. Memori : tidak dapat terkaji
12. Daya tilik diri : tidak dapat terkaji

MEKANISME KOPING
Keluarga klien mengatakan bahwa klien ketika ada masalah hanya berdiam diri dan tidak mau bertemu orang.

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Tidak dapat terkaji

PENGETAHUAN KURANG TENTANG 

Keluaga belum tahu tentang masalah yang dialami klien
Keluarga belum tahu bagaimana cara merawat klien yang mengalami isolasi social : menarik diri.

ANALISA DATA

NO Tgl /jam DATA MASALAH

20 Oktober 2011
Jam 10.00 WIB
Data Subjektif : 
Keluarga klien mengatakan anaknya suka menyendiri, tidak mau berbicara dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain
Data Objektif : 
Klien tampak menyediri
Klien mengurung diri di kamar
Klien tidak mau bertemu orang 
Klien tidak mau bercakap-cakap
Klien selalu menunduk dan menjauh ketika ada orang yang berusaha mendekati
Isolasi social : menarik diri




20 Oktober 2011

Data Subjektif :
Keluarga klien mengatakan bahwa setelah berumah tangga, klien merasa malu karena bekerja hanya sebagai seorang buruh 
Data Objektif
Kontak mata kurang
Tidak ada insiatif untuk berinteraksi dengan orang lain Gangguan konsep diri : harga diri rendah
20 Oktober 2011

Data Subjektif : 
Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mandi dan malas merawat diri
Data Objektif : 

penampilan klien sangat kotor
klien tidak memakai baju,hanya memakai celana yang kotor
rambut klien gondrong tidak pernah disisir, berdaki dan bau pesing. Deficit perawatan diri

13. ASPEK MEDIS : -

14. THERAFI MADIS :Serenaceliquit 

15. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN. 
Isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Deficit perawatan diri

16. POHON MASALAH 

Deficit perawatan diri ( DPD) ( Efek )

Gangguan persepsi sensori : ( efek )
Halusinasi 



Isolasi social ( ISOS ) (core problem )
: menarik diri



Gangguan konsep diri : 
harga diri rendah (Causa )



mekanisme koping tidak efektif


DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Deficit perawatan diri








IMPLEMENTASI : 

TANGGAL
PENGKAJIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI 
20 Oktober 2011
11.00 WIB – 13.30 WIB Isolasi social : menarik diri SP I pasien :
Membina hubungan saling percaya 
- Menyapa klien dengan ramah 
- Memperkenalkan diri perawat
- Menjelaskan tujuan pertemuan 
- Memberi perhatian dan menerima klien apa adanya 
S : -
O : 
Klien tampak menyendiri, tidak mau diajak berinteraksi, klien tiba2 meninggalkan ruangan
A : SP I belum tercapai
P : 
( K ) Klien diingatkan kembali untuk bertemu dengan perawat dan mengingat nama perawat yang mengajaknya berinteraksi
( P ) mengulang kembali BHSP

22 Oktober 2011
10.00 WIB – 15.30 WIB Isolasi social : menarik diri SP I pasien :
Membina hubungan saling percaya 
- Menyapa klien dengan ramah 
- Menjelaskan tujuan pertemuan 
- Memberi perhatian (membersihkan tempat tidur klien dan member makan siang)dan menerima klien apa adanya 
S : klien mengatakan kepada perawat “ lulus ya mbak”
O: Klien mau menerima makanan yang diberikan perawat,klien menunjukkan ekspresi wajah senang dengan tersenyum dan mau menatap perawat 
A : SP 1 belum tercapai
P :
(K) Klien diingatkan untuk pertemuan selanjutnya
( P ) mengulang kembali BHSP
24 Oktober 2011
11.00 WIB – 13.30 WIB Isolasi social : menarik diri SP I pasien :
Membina hubungan saling percaya 
- Menyapa klien dengan ramah 
- Memperkenalkan diri perawat
- Menjelaskan tujuan pertemuan 
- Memberi perhatian ( memberikan makanan pada klien) dan menerima klien apa adanya 
S : -
O: Klien mau menerima makanan yang diberikan perawat, klien tidak mau berbicara dan berinteraksi, klien lupa dengan nama perawat 
A : SP 1 belum tercapai
P :
(K)Klien diingatkan untuk pertemuan selanjutnya
(P)ulangi BHSP
24 Oktober 2011 Isolasi social : menarik diri SP 1 keluarga :
- Membina hubungan saling percaya
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan pertemuan
- Memberikan penkes tentang masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi social yang dialami pasien
- Menjelaskan cara-cara merawat pasien S : keluarga mengatakan tidak tahu masalah yang dialami anaknya.
Keluarga mengatakan tidak tahu cara merawat klien
Keluarga mengatakan senang diberikan penjelasan tentang yang dialami klien.
O: keluarga tampak mengerti apa yang telah dijelaskan.
Keluarga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat.
A: keluarga mampu mencapai 1 kompetensi
P:
Keluarga: diingatkan kembali tentang Isolasi sosial dan cara merawat klien
Perawat: optimalkan sp I dan lanjutkan sp II

No comments :